Seantero kampus juga setuju jika Delvin selalu denganku. Dia juga tahu cara meluluhkanku. Sahara A._
~~~
"Ada tugas?" tanya Delvin kala Sahara naik ke jok motor belakang.
"Enggak. Tapi nanti dosen baru. Suruh presentasi kan kita?"
Ibu jari lelaki itu menekan saklar stalter motor. "Iya nanti dibagi kelompoknya. Katanya urut absen lagi. Males!"
"Lo gak mau sekelompok sama gue, hah! Ya udah sono kerjain aja sendiri. Dikira gue mau sekelompok terus sama lo?"
Sahara melepaskan pegangan tangan dari jaket Delvin. Jaket warna dark grey berlambang naga itu merupakan jaket favorit Delvin. Berbahan parasut dan berukuan pas di tubuhnya.
Delvin menyadari hal itu. Sahara pasti merajuk. "Bukan sama lo, tapi anggota lain yang pasif. Tahu 'kan?"
"Gue?"
Gadis itu menyadari bahwa dirinya terlalu mengandalkan Delvin untuk segala hal.
"Bukan."
"Terus?"
"Gak mau sebut merk lagi ga endorse."
"Babi!"
"Mulutnya, Mbak!"
"Apa? Babi?" Begitulah Sahara jika dinasehati justru menjadi-jadi. "Babi babi babi babi."
"Anjing!!!" teriak gadis itu kala Delvin mengerem motor dadakan.
Gadis itu melonjak kaget sehingga tubuhnya merosot sampai menempel pada punggung Delvin. Sialnya, Delvin selalu menaruh ransel di depan. Helm mereka saling membentur.
Jemari mungil Sahara mengelus dada sendiri berulang kali. Jantungnya berdebar kencang. Terus begitu meskipun ia sudah menormalkan posisi tubuh.
Kagetnya tadi tapi kok berdebar sampek sekarang?
Hanya ada suara motor selama perjalanan menuju kampus. Biasanya ada saja yang kalimat yang keluar dari bibir Sahara.
Dua bulan menjadi teman dekat Delvin baru kali ini Sahara mengakui dirinya merasakan hal aneh. Tidak! Jangan yakinkan hal itu.
Gue cuma kaget!
***
Dosen mata kuliah biokimia kali ini terbilang muda. Poros mukanya mungil selaras dengan tubuhnya yang mungil. Sebenarnya tidak bisa dikatakan mungil. Pas.
Outfit yang dikenakan cukup simple, namun terkesan elegan. Jam tangan hitam berbentuk persegi melingkar di lengan. Kacamata bulat berwarna gold membikai indah di mata. Bibir mungil dan ranum itu tak berhenti bergerak. Rupanya dosen cntik itu sibuk memperkenalkan diri.
Baru kali ini ada dosen yang pembawaannya mengikuti trend anak muda. Membius para mahasiswa sehingga terbawa oleh arus pembicaraannya.
"Perfect," puji Sahara.
Gadis itu tak berkedip sama sekali. Kata demi kata ia cerna baik-baik. Dia sangat mengagumi aura kharismatik dosen di depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
NARASI DELVIN
Teen Fiction"Vin, lo bakal ninggalin gue nggak?" "Kenapa?" "Kayak ayah pas pergi." Delvin terdiam sejenak. Pikirannya kembali pada malam hari tadi. Sekarang ia mengerti kenapa semalam Sahara menangis. "Gak janji, tapi gue usahain." *** Bagaimana rasanya jika ka...