Relasi Rasa 20

1.6K 83 18
                                    

السلام عليكم

•••

Mencintai bukan hanya perihal sabar tetapi juga sadar, tak perlu memaksa ataupun tergesa, Jika memang milikmu tak akan kemana.

by~Liana Almyra~

•••

Setelah mengobati lukanya Ustadzah Liana bergegas kembali ke asrama mengerjakan aktivitasnya semula, dikarenakan sudah menjelang sore Ustadzah Liana berniat untuk menuju dapur pesantren guna membantu para pemasak disana, pesantren ini tergolong pesantren modern dengan bangunannya yang khas berbahan kayu, serta lingkungannya masih asri dan hijau akan tumbuhan.

Pesantren ini terletak di antara perbatasan antara desa dan kota, tak jarang banyak warga desa yang tulus ingin mengabdi bekerja di pondok pesantren ini, karena kebanyakan penduduk disana bermata pencaharian sebagai petani dan peternak.

Suasana menjelang sore yang indah membuat Ustadzah Liana tak sadar melangkahkan kakinya dengan sesekali bersenandung sholawat, dan itu membuat para santriwati yang sedang lewat tertegun dengan bacaan sholawat ustadzah Liana yang merdu dan sopan sekali untuk mereka dengarkan sepanjang waktu.

Hingga akhirnya kaki kecilnya telah sampai pada bibir pintu masuk dapur, lantas setelah itu ustadzah Liana bergegas masuk ke dalam.

"Assalamualaikum," salam ustadzah Liana saat masuk ke dalam dapur.

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak, yang berada di sini tidak banyak hanya empat pemasak handal disini serta delapan santriwati yang sedang piket di dapur, oh ya jangan lupakan sosok satu manusia yang sedang menggangu salah satu pemasak ya dia merupakan sahabat karibnya siapa lagi kalau bukan Alma.

"Alma kamu ngapain toh ganggu ibunya," ucap Ustadzah Liana berniat menegur dengan di sertai cekikikan pelan.

"Iyo kamu ngapain kesini toh kalo cuma buat ganggu Ambu si Ndo, dengerin tuh Ndo Ibel," ucap ibu yang di kenal ustadzah Liana dengan sebutan Ambu Jani.

"Ambu mah gitu sama anakke dhewe," jawab Alma nesu, ustadzah Liana hanya terkekeh geli melihat raut wajah Alma yang memelas pada ibunya.

Alma merupakan anak dari salah satu pemasak yang bekerja disini yaitu Ambu Jani, beliau sudah bertahun-tahun mengabdi di pondok pesantren ini, beliau juga merupakan teman seperjuangan dari mendiang sang mamah.

Dulu ibu dari Alma sering kali mengunjungi rumahnya dengan membawa Alma hanya untuk sekedar menuruti keinginan Alma yang di luar nalar. Pernah suatu hari ketika Alma yang sedang beranjak dewasa merengek kepada ibunya untuk memotong rambutnya hingga botak karena banyaknya masalah yang Alma pikirkan sehingga kepalanya sangat berat dan meminta untuk di potong rambutnya namun sang ibu menolak keras permintaan putrinya, Alma yang pantang menyerah pun malah meminta Liana untuk memotong rambutnya.

Flashback on

"Aku ngga berani potong rambut kamu Al, mending kamu pakai hijab aja, kamu di ledek kan gegara rambut kamu keriting? Itukan yang jadi masalah kamu?" Tuding Liana yang masih berstatus menjadi anak SMP dan Alma hanya mengangguk lesu menjawab.

"Yaudah mending pake hijab aja, biar sama kaya aku."

"Kan udah kalau sekolah pakai hijab,"

"Masa di sekolah doang sih Al."

"Lah kamu gimana toh Na, kan aturan wajib sekolah emang pakai hijab Na, kalau ngelanggar dihukum nanti! Takut aku."

RELASI RASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang