Kini langit yang cerah telah berubah menjadi gelap, bintang bintang menghiasi langit dan bulan tampak bersinar pada malam hari
Tok tok tok*
Hening.
Ceklek*
Pintu terbuka, kamar itu tampak gelap
Kian? Dek kamu dimana? (Ucap tammy)
Tammy tak bisa melihat kian berada dimana Dikarenakan kamarnya yg sangat gelap, tammy pun mencoba mencari saklar lampu
Ctek*
Lampu telah hidup, tammy sontak terkejut, melihat adiknya yaitu kian terbaring di lantai yang dingin, ia tampak kedinginan tubuhnya benar benar menggigil, tammy pun menghampiri adiknya itu
Astagfirullahhaladzim kian! Dek kamu kenapa? (Ucap tammy sambil memangku kepala kian)
Dekk! Bangunn kamu kenapa?! (Panik tammy sambil menepuk pipi sang adik)
Manik coklat remaja itu mulai terbuka
K-kakak.. (ucap kian dengan lemas)
Iya ini kakak! Kian kenapa? Kamu sakit, kakak panggilin ibunda sama ayah ya biar kita kerumah sakit (ucap tammy)
Sang empu yg ditanya hanya menggeleng lemah
Tidak apa kak.. kian baik baik aja kok, kian cuman gak enak badan aja.. (ucap kian sembari tersenyum tipis)
Baik baik gimana? Wajah kamu pucat dek, ayo kita ke RS sekarang, sebentar kakak panggilin ayah dulu (ucap tammy)
Tammy yang hendak pergi namun berhenti karena kian memegang pergelangan sang kakak
Kakak.. kian mohon tidak usah kak.. kian baik baik aja kok, nanti juga sembuh kian cuman kecapean aja kok (ucap kian dengan senyuman yang tidak pernah luntur)
Tammy pun menghela nafas panjang
Hahh.. baiklah.. ayo Kakak bantu (ucap tammy sembari membantu kian berdiri dan memapah kian pelan pelan menuju ranjang nya)
Makasih yah kakak.. (ucap kian dengan senyuman bahkan mata nya ikut tersenyum)
Tidak perlu berterimakasih kian, kamu adalah adikku jadi tidak perlu berterimakasih begitu (ucap tammy sambil tersenyum)
Oiya, kian tadi siang belum makan kan? Kakak buatin bubur yah (ucap tammy)
Hm gak usah kak.. kian masih kenyang.. (ucap kian menolak dengan lembut)
Tidak ada penolakan, harus makan kian lagi sakit sekarang istirahatlah kakak buatin bubur terlebih dahulu (ucap tammy dan meninggalkan kian sendiri dikamarnya)
Kian yang menatap kepergian sang kakak hanya tersenyum tipis lagi dan lagi air matanya turun begitu saja, ternyata masih ada yang sayang dan perhatian pada kian yaitu tammy, hanya tammy sendiri yang sayang pada kian, tammy juga sudah mengikhlaskan kepergian adiknya yang pertama yaitu abikara, ia juga tidak menyalahkan kian atas kematian abikara, melainkan itu adalah takdir dari Allah SWT yang tidak bisa dibantah oleh manusia manapun, karena jodoh,rezeki,kematian itu semua sudah diatur oleh Allah SWT
__________________________________________Tok tok tok*
Kian kakak udah bawain buburnya (ucap tammy sembari menaruh semangkuk bubur yang masih hangat di meja sebelah ranjang kian)
Iya kakak makasih yah (ucap kian sambil tersenyum)
Tammy pun mengambil kursi meja belajar kian dan duduk disebelah ranjang kian, tammy mengambil mangkuk berisikan bubur itu mengambilnya sesuap dan menyodorkan kemulut kian
KAMU SEDANG MEMBACA
"Menutupi Luka dengan Senyuman" (END)
Random"Senyuman itu seperti perban, Menutupi luka, Tapi sakitnya masih terasa" *Menebar senyuman dan keceriaan semata hanya ingin menutupi kesedihan yang amat dalam* Moga pada suka ya ^^