12

17 0 0
                                    

Kale bukan tak pernah menyentuh wanita. Bohong jika selama 40 tahun hidup dan memasuki usia dewasa,Kale belum pernah merasakan tidur dengan perempuan. Mantan pacarnya yang adalah ibu dari Vanessa yang seorang janda kala itu yang mengajarkan Kale tentang kehidupan seksual.

Itu sudah lama sekali. Pertama kali Kale melakukan hubungan seksual saat ia masih SMA dengan mantan kekasihnya yang menyebabkan dia hidup dalam penderitaan, terbuang dan di musuhi.

Kini di hadapannya berdiri seorang wanita cantik sedang melingkarkan tangannya di pinggang Kale.

Jakun Kale naik turun menatap manik mata Agatha, wajah cantik yang sempurna itu menatap Kale dengan sendu.

Kale mengusap anak rambut yang ada di kening Agatha. Ia mengusap pipi hangat milik Agatha dengan hati-hati, gadis itu memejamkan matanya. Nafas Kale memburu, tangan kirinya yang sedang berada di punggung Agatha nyaris gemetar.

Kale melawan egonya, melawan ketakutannya, ia mengecup kening Agatha lembut dan lama. Ia mendekap tubuh ramping itu erat. Ia merasakan perasaan lega luar biasa bisa memeluk Agatha dengan penuh kesadaran. Gadis itu memeluk balik Kale dengan erat juga.

Kale melepaskan pelukannya, Agatha tersenyum.

"Jangan bilang kamu nggak suka aku." Gadis itu mengusap punggung Kale. Pria itu mengulum senyumnya tanpa menjawab.

Kale menunduk, mengecup bibir Agatha. Sontak saja tubuh gadis itu menegang dan meyakinkan Kale jika dirinya lah orang pertama yang menyentuh bibir ranum itu. Kale melepaskan kecupannya, ia menatap wajah Agatha yang memerah.

Kale menarik pinggang Agatha hingga gadis itu memekik, ia menyambar bibir Agatha melumatnya lembut, ia menuntun Agatha supaya membuka celah bibirnya, gadis itu menurut dan kini lidah Kale menelusuri setiap rongga mulut Agatha. Dengkul Agatha lemas, ciuman Kale memabukkan baginya. Ia belum pernah berciuman.

Kale melepaskan ciumannya hanya untuk memberikan kesempatan pada Agatha supaya meraup oksigen.

Kale mengusap bibir Agatha dengan lembut. Gadis itu tersenyum.

Kale mendongak dan memejamkan matanya. Ia baru sadar sudah berciuman dengan Agatha.

"Maaf..." Kale mendekap Agatha.

"Kenapa minta maaf?" Agatha bertanya.

"Aku gak bisa nahan diri." Kale menghirup aroma rambut Agatha yang wangi dan membuatnya nyaman.

Agatha terkekeh.

"Aku udah dewasa kok." Agatha melepaskan pelukannya dan mendongak menatap Kale.

Pria itu menatap Agatha dengan gairah yang membumbung tinggi.

Agatha menyambar bibir Kale dan dengan cepat ia menarik kaos oblong yang sedang ia kenakan. Kale linglung dan membeku ketika Agatha melompat ke pangkuannya, untuk ukuran tubuh Agatha yang ramping rupanya tak berpengaruh besar pada keseimbangan tubuh Kale. Pria itu menahan pinggul Agatha dengan kedua tangannya yang di tautkan. Tubuh Agatha menempel padanya dan jelas hanya berbalut bra hitam dan celana pendek. Agatha masih menguasai serangannya pada Kale, gadis itu rupanya memiliki gairah yang sama tingginya dengan Kale. Kale mengerang ketika ciuman Agatha pindah ke leher kokoh Kale, pria itu hampir hilang keseimbangan.

Agatha semakin menggila di pangkuan Kale, kakinya menyilang mengunci tubuh Kale dengan erat.

"Agatha, you--- we need to stop or you'll regret it." Bisik Kale.

"Nope!" Bisik Agatha.

Gadis itu menjilat leher Kale, kini Kale tak berfikir lagi. Ia membawa Agatha ke kasur nya tak lupa ia mengunci kamar terlebih dahulu.

BIASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang