***
Seminggu berlalu dengan cepat, syukurnya tidak terjadi sesuatu pada Bela seperti yang mereka takutkan. Surat bergambar bunga cempaka itupun tidak lagi mereka terima.
Mereka secara bergantian mengawasi Bela di sekolah, bahkan sampai mengikutinya pulang ke rumah guna memastikan ia tidak akan kenapa-napa di jalan. Bahkan Zeline rela masuk ke ekskul yang sama dengan Bela, yaitu Club Membaca supaya ia bisa memantau Bela lebih dekat.
Yah, anak ADC memang se-totalitas itu dalam menjalankan misi. Mereka tidak pernah main-main walaupun itu cuma misi remeh sekalipun.
Siswa SMA Antariksa juga terasa semakin sibuk mengingat ulang tahun sekolah tercinta mereka hanya tinggal menghitung hari. Zeline bahkan jadi jarang bertemu Fara kecuali saat dikelas. Gadis itu mendadak jadi sangat sibuk dengan Club Teaternya. Seli pun jarang memunculkan batang hidungnya, walaupun tetap akan menyapa jika mereka bertemu secara tidak sengaja.
Ya pada dasarnya mereka memang tidak sedekat itu. Dan Zeline pun juga sadar diri kalau dirinya hanyalah orang baru. Mana mungkin pertemanan mereka akan lengket seperti saudara hanya dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan. Orang yang berteman selama bertahun-tahun saja belum tentu jadi sahabat, yakan?
Sebenarnya saat ini sudah memasuki jam pulang sekolah, tapi masih banyak siswa yang menetap karena banyaknya hal yang harus mereka urus. Sepertinya ulang tahun sekolah kali ini akan lebih meriah dari sebelumnya.
Audisi yang diadakan oleh ekskul teater pun juga dilaksanakan secara tertutup. Hanya yang bersangkutan yang boleh melihat jalannya audisi itu. Yaitu peserta dan anggota ekskul. Saat Zeline bertanya kepada Fara mengapa demikian, gadis itu hanya menjawab "Biar surprise gitu lohh"
Para member ADC pun sudah pulang ke rumah masing-masing kecuali Caksa dan Janu. Mau tau kenapa mereka belum pulang? Jawabannya karena mereka tengah menunggu Bela. Sekarang adalah giliran meraka berdua untuk mengikuti Bela pulang ke rumah.
Mereka berdua lagi nongkrong di depan Antariksa Mart dengan 2 botol teh kotak dan sebungkus kuaci.
"Sip, udah mirip banget kayak gelandangan." Janu berujar.
"Mana ada gelandangan ganteng kaya gue?" Caksa menaikkan dagu yang dihadiahi dengusan sinis dari Janu.
"Gini amat nasib gue." Janu membuka sebiji kuaci lalu memakannya.
Sekitar 15 menit duduk di sana sambil mengamati murid yang berlalu lalang. Caksa menyenggol lengan Janu ketika ia melihat Bela berjalan keluar gerbang.
Dengan segera mereka menuju parkiran untuk mengambil motor. Caksa menghentikan sejenak motornya di depan gerbang guna menunggu Bela menaiki bus yang biasa ia tumpangi.
Sebuah bus kota berhenti di depan halte yang terletak persis di samping sekolah mereka. Bela memasuki bus itu dengan beberapa murid lainnya.
Janu yang berada di jok belakang pun langsung menepuk pundak Caksa agar ia segera menjalankan motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(ADC) Antariksa's Detective Club 2.0 -Dear Diary
FanfictionKetika urusan ADC dengan D-Rex telah menemui titik terang, kini mereka malah dibuat penasaran setengah mati atas hilangnya salah satu siswi di sekolahnya. ~Hey, kalau ada yang baca ini. Gue boleh minta tolong nggak? Hehe.....I need a justice~ "Ck...