Relasi Rasa 27

1.8K 92 4
                                    

السلام عليكم

Tenang Aamiin mu sedang dalam antrian, untuk setiap tetes air mata yang menetes, yang selalu membuat dadamu sesak serta kedua mata mu sembab, ketahuilah tidak ada doa yang Allah biarkan tidak terwujud

•••

sejauh apapun takdir membawamu, saat kamu terjatuh karena manusia selalu pastikan bahwa dirimu akan bangkit karena Allah

~Gus Baihaqi Albara Kabir~

•••

Pagi harinya saat Gus Haqi pulang dari masjid sekitar pukul tujuh pagi ia melihat Balqist yang entah sejak kapan duduk di gazebo depan Ndalem.

Terlihat Balqist yang sedang menatap lurus dengan pandangan kosong, Gus Haqi yang melihatnya segera bergegas menghampiri.

"Assalamualaikum Dek," salam Gus Haqi yang tidak di gubris oleh Balqist.

Gus Haqi menghela nafas, saat salamnya tidak dijawab lantas ia mengucapkan sekali lagi namun sekarang dengan tangan mengelus puncak kepala Balqist lembut.

"Assalamualaikum sayang." Salam Gus Haqi dan benar saja Balqist terusik dan menoleh terkejut menatapnya.

"Waalaikumsalam Abang, ngaggetin aja." Jawab Balqist yang reflek ingin memukul lengan Gus Haqi tapi tak kena.

"Kenapa hm? Kok pagi-pagi melamun?" Tanya Gus Haqi lalu ikut bergabung duduk di samping sang adek.

"Nggak apa-apa." Jawab Balqist lalu kembali ke aktivitas sebelumnya, melamun.

"Jangan bohong sama Abang dek," Balqist menoleh menghadap Gus Haqi dengan mata berkaca-kaca.

Lalu ia segera menunduk tak mau terlihat menyedihkan di depan sang Abang, Gus Haqi yang melihat itu lantas mengulurkan tangannya mengangkat dagu Balqist guna mendongak.

"Jangan nangis." Ucap Gus Haqi sembari menghapus air mata yang menetes di pipi Balqist.

"Bang, nyatanya seberapa besar niat Balqsit untuk menjauh dan menghindar tapi mengapa rasa sakit itulah yang selalu mendekat."

"Ada Allah sayang, Allah adalah sebaik-baiknya tempat mengadu, cukup kamu bersujud tanpa perlu mengatakan apa-apa, Dia tau apa yang menjadi masalahmu, Dia tidak akan berkomentar, Dia hanya mendengar dan tiba-tiba di kemudian hari dia memberi solusi tanpa kita sadari."

"Di patahkan oleh manusia, di perbaiki oleh Allah."
Di kecewakan oleh manusia, dipulihkan oleh Allah.
Di sakiti oleh manusia, di sembuhkan oleh Allah." Ucap Balqist terkesan.

"Cinta seperti apa yang engkau berikan kepadaku ya Rabb? Apakah diri ini pantas mendapatkan cinta sebesar itu? Maafkan aku yang terlalu jauh dari-Mu, bantu aku memperbaiki apa yang rusak dalam hatiku, dan kembalikan aku ke jalan-Mu dengan baik. Aamiin." Sambung Balqist yang di Aamiini Gus Haqi.

"Tenang Aamiin mu sedang dalam antrian, untuk setiap tetes air mata yang menetes, yang selalu membuat dadamu sesak serta kedua mata mu sembab, ketahuilah tidak ada doa yang Allah biarkan tidak terwujud sayang." Ucap Gus Haqi menenangkan sembari mendekap tubuh adeknya.

"Syukron Abang udah selalu ada buat Balqist walaupun Abang sudah nikah."

"Abang akan selalu ada buat kamu sayang, sejauh apapun takdir membawamu, saat kamu terjatuh karena manusia selalu pastikan bahwa dirimu akan bangkit karena Allah ya Dek." Ucap Gus Haqi yang di angguki Balqist.

Acara berpeluk itu terus berlanjut hingga datang suara seseorang yang membuat mereka menguraikan pelukan.

"Assalamualaikum." Salam Ustadzah Liana yang datang menghampiri sepasang adik kakak yang sedang berpelukan.

RELASI RASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang