Relasi Rasa 9

1.7K 97 5
                                    

السلام عليكم

•••

Rasa insecure mu akan terus menghantuimu saat tak ada lagi rasa syukur dari dalam diri mu

~Baihaqi Albara Kabir~

•••

Malam kian melarut menyisahkan suasana yang kian dingin, lalu angin pun berhembus kencang menyapu dan membelai wajah seseorang yang sekarang ini tengah duduk di halaman depan teras rumah.

Tak terasa waktu terus bertambah, sudah setengah jam ia duduk di kursi teras. Dingin angin malam terus saja menusuk kulitnya. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.

Saat hendak menutup kembali pintu utama, ia di kagetkan dengan kemunculan sosok adiknya, siapa lagi kalau bukan Balqist.

"Abang, abis kemana sampai pulang larut gini?" Tanya Balqist mencurigai.

"Dari depan," jawab Gus Haqi setengah-setengah.

"Depan mana Abang?" Tanya Balqist berusaha sabar menghadapi Abang nya yang kaku ini.

"Kamu nggak tidur hm?" Bukannya membalas pertanyaan, Gus Haqi malah melemparkan pertanyaan lagi pada Balqist.

"Abang kok malah balik nanya sih, jawab dulu pertanyaan aku," pinta Balqist sambil tangannya yang bersedekap di dada.

Gus Haqi tersenyum geli, rupanya adik perempuannya ini sedang mengambek, ia lantas menarik lembut jari jemari tangan Balqist untuk ikut duduk di sofa ruang tamu.

"Lepas Abang!"

"Maaf ya Abang buat kamu marah atau mungkin khawatir sama Abang, oh ya adik Abang yang paling cantik ini mau kan maafin Abang hm?" Ucap Gus Haqi meminta maaf di Sertai godaan di akhir ucapannya.

"Jawab dulu pertanyaan aku!" Ucap Balqist masih dengan hati yang kesal, ia pun tak menatap Gus Haqi.

"Sini bentar," ucap Gus Haqi sembari tangannya menggapai tangan Balqist lembut, lantas ia langsung mengelus punggung tangan Balqist lalu tersenyum.

Balqist yang mendapat sentuhan itu mau tidak mau harus menatap Gus Haqi yang masih tersenyum melihat dirinya.

"Kenapa Abang jadi liatin Balqist sih!" Ucap Balqist masih dengan nada tak bersahabat.

"Tuhkan bukanya di jawab Abang malah diem aja. Di tanya Balqist abis dari mana malah balik nanya, katanya tadi sebelum pulang acara Hadroh mau balik cepet eh ternyata Balqist tungguin malah ngga pulang-pulang, mana Sampai larut gini, di telepon ngga di angkat, gimana gak buat orang nggak khawatir sih," sambung Balqist mengomeli Gus Haqi dengan mata yang menyorot sinis ke arah Gus Haqi. Gus Haqi memang sengaja tidak membalas ucapan sang adik karena ia mau Balqist mengeluarkan segala unek-uneknya untuk meredakan amarahnya.

"Udah marahnya hm?" Tanya Gus Haqi, seraya mendekat kan posisi duduknya agar lebih dekat dengan Balqist.

"Balqist coba ikutin ucapan Abang ya," sambung Gus Haqi meminta Balqist agar mengikuti ucapannya. Dengan berat hati Balqist mengikuti karena ia tidak mau membantah sang Abang.

"Allhumaghfirlii dzanbi, wa adzhib ghaizha qalbi, wa ajirni minas syaithan. Coba ulangi doa Abang sekarang."

"Allhumaghfirlii dzanbi, wa adzhib ghaizha qalbi, wa ajirni minas syaithan." Ulang Balqist masih bingung dengan doa yang di suruh oleh abangnya itu, namun tak urung ia mau melakukannya dan ajaibnya hati nya kini merasakan ketenangan setelah membaca doa itu, tidak ada lagi rasa kesal dan amarah yang sempat bercampur di dalam hatinya.

"Sudah lebih baik sekarang? Kamu tahu tadi doa apa?" Tanya Gus Haqi seraya merentangkan kedua tangannya menyuruh agar Balqist masuk ke dalam pelukannya.

Balqist dengan senang hati langsung memeluk Gus Haqi, kepalanya ia sandarkan pada dada bidang sang Abang, entahlah pelukan sang Abang menurut Balqist merupakan pelukan ternyaman.

Gus Haqi lalu mengusap-usap lembut kepala Balqist, "Balqist dengar kan ucapan Abang hm?"

"Balqist udah jauh lebih baik sekarang setelah Balqist membaca doa yang Abang suruh, emang tadi doa apa Abang?"

"Alhamdulillah syukurlah, itu tadi adalah doa meredam amarah yang artinya 'ya Allah ampunilah dosa ku, hilangkanlah kemarahan hatiku, dan lindungilah aku dari syaitan' sudah paham kan sekarang? Kalau Balqist sedang marah, kesel, emosi Balqist baca aja doa ini insya Allah hati Balqist jadi tenang," nasihat Gus Haqi lalu mengeratkan pelukannya sesekali mengecup kening Balqist.

"Jadi mau kan maafin Abang hm?"

"Iya Balqist udah maafin Abang kok, toh kata Abang kita harus jadi seseorang yang pemaaf kan?"

"Masya Allah iya benar, jadi jikalau ada orang yang menyakiti kita, ada orang yang mendzalimi kita, ada orang yang menghianati kita, ada orang yang mengecewakan kita, ada orang yang menggores luka perasaan di hati kita, itu sengaja! Agar apa? Agar kemudian Allah titipkan pahala kepada kita, pahala yang seperti apa? Yaitu pahala memaafkan, jadi nggak apa-apa kalo ada orang yang menyakiti kita, melukai perasaan kita, Karena Allah sedang menyiapkan pahala kepada kita, cukup kita doakan mereka yang menyakiti agar bertaubat lalu maafkanlah dengan ikhlas,"

"Bang Haqi Masya Allah banget, aku jadi insecure sama Abang deh,"

"Gini nih kambuh penyakit perempuan, penyakit ini yang mampu bikin hidup kita nggak bahagia, bukan hanya penyakit insecure penyakit overthinking juga ikutan, kamu tau nggak dek arti dari kata insecure? Insecure itu rendah diri, jadi janganlah kamu rendah diri dengan hidup, karena Allah menciptakan kita dengan banyak kelebihan, dan Jangan pernah kita membandingkan diri kita dengan diri orang lain, karena Allah telah menciptakan kita sudah sesuai dengan porsinya masing-masing, jadi fokus dengan kelebihan mu bukan fokus dengan kekurangan mu,"

"Lalu ada juga overthinking, itu juga penyakit yang membuat kita menyalahkan diri kita sendiri, penyakit yang menyebabkan hilangnya rasa percaya diri kita, penyakit yang mampu menimbulkan pikiran yang negatif, maka dari itu overthinking kan artinya berpikir secara berlebihan dan di jelaskan dalam Al Qur'an bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu pasti buruk, jadi buat para perempuan hindari dua penyakit ini, ayo sama-sama bersyukur atas kenikmatan yang sudah Allah beri, paham dek?"

"Udah Abang, Balqist ngantuk."

🧕👳

Waalaikumsalam

Kapan-kapan lagi, bye

RELASI RASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang