"Demam"

139 15 0
                                    

Sore hari, cuaca yang tidak mendukung alias hujan lebat kini terlihat seorang remaja memiliki pipi yang chubby itu kini tengah berlari menerjang hujan yang sangat lebat, sedari tadi ia menunggu. akan tetapi hujan tidak kunjung berhenti mau tidak mau dia terpaksa harus hujan hujanan pulang. Sesampainya dirumah.

Kian: /mengetuk pintu/ assalamualaikum.. B-bibi buka pintunya (ucap kian menggigil yang tengah memeluk tubuhnya itu)
Bibi inem: /membuka pintu/ eh aden! Aden teh kenapa basah basah pulangnya! Aduh aden masuk dulu biar bibi ambilkan handuk yah
Kian: i-iya bi..

Yang nanyain abikara kemana? Abikara pulang lambat dikarenakan ada tugas kelompok dirumah temannya, dan tammy ama ridho kemana? Ridho ama tammy lagi nginep dirumah temennya sedangkan ananda sedang dikantor, kalau inne sedang pergi, oke skip bibi inem datang membawakan handuk beserta teh hangat

Bibi inem: ini den handuk nya
Kian: makasih yah bi..
Bibi inem: nih den sekalian teh nya diminum biar tubuh aden gak kedinginan lagi
Kian: iya bi..
Bibi inem: yaudah aden sekarang kekamar lalu mandi dan ganti baju ya den supaya aden gak sakit nantinya

Kian hanya mengangguk pelan dan pergi menuju kekamarnya, skip setelah mandi dan ganti baju kini kian tengah mengistirahatkan tubuhnya

Kian: hmn tidur sebentar tidak apa apa kan?.. (kian menarik selimut tebal nya sampai ke dada dan mulai tertidur)

Tak lama kemudian inne telah pulang dan juga ananda, lantas ananda memanggil bibi inem alias pembantu nya mereka menanyakan apakah anak mereka sudah pulang

Ananda(ayah): bi anak anak apakah sudah pulang bi?
Bibi inem: aden kian teh sudah pulang dari tadi pak kalau aden abikara belum pulang katanya bakal lambat pulang soalnya aden abikara ada tugas kelompok
Ananda(ayah): ohh begitu kalau gitu kian mana bi?
Bibi inem: aden kian sedang istirahat dikamar nya pak tadi aden kian pulang dalam keadaan basah dan menggigil sepertinya aden kian akan terkena demam deh pak
Inne(bunda): apa bi! Kian hujan hujanan?!
Bibi inem: iya buk tadi aden kian juga wajah nya pucat banget buk
Inne(bunda): astagfirullah kian.. Kalau gitu makasih yah bi udh ngasih tau, kalau gitu saya keatas dulu ya bi mau ngeliat keadaan kian
Bibi inem: iya buk silahkan

Inne dan ananda pun pergi kekamar kian untuk mengechek keadaan kian

Inne: /mengetuk pintu/ assalamualaikum kian.. Nak apa bunda boleh masuk?

Hening hampir tidak ada suara,bahkan hanya tetesan air hujan saja yang terdengar

Ananda(ayah): kian sayang kamu gapapa nak?

Tetap saja tidak ada suara. Yaiyalah orang pemilik kamarnya aje lagi turu. /plak/ digampar kian aowaowk gaje dh lanjut.

Ananda dan inne pun mulai cemas dan langsung masuk kedalam kamar kian, inne dan ananda memerhatikan wajah pucat kian yang kini tidur sangat lelap, inne pun duduk disamping kian sembari mengelus kepala kian, inne pun tersenyum

Inne: nyenyak sekali tidur mu nak.. (ucap inne sambil mengelus kepala kian dengan lembut)

Kian yang merasa gelisah pun mulai terbangun

Kian: ugh.. Hmn.. B-bunda? (ujar kian dengan suara serak nya) bunda sudah pulang?..
Inne(bunda): iya sayang.. kian, maaf yah bunda jadi membangunkan mu
Kian: hm tidak apa bunda.. Ah ayah? Ayah juga sudah pulang?..
Ananda(ayah): iya ayah baru pulang..
Kian hanya mengangguk paham kini kepalanya sakit sekali serasa mau pecah, badan nya yang terasa remuk dan juga tenggorokan nya yang kering

Inne yang heran kenapa anaknya diam saja pun mulai bertanya
Inne(bunda): kian sayang.. Nak kamu gapapa?.. Kamu sakit hm?
Kian: /menggeleng/ tidak bunda.. Aku tidak apa apa..
Inne(bunda): tapi wajah kamu pucat banget nak.. Tadi kamu hujan hujanan juga kan?
Kian: iya bunda..
inne menempelkan tangannya ke dahi kian berniat mengechek apakah kian terkena demam atau tidak dan benar saja kini tubuh anaknya itu terasa hangat sekali

"Menutupi Luka dengan Senyuman" (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang