Suara sirine ambulans terdengar dari kejauhan setelah aku menelponnya untuk datang kemari. Beberapa orang berkumpul di depan rumahku termasuk kakak Sunoo yang entah aku selalu lupa siapa namanya.
Baiklah, mari kita kembali ke sekitar 20 menit yang lalu saat aku datang ke rumah dengan memberanikan diri dan berlagak seakan aku bisa mengatasi nya.
"Seingatku pintunya masih tertutup kemarin."
Aku mendekati pintu kamar itu dengan perlahan, hingga setelah sampai di depannya aku membuka pintu perlahan dan holy sh*t!
Kulihat seorang perempuan tergeletak di samping ranjang di kamar kosong ini dan keadannya tidak baik-baik saja.
Setelah ku telisik ternyata itu adalah Lisa, oh sialan kapan dia kemari dan bagaimana bisa dia menjadi seperti ini, Orang-orang akan salah paham jika aku tertangkap seperti ini.
Dan setelah beberapa saat, aku menelpon ambulans untuk datang kesini dengan aku yang tak menyentuh lisa sama sekali supaya tak meninggalkan jejak apapun, menjauhi masalah.
Ya begitulah kurasa, entah apa yang terjadi padanya di sini tapi keadaannya cukup buruk dengan pakaian yang robek dan beberapa luka di tubuhnya, bahkan sebelum dia dibawa oleh ambulans aku juga melihat seperti bekas cekikan di lehernya, mengerikan.
"Apa dia yang tinggal di rumah ini?"
"Iya, apa jangan-jangan dia di rasuki mahluk lalu berniat untuk membunuh gadis itu?"
"Kau benar, bisa saja itu terjadi. Rumah ini kan angker hiiyy!"
Gosip para wanita memang tidak ada habisnya.
Aku berbalik dan memberikan klarifikasi atas gosip yang bisa saja beredar dengan cepat. kalian tahu kan mulut para wanita, jika tidak bergosip rasanya mulut mereka seperti kehilangan fungsi nya.
"Sebelumnya saya tegaskan, saya tidak tidur di rumah malam tadi, saya menginap di rumahnya dan baru kembali kemari sekitar 20 menit yang lalu. Lantas bagaimana saya bisa melukai gadis itu sedangkan saya tidak berada di sana."
"Ya kan siapa tahu, memangnya jika sedang kerasukan kau akan ingat?" cibir wanita tua berambut gelombang yang menatapku dari atas sampai bawah.
"Cih dasar gila, ayo kita pergi dari sini. Sayang sekali ganteng-ganteng tak waras."
Setelah kerumunan itu bubar, aku dimintai keterangan oleh polisi dan yah aku mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, namun aku tak bisa meminta orang itu–saudara Sunoo untuk ikut menjadi saksi karena dia bilang dia sibuk, begitupun neneknya ia tak bisa dimintai keterangan karena semalam aku tak melihatnya dan hanya tadi pagi kami baru berinteraksi. Sunoo? Entahlah dia tidak muncul sejak pagi bahkan kami belum bertemu hari ini.
"Terimakasih atas kerja sama nya tuan Jeon, kami akan kembali untuk memeriksa tempat kejadian secepatnya, lalu meminta keterangan korban. Kalau begitu kami permisi dan selamat siang."
"Selamat siang."
Setelah para polisi itu pergi barulah aku masuk ke dalam rumah, sedikit memicingkan mata saat merasakan atmosfer di sekitarku mulai terasa tidak enak. Aku melihat ke sekeliling di ruang tamu dan memposisikan diriku dengan kuda-kuda, sebenarnya ini konyol tapi ya siapa tau aku akan di serang tiba-tiba oleh hantu itu sama seperti Lisa.
"Hai."
Bulu kuduk ku meremang saat merasakan hembusan nafas pada tengkukku, sontak aku menoleh sembari memeganginya.
"KELUAR KAU HANTU SIALAN!"
Sial sekali benar-benar menganggu.
"Benarkah?"