Suara langkah kaki terdengar.
Cklekk*
Pintu terbukaKian! Kakak mu yang paling ganteng Dateng!
Astagfirullah ya Allah kak.. kak ridho minimal masuk tu ucap assalamualaikum kek, kaget tau (ucap kian mengelus dadanya karena kaget)
Hehe iya maaf yak
Adek kakak! Huhu kakak kangenn (ucap tammy berlari memeluk kian)
Ekhem.
Jadi aku diabaikan aja ni? (Tanya abikara sembari bersedekap dada)
Heheh hai adikku yang ganteng apa kabar (ucap ridho menepuk pundak abikara)
Hihi hi idikki ying ginting ipi kibir (ejek abikara dengan mulut ia cibirkan)
Kian tertawa melihat abikara
Dih kok gitu ngomong nya, ngejek ya? (Tanya ridho)
Dih kik giti ngimingnyi ngijik yi (ucap abikara menirukan kata kata ridho tadi)
Kian semakin tertawa terbahak bahak melihat kakak nya mengejek dengan mulut yang ia maju majukan, tammy hanya bisa tersenyum sambil menahan ketawa takut di marahin abikara
Wah ngajak gelud ni anak (ucap ridho yang udah sedia memukul abikara)
Apa mo betumbuk? Tumbuk lah Ndak takut aku (ucap abikara sambil menepuk nepuk pipinya)
Tammy yang sadar dengan perban yang melilit ditangan abikara pun lantas bertanya
Hm dek? Itu tangan kamu kenapa kok diperban? (Tanya tammy)
Ridho lantas melirik tangan abikara
Loh iya tangan kamu kenapa? (Ucap ridho yang hendak menyentuh tangan abikara)
Namun ditepis oleh abikara
Gak kok gapapa, luka kecil ini gara gara kepeleset tadi (ucap abikara sambil cengengesan)
Hm gak. Kakak gak percaya, bawa sini tangan kamu kakak mau liat seberapa besar lukanya. (Ucap ridho meraih tangan abikara)
Gapapa kok udah baikan dan gak sakit lagi hehe (tolak abikara)
Namun di acuhkan oleh ridho
Abikara yang panik pun menjauhkan tangannya namun ditahan oleh ridho,mencengkram tangan abikara yg diperbanArgh!
Suara rintihan terdengar jelas, abikara meringis kesakitan
Kakak!
Tuhkan. Gak mungkin gak sakit, orang tu perban lumayan tebal (ucap ridho)
Bawa sini tu tangan cepet. (Ucap ridho lagi)
Tapi kak ini ud-
Sini!
Abikara memberikan tangannya, ridho pun mengambil gunting dan memotong perban tersebut dan membukanya
Ridho, tammy dan kian terkejut melihat luka serta sobekan besar di punggung tangan abikara
Tuhkan! Gak mungkin luka kecil abikara! Kenapa bisa begini, apa yang sudah kamu lakuin dek?! (Ucap ridho)
K-kakak..
Abikara memalingkan wajahnya
Kak.. jawab kak.. (ucap kian)
Abikara masih diam tak bergeming
Kakak! Tatap kian! Jawab Kakak! Hikss.. (ucap kian, air mata nya pun menetes)
Abikara menatap kian yang mulai menetes kan air mata, abikara sakit, ia sakit melihat kian menangis seperti itu
KAMU SEDANG MEMBACA
"Menutupi Luka dengan Senyuman" (END)
Random"Senyuman itu seperti perban, Menutupi luka, Tapi sakitnya masih terasa" *Menebar senyuman dan keceriaan semata hanya ingin menutupi kesedihan yang amat dalam* Moga pada suka ya ^^