"Kau bisa memasang ini untuk mengusir mahluk jahatnya, jika tidak berhasil cobalah untuk menaburkan garam di setiap sudut rumah."
Kuterima jimat yang diberikan oleh seorang dukun yang katanya bisa mengusir hantu, ok mungkin ini terdengar bodoh tapi mau bagaimana lagi aku sudah muak dengan hantu itu.
"Kali ini kau akan kalah hantu sialan!" umpatku pelan.
"Baiklah, kalau begitu saya permisi."
Setelah dukun itu pergi aku mulai menempelkan jimat-jimat itu di seluruh sudut rumah, terutama di depan pintu kamarku ku tempelkan 10 lembar, berharap itu berhasil.
"Apa yang hyeong lakukan?"
"Kau mengagetkanku."
Kuajak Sunoo masuk, jujur saja aku sebenernya masih merasa marah padanya, namun aku tak bisa marah terlalu lama pada bocah manis itu, lagipun kenapa aku harus marah lama-lama padanya, memangnya aku siapa.
"Apa yang membawamu kemari?"
Langsung saja kutanya, aku masih sibuk harus menempelkan banyak jimat ini.
"Aku ehmm... Aku... Soal kemarin itu tidak seperti yang kau lihat it–"
"Jadi maksudmu kemarin itu aku salah lihat?" tanyaku sedikit menohok, ya itu tidak lucu sebenarnya.
"Ya kau salah lihat sebenarnya ka–"
"Sudahlah, jangan membahasnya lagi dan lagipula memangnya aku siapa harus mendengar penjelasan darimu."
"Ah ya, kau benar namun entah kenapa aku merasa seperti aku harus menjelaskan semuanya padamu. Ku–kurasa aku menyukaimu hyeong."
Kaget, tentu saja. Ok tetaplah bersikap tenang Jungkook, hadapi dengan kedewasaan yang kau punya, jangan sampai salah langkah atau semuanya akan berantakan.
"Ok, lalu apa? Aku harus menerima pernyataan cintamu itu? Dan bagaimana dengan kakakmu itu hah?"
Yang kulakukan benar kan?
"Aku–aku hanya ingin mengatakannya saja, itu saja. Sudah lama aku menyukaimu, sejak pertama aku melihatmu."
Situasi ini makin membuatku merasa tidak nyaman, tapi bagaimanapun juga aku harus membuat bocah itu menyadari apa yang dia katakan. Mungkin aku memang menyukai bocah itu tapi tidak dalam konteks seperti itu dan mana mungkin aku merebutnya dari kekasihnya yang yah kakaknya sendiri, aku tidak sebejat itu.
"Dengarkan aku Sunoo, aku tidak tahu kenapa kau sepertinya ini tapi kau tahu aku sudah punya kekasih begitu juga dengan dirimu. Kita tak bisa melakukan ini."
"Aku tahu tapi bisakah k–"
Kata-katanya terpotong karena suara pintu yang dibuka sangat keras, sialan. Lihatlah kekasihnya datang dengan wajah marah.
"Aku sudah memperingatkan mu kim Sunoo!"
"Aku harus me–"
Hollysh*t! Apa yang dia lakukan pada bocah itu, tiba-tiba saja bocah itu pingsan saat kepalanya disentuh dan aura panas menguar dari belakang tubuhnya entah itu hanya perasaanku atau bukan tapi tampaknya disini suasananya tidak kondusif.
Aku yang panik hanya bisa menahan tubuhnya yang terjatuh kepelukkanku dengan rasa tidak nyaman yang menguar dari tubuhnya.
Dia mengangkat Sunoo lalu membawanya keluar.
"Kau percaya jimat seperti ini? Bodoh, bahkan Sunoo saja bisa masuk."
Maksudnya apa? Aku tidak mengerti. Lupakan, aku akan mencerna semuanya terlebih dulu. Baik, pertama Sunoo yup bocah itu menyatakan cinta padaku, lalu kakaknya datang, membuatnya pingsan seketika lalu membawanya pergi dan diakhiri dengan perkataan nya yang tidak ku mengerti.