十八

49 5 0
                                    

Teriakan panik terdengar, bersamaan dengan orang-orang dengan pakaian serba hitam masuk ke dalam aula dan mulai memb4nt4i orang-orang yang ada di sana.

"Evakuasi anak-anak dan wanita! Yang bisa bertarung lindungi mereka!" Takeshi langsung mengeluarkan perintah dan ia memanggil bala bantuan dari organisasi.

"Rei, Rika, lindungi Riku. Jika kita bisa bertahan setidaknya 15 menit, kita akan kabur bersama yang lainnya." Takeshi mengeluarkan pedang yang sedari tadi berada di pinggangnya dan mulai melindungi orang-orang.

"Aneki, bawa ini. Aku akan membantu Aniki. Kalian pergilah ke pintu darurat di belakang dan tunggu bala bantuan." Rei memberikan sebuah pedang pendek dan juga pistol kepada Rika dan mulai menyusul sang kakak.

"Ricchan, ayo ikut Kaa-san." Rika menarik tangan anaknya menuju tempat yang aman, namun terlambat karena mereka sudah dikepung.

"Siapa kalian? Beraninya menerobos kediaman Nanase tanpa izin!" kata Rika tegas. Riku bersembunyi di belakang sang ibu dengan wajah ketakutan.

"Selamat malam Nyonya dan Tuan Muda, saya Al dan saya ditugaskan oleh Tuan Besar Zeus untuk meleny4pkan Godai Kazoku." Rika bersiap dengan kuda-kuda bertarungnya dan dalam waktu singkat bisa membersihkan anak buah Al.

"Rika-chan!" Takeshi datang dan berdiri di sebelah Rika.

"Daijoubu, yang paling penting adalah Ricchan. Bagaimana yang lainnya?" kata Rika mengatur nafasnya.

"Tidak ada yang selamat, mereka sudah memb4smi semuanya. Bahkan seluruh keluarga kita tidak ada yang tersisa." gumam Takeshi pelan.

Rika terkejut dan mulai melihat ke sekelilingnya. Pemandangan yang awalnya indah, menjadi mengerikan. Rika langsung mendekap Riku yang sedari tadi berjongkok agar tidak melihat pemandangan di sekitarnya.

"Kaa-san..., Tou-san..., kowai yo." gumam Riku di dekapan Rika. Takeshi hanya menatap mereka berdua dengan tatapan sendu dan ia langsung bergerak ketika ada yang ingin menyerang mereka.

"Daijoubu, kau lari dengan Rei-ji san ya? Biar kami yang urus di sini." Riku melepaskan diri dari pelukan dan menggeleng keras.

"Tou-san! Kaa-san! Onegai, biarkan Riku membantu! Riku sudah kuat jika hanya melindungi beberapa orang!" kata Riku dengan air mata menetes di pipinya, dia tidak ingin kehilangan seseorang.

"Ini bukan masalah bisa melindungi atau tidak Ricchan, ini soal bertahan atau m4ti. Darah Nanase akan terus mengalir hingga akhir. Itu sumpah kita selama keluarga Nanase ada. Kaa-san mohon untuk tetap bawa nama Nanase kemanapun kau pergi, kau dan Tenn harus menjadi pembangkit keluarga Nanase ya." ucap Rika dengan nada tenang agar Riku mau dibujuk.

"Rei! Bawa Riku-chan pergi dari sini! Pastikan dia aman dan selamat setidaknya untuk 1 atau tidak beberapa bulan hingga situasi sedikit kondusif dan pimpin organisasi untuk sementara—arghh!" Takeshi yang sedang bertarung langsung memberikan perintah terakhirnya sebelum ia tiada.

"Aniki!/Tou-san!/Takeshi!" Takeshi tumbang di tangan Al yang tersenyum layaknya pembvnvh berantai yang senang melihat orang tersiksa.

"Bawa Ricchan pergi Rei! Cepat, sebelum terlambat! Kami sayang pada kalian Ricchan, Tenn-chan." Rika langsung berlari ke arah Al yang ingin menargetkan Riku dan pertarungan antara keduanya terjadi.

"Kaa-san! Pergilah dengan Riku!" teriak Riku yang ingin menggapai sang ibu, namun tertahan oleh Rei yang sudah ada di belakangnya.

"Riku-kun, kita pergi sekarang. Ingat pesan ibumu." kata Rei kepada Riku di dekapannya. Ia sebenarnya tidak tega meninggalkan jasad sang kakak dan juga meninggalkan kakak iparnya sendirian, namun ia sudah di beri perintah oleh kakaknya untuk lari dan berlindung.

I'm Not My Self | I7 (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang