Relasi Rasa 26

1.6K 74 11
                                    


السلام عليكم

Sekuat- kuatnya orang menyimpan luka, mereka juga akan bertemu dengan waktu dimana hanya air mata lah yang akan menjadi penawarnya.

~Ustadz Ahmad Malik Mudzaffar~

Dari sekian banyaknya kesalahan, yang paling telak adalah ketika aku berjanji ingin jadi lebih baik lagi dari hari kemarin, akan tetapi hari ini masih sama. Mungkin awal hijrah ku memang berat, tapi tak ku sangka Istiqomah ku jauh lebih berat.

~Balqist Anggita Ralaela~

Allah selalu dekat tapi kita saja yang seringkali menjauh.

~Ahmad Malik Mudzaffar~

•••

Terlihat dari atas undakan tangga berdiri seorang perempuan yang tengah menangis seraya memukul-mukul kan dadanya yang terasa sesak.

"Ya Allah mengapa sesakit ini?" Lirihnya tidak berhenti menangis.

Ustadz Ahmad yang tidak sengaja melihat seseorang yang berdiri tidak jauh dengan posisinya dan mendengar suara Isak tangisan seseorang itupun berniat menghampiri.

"Ya Allah jika sebelumnya aku meminta takdir bersamanya kali ini izinkan aku meminta untuk di ikhlaskan melepasnya, hapuskan semua ingatan serta rasa pengharapan ku kepadanya, yakinkan aku bahwa tak bersamanya pun akan baik seperti sediakala." Ucap seseorang itu dengan masih sesenggukan.

"Ning Ambar?" Panggil Ustadz Ahmad ragu-ragu takut salah orang, namun keraguan itu sirna tatkala seseorang yang ia panggil menoleh menatap dirinya.

"Ahmad?" Ucap seseorang yang di sebut Ning Ambar oleh Ustadz Ahmad.

"Nggih Ning ini saya, Ning Ambar kenapa nangis?" Tanya Ustadz Ahmad berpura-pura tidak tau padahal ia sudah mendengar semuanya.

"Ah, ini saya kelilipan." Dusta Ning Ambar sembari telapak tangannya mengelap air matanya.

"Lain kali jangan lupa meminta untuk di pertemukan dengan versi terbaik menurut Allah, karena sejatinya Allah tak pernah salah menaruh takdir pada setiap hambanya Ning." Ucap Ustadz Ahmad.

"Kamu dengar apa yang saya ucapkan?"

"Maaf jika saya lancang Ning, saya tidak sengaja mendengar panjatan doamu." Ucap Ustadz Ahmad masih menunduk namun diliputi rasa bersalahnya.

"Tidak apa-apa, yasudah kalau begitu saya pamit ya. Assalamualaikum ustadz Ahmad." Pamit Ning Ambar cepat.

"Jangan menghindar Ning, saya tau perasaan mu saat ini, sungguh memang terasa sangat menyakitkan untuk mu, oleh karena itu saya mohon jangan pernah menghukum dirimu untuk selalu bisa tegar namun kenyataannya hati mu terluka"

"Sekuat-kuatnya orang menyimpan luka, mereka juga akan bertemu dengan waktu dimana hanya air mata lah yang akan menjadi penawarnya." Sambung Ustadz Ahmad dan itu sukses membuat Ning Ambar berhenti melangkah.

"Bukan urusan kamu Ustadz Ahmad!" Ucap Ning Ambar mengeraskan suaranya tapi terdengar bergetar.

"Jangan sok berlagak kuat! Jika menyembuhkan luka diri sendiri saja kamu belum mampu!"

Tess

Pada akhirnya air mata itu lolos dari pelupuk mata Ning Ambar yang menggenang, Ustadz Ahmad berjalan menghampiri Ning Ambar.

Melihat punggung Ning Ambar yang bergetar Ustadz Ahmad jadi merasa iba, ia tau betapa kecewanya hati beliau.

"Bagaimana bisa lelaki dengan tampang setenang itu, dengan ibadahnya yang tak pernah lalai bahkan tutur kata yang lembut, bisa-bisanya menorehkan luka sedalam ini Ustadz Ahmad!" Ucap Ning Ambar seraya membalikkan badannya dengan air mata yang bercucuran.

RELASI RASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang