Setelah 2 jam lamanya menunggu akhirnya dokter tersebut keluar
Dok bagaimana keadaan anak saya dok (ucap inne dengan raut wajah gelisah)
Baik tenang ya buk, pasien mengalami benturan, kami menemukan adanya robekan kecil di bagian kepala pasien mungkin karena benturan terhadap meja membuat kepala pasien robek (ucap dokter menjelaskan kepada inne)
Tapi apakah kian baik baik saja dok?! (Tanya abikara)
Kondisi pasien stabil, kami sempat melakukan operasi kecil untuk menjahit luka robekan dibagian kepala kian, pasien masih dalam keadaan masih tidak sadarkan dari karena efek dibius jadi biarkan ia istirahat terlebih dahulu (ucap dokter)
Ohya dan juga jangan biarkan pasien mengalami benturan lagi, atau itu akan membuat luka robekan nya makin parah, dan nanti saya akan membuat resep obat nyeri jika pasien mengalami sakit dibagian kepala lagi (jelas dokter)
Baik dok, apakah kami boleh melihat kian dok?(ucap tammy)
Boleh asal jangan terlalu berisik dan menggangu pasien istirahat, kalau begitu saya permisi dulu (ucap dokter)
Iya dok silahkan
Cklek*
Pintu terbuka menampilkan remaja terbaring lemah dengan perban dikepala
Inne duduk disamping brankar kian, menggenggam dan mengusap lembut tangan kian
Sayang.. yang kuat yah?.. bunda yakin kian cepat sembuh.. (ucap inne mengecup tangan kian)
Hahh.. andai ini tak terjadi mungkin kian masih bangun dan tidak tidur begini lagi, ini juga terjadi karena ku.. (ucap abikara menatap lirih kian)
Bukan salahmu.. ini salah ku juga andai aku tidak membesar besarkan kejadian tadi mungkin kian gak gini.. (ucap ridho merasa bersalah)
Sudah sudah.. jangan merasa bersalah begitu, ini sudah terjadi kita hanya bisa berdoa kepada Allah SWT semoga kian tidak kenapa kenapa dan cepat sadarkan diri (ucap tammy)
Bunda..
I-bunda..
Tangan kian yang digenggam oleh inne tiba tiba perlahan bergerak
Kian? Ini ibunda nak..
Bunda..
Mata coklat kian perlahan terbuka, ia menoleh kesamping mendapati sang ibunda tersenyum kepadanya
B-bunda..
Iya nak, ini ibunda.. Alhamdulillah kian sudah sadar (ucap inne masih tersenyum)
Abikara tersenyum lega begitupun tammy dan ridho,kian menatap satu persatu inne, ridho,abikara dan tammy
Kakak..
Iya dek ada apa? (Tanya tammy)
Kian mencoba untuk bangun namun di tahan oleh tammy
Kian mau apa jangan gerak dulu dek (ucap tammy)
Kian memegang kepalanya
Shh k-kepala kian sakit.. k-kian mau duduk (ucap kian masih memegangi kepalanya)
Duh kian tidur dulu nak, kan kepalanya masih sakit tuh (ucap inne)
Humm kian mau duduk.. kian Cape tidur mulu (ucap kian memanyunkan bibirnya)
Abikara berdecak sebal
Ck oh ayolah! Kau baru saja terluka, lalu baru dioperasi! Baru sadarkan diri, terus kau malah minta mau duduk? Dimana otak mu kian! (Bentak abikara)
KAMU SEDANG MEMBACA
"Menutupi Luka dengan Senyuman" (END)
Casuale"Senyuman itu seperti perban, Menutupi luka, Tapi sakitnya masih terasa" *Menebar senyuman dan keceriaan semata hanya ingin menutupi kesedihan yang amat dalam* Moga pada suka ya ^^