2 tahun kemudian...
"Tenn-chan, Riku-chan! Ayo siap-siap! Katanya mau sekolah!" Takeshi memanggil si kembar dari ruang tamu sembari membenarkan dasinya.
"Kami siap!" Tenn dan Riku datang, memamerkan diri mereka yang sudah terbalut rapi dengan seragam SD mereka.
"Ini bekal kalian. Saat di sekolah jangan nakal, turuti apapun yang sensei nanti katakan, belajar yang rajin, tetap jaga nama kalian. Semoga Kami-sama memberkati kalian." kata Rika memegang kepala mereka dan mencium keningnya setelah mengucapkan pesan.
"Darah Nanase akan terus mengalir sampai akhir." Riku langsung mengatakan sumpah dari keluarga Nanase dan keduanya pun berangkat ke sekolah bersama dengan Takeshi yang akan berangkat bekerja.
"Nee Riku, tadi itu apa yang kau ucapkan?" tanya Tenn penasaran.
"Kalimat salam. Bukannya Tenn-nii sudah diberitahu ya kalau ada yang sedang memberikan pesan atau do'a kepada kita, kita harus membalasnya dengan salam tersebut." jelas Riku dengan tatapan polos ala anak seusianya.
"Kenapa Tenn-nii tidak tahu hal itu?" Riku langsung menatap sang ayah yang sedang fokus menyetir mobil dan hanya di balas gelengan kepala pelan dari sang ayah.
"Ya intinya itu. Tapi tidak semua do'a dan pesan harus dibalas dengan salam tadi. Kalau penasaran coba tanya Jii-sama." kata Riku memilih untuk membaca buku favoritnya.
"Tenn-chan, nanti sepulang sekolah langsung ke tempat latihan ya. Riku-chan langsung ke perpustakaan saja ya. Kalian mengerti?" Riku dan Tenn menjawab dengan anggukan kemudian tak lama mereka akhirnya sampai di sekolah mereka.
"Ingat belajar yang rajin dan jangan nakal, apalagi sampai bertengkar dengan anak lain. Nanti kalau sudah jam pulang sekolah, tetap di dalam sekolah sampai Kaa-san datang menjemput. Tou-san akan pulang larut, nanti latihan sendiri dulu." Riku dan Tenn melambaikan tangan mereka saat mobil sang ayah mulai menjauh dari area sekolah.
Selama di sekolah, Riku dan Tenn bersosialisasi dengan baik. Bahkan mereka langsung mendapatkan beberapa teman.
Saat jam istirahat, mereka membuka bekal dan memakannya di kelas bersama teman-teman yang lainnya. Namun, ada satu anak yang mengganggu ketenangan mereka.
"Hei, kalian Nanase? Kudengar mereka itu lemah dan tidak bisa diharapkan, ya? Padahal Nanase itu salah satu dari Godai Kazoku dan juga yang memimpinnya." seorang anak laki-laki bertubuh besar menghampiri meja mereka dan menatap keduanya dengan tatapan remeh.
'Anak ini..., kalau saja Tou-san tidak menyuruh kami tetap diam pasti aku akan membanting dia ke lantai.' Riku tersenyum polos dan menawarkan anak itu bekalnya.
"Tck..., lemah. Kenapa harus kalian yang menjadi pemimpin Godai Kazoku? Kalian itu hanya kumpulan nyamuk dan kalian tidak pantas memimpin Godai Kazoku yang kuat, terutama Isumi." Riku dan Tenn tentu hanya diam, tidak menanggapi ocehan anak yang tiba-tiba saja merendahkan keluarga Nanase.
Riku sebenarnya tidak tahan untuk memukul anak sombong itu, ingin sekali dirinya mendaratkan pukulan diwajah anak itu. Tapi selain dia mengingat pesan orang tuanya, Tenn juga menahan Riku untuk tidak gegabah bertindak.
"Hei! Aku di sini dari tadi berbicara dengan kalian! Apa kalian tidak memiliki mulut atau bagaimana? Oh..., atau jangan bilang kalian takut dengan keluarga Isumi?" kesabaran Riku sudah diujung tanduk dan nyaris memberikan pukulan ke anak itu.
"Nanase Tenn dan Nanase Riku, kepala sekolah memanggil kalian ke ruangannya." seorang guru menghentikan niat Riku dan perkelahian akhirnya bisa dielakkan untuk sementara.
Keduanya pergi ke ruang kepala sekolah yang merupakan salah satu dari anggota muda Nanase.
*tok tok tok
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not My Self | I7 (Complete)
FanficStatus : Selesai Berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan tentu saja bukan perkara yang mudah dilakukan, apalagi jika memori itu terus saja menghantui bak mimpi buruk yang tidak pernah berakhir selama bertahun-tahun lamanya. Akan kah mimpi itu te...