Relasi Rasa 30

1.5K 77 4
                                    

السلام عليكم

•••

Dari pada aku lelah dan terjatuh mengejar langit, lebih baik aku berbaring menatap keindahannya saja.

~by: author gfv~

•••

Tak terasa bulan demi bulan, hari demi hari sudah terlawati oleh pasangan Gus Haqi dan Ustadzah Liana, tepatnya hari ini usia pernikahan mereka genap yang ke enam bulan.

Kehidupan mereka berjalan sangat baik tidak ada permalasahan apapun hanya ada masalah kecil seperti Ustadzah Liana yang sering kali ngambek, marah, dan itu semua permasalahan kecil yang bisa di atasi oleh Gus Haqi.

Malam ini sepasang suami istri itu tengah menikmati momen berdua, dengan Gus Haqi yang tengah melantunkan sholawat serta Ustadzah Liana yang tengah berbaring di pangkuan sang suami.

Usapan lembut Gus Haqi pada rambutnya yang tertutupi hijab sungguh terasa nyaman, hingga berulang kali Ustadzah Liana di buat terpejam karena usapan lembut itu.

"Sayang, bangun yuk." Panggil Gus Haqi dengan lembut disertai kecupan berulang kali di kening Ustadzah Liana.

Tak kunjung bangun Gus Haqi lagi dan lagi mencium Ustadzah Liana, tapi sekarang bukan lagi di kening melainkan di pipi, terakhir ia menggesek-gesekkan hidung mancungnya ke hidung milik sang istri.

"Bangun ya zawjati," benar saja setelah itu ustadzah Liana bangun, matanya mendongak melihat wajah tampan Gus Haqi.

"Udah selesai sholawatan nya?" Tanya Ustadzah Liana sembari bangun dari posisinya.

"Nyaman banget kayanya sampai ketiduran gini," ucap Gus Haqi di sertai kekehan.

"Iya mas, suara kamu merdu banget jadi tidur deh." Jawab Ustadzah Liana lalu melempar senyuman manisnya untuk Gus Haqi.

"Bisa aja kamu, udah sekarang kita wudhu ya."

"Loh kok wudhu mas? Katanya mau setoran." Bingung Ustadzah Liana.

"Nanti lagi kasian istrinya mas ngantuk banget kayanya." Ucap Gus Haqi sembari mengusap pipi chubby milik Ustadzah Liana.

Ustadzah Liana hampir saja teriak karena perlakuan manis Gus Haqi, tapi dari pada malu teriak di depan Gus Haqi mending ia tahan saja rasa saltingannya.

Namun mau seberapapun usaha Ustadzah Liana menutupi rasa saltingnya, ia tak bisa mengelak dari Gus Haqi yang melihat rona merah menghiasi pipi istrinya.

"Mas heran deh kenapa pipi kamu sering tiba-tiba memerah?" Tanya Gus Haqi yang berniat menggoda Ustadzah Liana, dan benar saja Ustadzah Liana langsung meraba pipinya, Gus Haqi yang tidak kuat menahan rasa gemasnya pun tersenyum sangat manis.

"Mas jangan senyum!"

"Piye toh sayang, kenapa ndak boleh senyum hm?" Goda Gus Haqi yang semakin melebarkan senyumannya hingga terlihat lesung pipi di kedua pipinya.

"Lesungnya itu loh."

"Mas manis hm? Atau lesungnya gede sebelah?"

"Iya saking manisnya gula sampe kalah sama mas." Ucap Ustadzah Liana yang membuat Gus Haqi tak melunturkan senyumannya.

"Tapi senyum mas akan kalah sama yang lebih manis di depan mas sekarang." Goda Gus Haqi yang sudah beberapa kali hingga terakhir ia mencuri ciuman di pipi Ustadzah Liana.

"MAS HAQI!!" Pekik ustadzah Liana saat Gus Haqi malah melarikan diri masuk ke kamar mandi.

"DALEM SAYANG." Pekik Gus Haqi juga yang menyembulkan kepalanya di balik pintu.

RELASI RASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang