80 9 0
                                    

"Khikhikhi tentu saja Momo tahu soal kakak kembar Riku, karena Momo pernah ke rumah Riku dan kau sendiri juga pernah cerita jika kau punya kakak kembar walau tidak kau katakan siapa namanya." jawaban Momo membuat Riku menepuk dahinya dan Tenn diam-diam bernafas lega.

"Aku lupa jika aku pernah cerita dan senpai pernah ke rumahku ya. Gomen aku terlupa." jawab Riku tertawa kikuk.

'Yokatta ne, kukira Momo-senpai tahu jika Kujo-san itu Tenn-nii. Bisa gawat jika Momo-senpai dan yang lain tahu, musuh bisa datang darimana saja masalahnya.' batin Riku lega dibalik muka polosnya.

"Riku kau itu pelupa ternyata." mereka tertawa bersama dan tak terasa satu persatu dari mereka sudah sampai ke rumah mereka dan hanya menyisakan Tsumugi juga Riku.

Jangan lupa jika Tsumugi akan menginap di rumah Riku selama 1 minggu demi menjaga kesehatan Riku dan Riku masih anak baik.

"Riku-kun, lain kali jangan cerita ke sembarang orang. Aku tak ingin kau dalam bahaya seperti 2 tahun yang lalu. Sudah cukup sekali aku melihatmu berjuang antara hidup dan mati." kata Tsumugi ketika mereka sudah sampai di rumah Riku.

Riku yang berjalan di depan Tsumugi sontak membalikkan badannya menghadap Tsumugi yang terdiam di ambang pintu.

Wajah Tsumugi tidak terlihat karena tertutup poninya, namun Riku tahu jika kini kekasihnya sedang menahan tangis jika di lihat dari bahunya yang gemetar.

"Gomen Tsumu-chan, aku memang tidak bisa janji jika menyangkut keselamatan diriku karena aku punya pekerjaan, yang bayarannya bisa nyawa seseorang termasuk diriku yang menjadi pemimpinnya." jawab Riku dengan wajah tenang namun terlihat jika terdapat rasa penyesalan di sana.

Tsumugi tidak mengangkat kepalanya, namun Riku tahu jika Tsumugi masih sedikit trauma dengan masa lalu. Riku sebenarnya menyesal karena telah memasukkan Tsumugi yang tidak tahu-menahu soal pekerjaannya, namun mau bagaimana lagi jika memang keluarga Takanashi juga terlibat.

Tsumugi perlahan mendekat dan memeluk erat Riku, seolah jika ia melepaskannya maka Riku akan benar-benar pergi dari hadapannya, kehidupannya.

"Kau tahu, saat itu aku sangat takut kalau kau pergi. Operasi besar yang bukan hanya menghilangkan asma akut dari tubuhmu." Riku membalas pelukannya dan Tsumugi merasakan adanya rasa kecewa dan menyesal dari pelukan Riku yang begitu hangat.

"Iya, untuk mengeluarkan peluru yang ada di dalam bukan? Gomen, hountoni gomen Tsumu-chan." Tsumugi merasakan matanya memanas dan tak lama kristal cair itu turun.

Riku merasakan basah di bahunya di mana Tsumugi menyembunyikan wajahnya. 'Aku menyesal sebenarnya jika harus melibatkanmu, tetapi saudara ayahmu dan ibumu juga terlibat dalam masalahku. Jadi mau tidak mau, kau dan ayahmu harus terlibat. Gomen Tsumu-chan.' batin Riku dengan seribu rasa penyesalannya.

"Kau memang selalu membuatku khawatir." Riku yang masih memeluknya pun mengeratkan pelukan dan menenggelamkan kepalanya di leher Tsumugi.

"Sou ne, dakara gomennasai." keduanya berpelukan cukup lama hingga momen mereka terganggu oleh dering telepon rumah Riku yang tak jauh dari mereka.

"Sebentar ya, aku angkat panggilan." ucap Riku melepaskan pelukannya dan menghapus air mata yang tersisa.

"Aku akan menyiapkan makan malam." Riku berjalan ke ruang tamu di mana telepon rumahnya yang berdering berada sedangkan Tsumugi pergi ke dapur.

"Moshi moshi."
"..."
"Kenapa aku harus turun tangan langsung? Bukankah divisi 2 sudah menanganinya? Kemana Izanami? Seharusnya dia bisa mengatasinya jika hanya kroco."
"..."
"Wakatta, aku akan turun tangan. Tetapi kalian harus ada yang menjaga rumah karena Tsumugi dan Otoharu-san ada di rumah ku. Pastikan mereka aman hingga aku pulang."
"..."
"Cepatlah, aku tidak ingin mereka menunggu terlalu lama."

I'm Not My Self | I7 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang