16 [M]

619 14 0
                                    

Mereka sudah sama-sama tak tertutupi apa-apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka sudah sama-sama tak tertutupi apa-apa. Han langsung menahan diri ketika ia sadar ada sesuatu yang kurang. "P-pengamannya .."

Jungkook menggigit bibir bawahnya gemas, lalu mengecup hidung mungil itu sebelum meraih sesuatu yang berada di laci nakas.

Hana memperhatikan bagaimana Jungkook merobek bungkus kondom itu dengan giginya seraya menatapnya penuh akan hasrat yang besar. Seksi sekali.

"Kau takut?" Jungkook memasang pengamannya, Hana menggeleng ragu.

Jungkook mengecup lama dahi Hana seakan memberikan sebuah ketenangan sebelum memulai. "Ini akan sakit, kuharap kau tidak menangis terlalu banyak." Karena pada dasarnya, ia tidak tega melihat perempuan yang ia sayangi menangis, ia takut nanti ikutan menangis juga. Walau sangat ingin ini segera dilanjutkan.

Setelah Hana mengangguk, Jungkook memasuki ruang itu pelan-pelan dengan mata yang terus menatap raut wajah Hana. Alis kekasihnya mengerut dengan mata yang memejam menahan perih. Sakit pasti, Jungkook saja terasa dijepit di bawah sana.

"Sakit .."

Gumaman rendah itu membuat Jungkook menghentikan dorongannya. Tidak mungkin ia berhenti di tengah jalan seperti ini karena melihat Hana kesakitan, kan?

"Tahan, Sayang. Aku hampir berhasil, jangan menangis.."

Pilu rasanya ketika mendengar Hana meringis menahan sakit begitu. Kalau ini terus digerakkan pelan-pelan, rasa sakit yang Hana rasakan akan semakin menjadi.

Perlahan dengan sekali dorongan kuat, Jungkook berhasil menembus pertahanan Hana. Diakhiri dengan jeritan Hana yang begitu nyaring terdengar di kamarnya.

Jungkook mendesah lega ketika ia berada di dalam Hana. Hangat walau sakit juga dijepit, ia tengah memeluk Hana, bernapas tersendat di pundak kekasihnya. Jungkook langsung bangkit ketika ia mendengar suara isakan pedih, Hana menangis walau tidak sampai tersedu-sedu begitu.

"Sakit sekali?"

Hana mengangguk kaku, wajahnya terus diusap-usap Jungkook. Menghapus jejak air matanya yang turun di sudut mata.

"Maaf, Kalau sudah merasa lebih baik, boleh aku gerakkan?" Selain lembut memperlakukan

"Y-yah.. tak apa,"

Jungkook menjauh melepas pelukan, cukup terkejut juga melihat di bawah sana sudah ada sedikit rembesan darah mengotori sprei ranjangnya. Pekikan tadi yang lumayan nyaring itu sudah menandakan sakit yang Hana rasakan saat miliknya masuk.

Di dorongan pertama Hana terlihat mendesis dengan tangan yang terus meremat sprei, lalu Jungkook mulai bergerak teratur saat Hana sudah mulai terbiasa. Temponya lambat dan pelan, memprioritaskan kenyamanan Hana-nya dahulu daripada nafsunya.

"Hhh.. Junghhh-" Hana mulai meracau tak jelas, mencoba menahan rasa perihnya ketika dorongan itu semakin lama semakin dalam.

Tangan laki-laki Jeon itu mulai merambat mencari tangan Hana, menuntunnya ke atas, "Peluk aku Hana, peluk ..."

Pasangan itu sama-sama merengkuh, merapalkan kata-kata cinta di setiap gerakan. Saling mengisi dan menghangatkan satu sama lain.

Jungkook membuat tanda sebanyak-banyaknya di kulit putih Hana, ruam itu sudah menjadi lebih pekat. Sedangkan Hana terus memeluk Jungkook erat-erat, bahkan sampai tak sengaja menggores punggung lebar itu menggunakan kuku panjangnya yang belum dipotong.

Hingga ketika Jungkook akan segera datang, ia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas Hana. Kekasihnya di bawah sudah memekik kencang saat Jungkook mendorong terlalu dalam sampai-sampai posisi Hana yang terbaring itu jadi lebih ke belakang.

"T-terima kasih, Hana..." Jungkook memeluk Hana erat mengatur napasnya


Yang suka baca fake chat bisa follow Instagram @jeonm0ni

jangan lupa vote!!!

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang