My Sunshine, Delvin

16 2 0
                                    

LAKUKAN 3 HAL INI SEBELUM MEMBACA NOVEL NARASI DELVIN:

1. Follow akun wattpad penulis.

2. Vote, dengan cara tekan bintang di pojok bawah.

3. Jawab mini question di kolom komentar.

#MINI QUESTION#

1. Darimana kamu tahu cerita Narasi Delvin?

2. Berapa nilai untuk cerita Narasi Delvin dari rate 10 - 100?

3. Kamu tim mana, SAHARA >< DELVIN or DELVIN><ANIMALIA?

_JAWAB DI KOLOM KOMENTAR_

happy reading

aku selalu kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikan sosok lelaki satu ini. dia terlalu manis, dia terlalu baik, hanya saja dia mudah tersesat. aku mengangumi segala tentangnya, termasuk kekurangannya yang menurutku adalah sebuah kuis yang harus kuselesaikan. 

Sahara A._

***

Di ruang lobi kampus tampak seorang pemuda berjalan pelan. Langkahnya terhenti kala menemui kursi tunggu yang kosong. Lelaki itu medaratkan diri di kursi, kemudian merogoh saku celana mengambil ponsel. Jari telunjuknya menekan tombol sensor sidik jari sampai benda pipih itu menyala.

Spontan ibu jarinya menekan satu nama di room chat. Hanya ada satu nama di sana, Sahara dengan emotikon merpati putih. Ia menekan tombol audio call hingga sambungan telepon tersambung.

"Halo, Vin."

"Dimana? Gue udah di lobi. Jadi pulang bareng kan?"

"Jadi, ini masih nunggu Safitri bentar."

Di waktu yang sama Delvin melihat siluit Animalia bersama segerombol teman-teman kelasnya. Lelaki itu hendak memanggil nama Animalia, namun terhenti kala ia mengingat masih menelpon gadisnya.

Ia mengambil benda persegi warna merah muda. Benda tersebut tergeletak di lantai setelah kepergian Animalia. Mungkin milik salah satu dari teman Animalia.

"Ra, gue tunggu di parkiran aja, ya!"

"Lah, di lobi aja, Vin. Kata Rayanza parkiran masih penuh, panas juga."

"Everything for you, Ayy. See you."

Seusai panggilan telepon terputus, buru-buru ia menyusul Animalia. Delvin celingak-celinguk mencari keberadaan gadis kharismatik itu. Kakinya melangkah menuju tempat parkir. Jika tidak ada ya sudahlah, pikirnya.

Langkah kakinya mulai mengecil kala ia bertemu Animalia. "Kalian punya kemiripan," ujar Delvin sangat lirih. Kemudian ia mendekat pada gadis yang berada dalam antrian penjual telur gulung. Delvin menepuk pelan bahu si empu. "Animalia."

"Heh!" Terlihat mata Animalia yang terpejam sejenak sambil tangan mengelus dada.

"Sorry jadi kaget."

Gadis di hadapannya tampak sedikit kesal. "Fine. Ada apa?" Belum sempat dijawab, gadis itu lebih dulu membuka suara. "Oh, PKM, ya, nanti gue kirim ke lo."

NARASI DELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang