"Ada, silahkan masuk. Riku-kun, Kujo-san mencarimu." kata Tsumugi mempersilahkan Takamasa masuk.
"Untuk apa kau kemari, Taka?" tanya Riku ketika dia melihat batang hidung Takamasa setelah bertahun-tahun lamanya.
"Hanya bertemu. Lalu Tenn, bilang saja kalau kau mau ke rumah Nanase-kun, aku akan mengantarmu dengan senang hati." kata Takamasa dengan senyumannya yang menurut Riku cukup menjengkelkan.
"Alibi yang bagus untuk menemuiku disaat kau luang. Duduklah, Tsumu-chan—" belum juga kalimat Riku selesai, Tsumugi datang dengan nampan yang sempat ia bawa tadi.
"Sudah ku siapkan karena firasatku akan ada tamu lain yang datang. Kalau begitu aku kembali ke kamar." potong Tsumugi menaruh nampan itu di meja tamu.
"Oyasumi ne." Tsumugi mengangguk dan dirinya pergi ke kamar untuk beristirahat. Riku awalnya tersenyum namun tak lama berselang setelah Tsumugi keluar, senyuman itu luntur dan tergantikan dengan wajah datar.
Atmosfer di ruang tamu pun seketika ikut berubah menjadi berat, Takamasa yang sering menghadapi aura mencekam dari Riku saja masih gemetar menghadapi aura mencekam dari Riku.
Bahkan aura itu sampai menyebar ke kamar-kamar sebelah, Ruka yang ingin kembali tidur saja sampai terbangun lagi. "Nii-san marah dengan siapa?" gumam Ruka sedikit gemetar.
Ruka dengan rasa penasarannya yang tinggi, Ruka mengintip dari teras luar yang terbuka dan cukup terkejut dengan siapa yang berada di ruang tamu selain sang kakak. 'Kujo? Untuk apa mereka ada di sini dan... anak itu... kenapa dia ada di sini?' pikir Ruka bersembunyi di ruang tengah.
"Kenapa kau kemari tanpa janji, Taka? Aku masih ada janji dengan anakmu dan juga di sini sekarang ada rekan-rekanku." kata Riku datar tak berperasaan.
"Hanya ingin berbincang tentang map yang akan ku berikan. Tapi tidak kusangka Tenn juga akan datang kemari." jawab Takamasa mengeluarkan map bertuliskan "Rahasia Negara" dan Riku pun mengambilnya.
"Kita bisa bicarakan hal ini setelah aku membacanya. Sekarang kau bisa kembali ke habitatmu karena anakmu ingin mengerjakan tugas denganku." ucap Riku menyimpan map itu di sebelahnya dan menunjukkan pintu keluar, mengusirnya.
"Kejam seperti biasa, sama seperti ayah kalian." gumam Takamasa berdiri dari duduknya dan berjalan keluar.
"Jangan membawa orang yang sudah tidak ada, Taka. Tou-san bisa menghantuimu malam ini." jawab Riku tidak peduli dengan Takamasa.
"Sama kejamnya, kalau begitu saya permisi." Takamasa keluar dan suasana di ruang tamu itu kembali normal setelah beberapa saat.
"Gomen na, Tenn-nii. Sokka bagaimana kalau kita belajar saja sekarang? Aku tidak ingin kau tidur larut karena tugas." kata Riku kembali tersenyum dan dia pamit untuk ke kamarnya, mengambil alat tulis dan buku.
Saat di kamar, Riku melihat Ruka yang termenung di teras sembari memeluk lututnya. Merasa ada yang aneh dari sang adik, Riku mendekat dan menepuk pundaknya pelan.
"Ruka, kau cemburu?" tanya Riku pelan dan dia duduk di sebelah Ruka.
"Iie, hanya terkejut saja ada mereka berdua." gumam Ruka menenggelamkan kepalanya diantara lutut.
"Hounto? Matamu tidak berkata demikian, katakan saja dengan Nii-san." Ruka memeluk Riku dan menenggelamkan wajahnya di dada Riku.
"Ruka tidak suka jika Nii-san dekat-dekat dengan mereka walau Kujo Tenn itu kakak kembarmu." kata Ruka dan Riku hanya mengangguk, memaklumi kecemburuan Ruka terhadap keluarga Kujo.
Tak butuh waktu lama untuk Ruka tertidur dan Riku kembali ke ruang tamu untuk mengerjakan tugas bersama. Mereka baru selesai pukul 9 dan Tenn dijemput oleh Takamasa yang ternyata sengaja menunggu di cafe dekat rumah Riku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not My Self | I7 (Complete)
FanfictionStatus : Selesai Berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan tentu saja bukan perkara yang mudah dilakukan, apalagi jika memori itu terus saja menghantui bak mimpi buruk yang tidak pernah berakhir selama bertahun-tahun lamanya. Akan kah mimpi itu te...