Everything is Still About You?

11 1 0
                                    

RULES BACA PART INI :

1. FOLLOW PENULISNYA
2. TEKAN BINTANG DI POJOK KIRI BAWAH, BUKAN TEKAN NOMER DOI TERUS BILANG "SORRY KEPENCET"
3. ABSEN DULU ASKOT KAMU DI KOLOM KOMEN

🥀happy reading :)

masih mencoba mempertahankan dalam keadaan apapun, tapi semua juga tergantung perlakuanmu, Tuan.

Sahara A.

***

"Buk, dapat berapa bagian buat presentasi?" tanya Febi kepada Sahara, "banyak?"

Sahara menggeleng. "Sama, tiga slide."

"Eh pembukaan siapa nih?" Febi mulai celingak-celinguk mencari anggota kelompok.

Ini bukan presentasi pertama. Mereka berlima hampir sering menjadi anggota sekelompok presentasi dan tugas lainnya. Sahara, Delvin, Febi, Naufal, dan Casandra.

"Lo aja," teriak Naufal dari sudut ruangan paling belakang. Dia bersama Delvin yang fokus pada laptop.

Teriakan tersebut mengundang Febi dan Sahara menyorot Naufal. Tidak, Sahara lebih fokus pada lelaki di sebelah Naufal. Delvin Galaxea.

"Siapa? Sahara?" tanya Febi, meminta penjelasan.

"Bukan anying. Ya lo aja Febi." Nada bicara Naufal tampak dongkol. Sebenarnya pertingkaian seperti ini sudah sering terjadi. Sehingga banyak yang memaklumi, bahkan mereka kerap dijodoh-jodohkan.

"Gak bisa. Delvin aja."

Lelaki yang disebut namanya langsung mendongak. Berhenti mengetik dan mulai mencari sumber suara, tapi Sahara seolah seperti magnet yang menarik fokusnya.

Hari ini mereka tidak berangkat bersama. sesuai kesepakatan yang dibuat Delvin semalam. Tapi rasa hati Delvin gundah kala membiarkan gadisnya berangkat tidak dengannya. Dalam hati ia bertanya-tanya--dengan siapa tadi pagi Sahara berangkat.

Kedua remaja beranjak dewasa itu saling menatap. Sorot matanya saling mengunci satu sama lain. Seperti banyak dialog yang ingin mereka utarakan. Namun, kedua bibir terus bungkam.

"Ra, lo aja, ya," pinta Naufal sedikit lembut.

Atensi Sahara masih menusuk kornea mata Delvin seperti telah terbius. Ia mengangguk begitu saja. Rasanya sedikit berbeda kala bukan Delvin yang menyebut namanya. Bukan Delvin yang menyuruhnya.

Presentasi dilaksanakan pada akhir mata kuliah. Tandanya mereka masih memiliki jeda sekitar dua jam.

Kesempatan itu dimanfaatkan untuk persiapan presentasi. Mereka berbondong-bondong menuju kos Casandra. Berlokasi lima menit dari kampus jika jalan kaki. Sampai di sana, mereka langsung mempersiapkan materi masing-masing

Sekitar lima belas menit mulai ricuh mengobrol santai. Sesantai apapun Sahara dan Delvin masih menjaga jarak. Mereka hanya sekedar melepar pandang. Kadang kala Delvin memberikan senyuman, tapi tak mendapat balasan dari gadisnya.

"Login, kuyy!" ajak Naufal.

"Gasss!" jawab Casandra yang mulai memiringkan ponsel. "Vin, yuk?"

NARASI DELVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang