Astagfirullah kian!
Kian! Dek bangun dek! Ya Allah tubuh kian dingin sekali (ucap abikara memangku kepala kian dan menepuk pipi kian)
Dek bangun! Astagfirullah.. kak tammy! Kak!!
Tammy yang mendengar teriakan abikara dari dalam kamarnya pun langsung keluar dan menuju kekamar kian
Sesampainya..
Astagfirullahhaladzim kian! Ada apa dengan kian abikara?! (Panik tammy)
Gak tau kak tadi abikara mau keluar dari kamar kian pas pintu kebuka kian tiba tiba aja langsung tumbang, dan tubuhnya dingin banget kak! (Jelas abikara)
Ya Allah dek! Yaudah sekarang kita harus bawa kian ke RS takutnya kenapa kenapa (ucap tammy)
Iya kak! (Ucap abikara)
Skip di RS
Tammy sedang berjalan mondar mandir dia terlihat gelisah begitu juga dengan abikara yang duduk dengan wajah gelisah, tak lama kemudian inne,ananda sampai di RS
Kak? Siapa yang sakit kak? (Tanya inne)
Hiks.. bunda.. (tammy sudah tidak bisa menahan diri untuk tidak menangis ia segera memeluk inne erat sambil terisak Isak)
Iya kak ini ibunda.. ada apa sayang? (Tanya inne sembari mengelus punggung tammy)
Hikss bunda.. kian..
Iya sayang kenapa kian kenapa hm? (Tanya inne dengan nada lembut)
Tak lama kemudian pria berjas putih dengan kacamata yang bertengger di hidung nya pun keluar dari ruangan
Permisi, dengan keluarga pasien atas nama kian?
Ya dokter kami orang tuanya (ucap inne)
Hiks dokter.. gimana keadaan adik saya dok hiks.. dia baik baik aja kan dok? (Ucap tammy yg masih menangis)
Tenang dulu ya biar saya jelaskan, pasien sempat kejang kejang tapi kami sudah memberikan suntikan penenang, pasien masih dalam keadaan kritis (ucap dokter tersebut)
Hiks dok sebenarnya adik saya sakit apa dok! Adik saya masih bisa selamat kan dok! (Racau tammy)
Kak tenang kakak kian pasti baik baik aja (ucap inne yg sedang menenangkan tammy)
Hahh.. kalau itu mari kita berserah diri kepada Allah SWT semoga pasien kian cepat siuman dan pulih kembali (ucap dokter tersebut)
Kami boleh jenguk kian gak dok? (Tanya abikara)
Boleh pasien boleh dijenguk akan tetapi jangan beramai ramai, hanya diperbolehkan 2 orang saja (ucap dokter)
Baik dok, terimakasih ya dok (ucap inne)
Sama sama, kalau begitu saya permisi terlebih dahulu (ucap dokter)
Iya dok (all)
Diruangan kian
Seorang remaja berkulit putih namun tampan itu kini terbaring lemah dengan infusan dan selang oksigen yang terpasang di hidungnya, remaja itu tampak tenang, mata coklat yang indah itu kini tertutup rapat, tidak ada tanda tanda jika remaja itu akan bangun
Tess.. Tess..Tess
Abikara tiba tiba menetes kan air mata ketika melihat keadaan kian, abikara berjalan mendekati brankar kian lalu duduk disamping kian, ia menyentuh tangan kian dan mengusapnya dengan lembut
Dek.. kakak Dateng.. kian gak mau ngeliat kakak?.. h-hehe kian tidurnya nyenyak banget yah? S-sampai sampai gak mau berjumpa denganku?.. (ucap abikara terisak Isak, ia mengecup tangan kian dan mengelus kepala kian)
KAMU SEDANG MEMBACA
"Menutupi Luka dengan Senyuman" (END)
Random"Senyuman itu seperti perban, Menutupi luka, Tapi sakitnya masih terasa" *Menebar senyuman dan keceriaan semata hanya ingin menutupi kesedihan yang amat dalam* Moga pada suka ya ^^