Aku sedang menikmati sarapan bubur yang baru saja dibelikan oleh Jin hyeong sebelum iblis bernama Erick datang menganggu ketentraman pagiku.
"Adik! Sudah lama tidak bertemu."
Dengan lebay nya dia bertingkah seperti seorang tak memiliki dosa.
"Sekali lagi, apa yang kau mau?"
"Tenang tenang, jangan terburu-buru. Bagaimana kalau kita mengobrol sambil meminum teh?"
Aku sudah muak melihat wajahnya, terlebih lagi siapa wanita yang datang bersamanya ini apa dia sudah berganti lagi wanita.
"Jangan menatap kekasihku seperti itu, jika kau menginginkannya katakan saja padaku akan kuberikan dengan senang hati."
"Aku tidak tertarik dengan barang murahan," ucapku sembari mengaduk bubur yang sedang ku makan.
"Apa!"
"Tenang sayang, jangan berteriak. Dengar Jungkook, tadinya aku ingin sedikit lebih ramah padamu namun karena reaksi mun yang seperti itu aku tidak akan jadi bersikap baik padamu."
"Hoo lagipula kalimat baik tidak cocok dengan dirimu yang terlihat seperti kriminal kelas kakap," sindir ku.
"Maka aku akan bertindak sesuai dengan ucapanmu, tapi tak akan kulakukan hari ini. Sampai nanti adik."
"Bagus pergilah," jangan ucapkan sampai nanti kenapa tidak ucapkan selamat tinggal jadi aku tak perlu bertemu denganmu lagi.
"Dia siapa?"
Kenapa orang-orang suka sekali datang dan pergi tiba-tiba, gara-gara itu aku jadi mudah kaget sekarang.
"Erick, manusia sialan yang sayangnya adalah kakakku."
"Ahh bahasamu Jungkook, jika Jin tahu–"
"Ya ya aku tahu tapi dia benar-benar yang terburuk."
Aku pergi ke atas–kamarku, hari ini ada panggilan kerja dari studio beberapa model untuk majalah terkenal sudah bersiap sejak 1 jam yang lalu dan aku hanya punya waktu 15 menit untuk segera ke sana.
"Aku juga akan keluar hyeong."
"Oh baiklah, jaga dirimu."
Setelahnya aku mengeluarkan mobilku dan segera mengendarai nya menuju studio sebelum mereka memarahiku karena datang terlambat.
"Kau terlambat Jungkook."
See? Baiklah mari bekerja, jangan pikirkan hal lain dan sekarang berfokuslah pada apa yang ada.
"Hey kudengar kau sempat sakit."
"Ya, tidak lama hanya seminggu."
"Kurasa hidupmu tidak lama lagi."
"Sialan kau!"
Ku lempar pulpen pada wajah Mingyu dan nice shoot! mendarat tepat di wajahnya, bakat tersembunyi.
"Ackk! Kau!"
"Ahh! Tidak jangan ribut disini, kita bisa dimarahi."
"Aku akan membalasmu untuk ini Jungkook."
Lalu dia pergi sambil menggerutu dengan mengusap wajahnya, semoga dia tidak sadar ada noda tinta di wajahnya.
"Hey bersiaplah modelnya sudah siap."
"Yaya baiklah."
Segera ku siapkan kembali kamera setelah beberapa model wanita mulai berpose di depan kamera.
"Lebih sedikit ke sebelah kiri, kau bisa pindah ke sebelah bawah bertukar dengannya.... "
Apa mereka pemula? Bahkan mereka tidak memikirkan komposisi warna dan tinggi badan mereka, mengherankan dan juga menyebalkan itu membuatku harus bekerja lebih keras.