***
"Kalau gue sih setuju aja, toh nggak ada ruginya," jawab Zeline.
"Okey, anggap aja kita semua setuju untuk ngambil kasus ini. Terus soal Bela gimana?" tanya Rendy.
"Kita bagi tugas aja Bang, lagian kita nggak mungkin kan lapor kepala sekolah tentang hilangnya Bela, soalnya itu belum pasti," ujar Satya.
"Kita manfaatin kasus Valerie supaya bisa nyari Bela keluar sekolah sekarang juga," sela Caksa.
"Jadi ini kita bagi dua tim? Satu nyari Bela, satu lagi nyari Valerie. Tapi kita izin ke kepala sekolahnya buat nyari Valerie aja gitu?" Alinda memastikan.
"Enggak Lin, bagi tiga. Harus ada yang menetap di sekolah ini. Kita butuh keterangan dari beberapa orang di sekolah ini atas hilangnya Bela," jawab Javan.
"Oke deal ya? Jadi masing-masing tim ada tiga orang. Sekarang siapa yang mau menetap sini?" tanya Harsya.
"Bang Jei aja deh, kakinya belum sembuh total soalnya," usul Alinda. Jeiden pun mengiyakan saja.
"Gue deh, lagi males kemana-mana. Sama takutnya nanti tiba-tiba ada tugas dari OSIS." Satya mengajukan diri.
"Satu lagi siapa?" tanya Rendy.
"Gue aja, lagi mager juga hehe." Janu mengangkat tangannya.
"Yang mau nyari Bela keluar siapa lagi selain gue?" tanya Harsya lagi.
"Gue Bang!" Alinda mengacungkan jarinya. Entah mengapa Alinda merasa tertarik dengan kasus yang dialami Bela.
"Gue ikut nyari Bela deh," ujar Rendy.
"Oke, berarti Javan, Caksa sama Zeline yang pergi ke SMA Bina Bangsa ya?" Harsya memastikan.
Ketiga nama yang disebutkan mengangguk.
Rendy berjalan ke arah lemari, mengambil selembar kertas hvs dan bolpoin lalu mulai menuliskan beberapa poin di atasnya.
"Tim Bela, nanti kita langsung datang aja ke komplek perumahannya. Tim yang di sekolah, tolong cek CCTV dan minta keterangan ke beberapa orang yang sekiranya kenal sama Bela, nanti panggil Audrey kesini lagi. Tim Valerie, langsung ke SMA Bina Bangsa ya," ujar Rendy menjelaskan.
Anggota lainnya mengangguk. Caksa mengambil kertas itu, lalu membacanya sekilas.
"Nanti tolong monitor ya guys, kasih tau perkembangan masing-masing." Caksa menaruh kembali kertas itu.
"Ini yang mau ngasih tau kepala sekolah siapa?" tanya Satya.
"Bang Rendy sama Bang Javan aja," usul Janu.
"Yaudah kalau gitu gue sama Rendy ke ruang kepala sekolah dulu. Nanti kalau udah ada kepastian, gue kabarin," ujar Javan.
Keduanya pun berjalan meninggalkan ruang ADC. Zeline tersenyum tipis melihat bagaimana ADC bekerja dan mengkoordinasikan anggota mereka. Sangat keren menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(ADC) Antariksa's Detective Club 2.0 -Dear Diary
FanfictionKetika urusan ADC dengan D-Rex telah menemui titik terang, kini mereka malah dibuat penasaran setengah mati atas hilangnya salah satu siswi di sekolahnya. ~Hey, kalau ada yang baca ini. Gue boleh minta tolong nggak? Hehe.....I need a justice~ "Ck...