10. The Chip

884 108 31
                                    

Please vote before you enjoy this chapter.
.
.

Please vote before you enjoy this chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶Shameless - Speed Up.

Gusar. Tubuh kecilnya yang tak sebanding dengan tenaga besar lawannya itu tetap bertahan, untuk menegakkan diri, dan melayangkan keberanian yang tinggi.

Setelah tertangkap basah bahwa dirinya memang benar melukis Chanyeol, Rosé membeku bukan main.

Dalam balutan bathrobe yang dipakainya, Rosé tak bisa melarikan diri, saat di hadapannya ini, Chanyeol berpijak dalam penuh kuasa hebatnya, dengan menunduk menyudutkan dirinya yang tegang.

Jari-jari kakinya bergerak resah, Rosé tak berani membuang tatapan, karena takut akan semakin membuat lelaki itu marah.

Lihat, lah, bagaimana perbandingan aura dinginnya yang gelap, juga cahaya yang menyorot dari jendela ke arah mereka. Chanyeol benar-benar menolak keras segala kecerahan, dan hanya ingin mematikan wanita di hadapannya menggunakan mata yang menyayat tanpa menyentuh.

Rosé dibuat semakin menegang, lalu dirinya terlihat menggigit bibir bawahnya, sebelum berkata, "Biarkan aku berpakaian terlebih dahulu, sebelum kau memarahiku." Lalu pergi begitu saja, meninggalkan Chanyeol yang masih berdiri di tempatnya, selagi matanya mengikuti arah kepergiannya.

Padahal, Chanyeol belum memberi jawaban atas pengunduran dirinya, namun, mengapa Rosé bisa seberani itu?

Mata datar yang selalu ia layangkan, memperhatikan bagaimana jatuhnya rambut pirang indah itu dari ikatannya, saat Rosé lari menuju walk in closet dengan penuh ketakutan.

Rambutnya sangat wangi, berwarna pirang dengan bentuk gelombang yang cantik, sampai membuat Chanyeol teralihkan dalam beberapa detik.

BRUGH!

Pintu ruang berpakaian itu tertutup dengan kencang, yang disaksikan dalam diam oleh Chanyeol.

"Ceroboh sekali," gumamnya, saat ia selalu melihat ikatan rambut Rosé terlepas dengan mudah.

Dengan membiarkan wanita itu memakai bajunya, Chanyeol beralih berjalan menuju sudut di mana Rosé selalu sibuk dengan dunia lukisnya. Kaki panjangnya berjalan begitu hening, begitu mengagumkan, dan terhenti di hadapan salah satu kanvas yang ia buka tadi, berdampingan dengan bagaimana kacaunya keadaan di sekitarnya.

Apa para pecinta seni memang tak peduli akan kebersihan, dan kerapian?

Sudut di mana tempat Rosé melukis, memiliki banyak noda cat di berbagai area. Dan di antaranya, tertumpuk oleh kanvas-kanvas yang sepertinya sengaja dibalikkan. Namun salah satu dari banyaknya kanvas, terlihat sudah terdampar mengenaskan, karena Chanyeol membukanya saat Rosé sedang membersihkan diri tadi.

Kamar yang tak pernah menampilkan kedamaian itu, seolah sengaja membuat sosok Chanyeol menjadi sorotan utama, di mana lelaki tinggi itu kini berpijak dalam diam, menunduk pada lukisan yang terdampar di hadapannya, dengan tatapan yang sangat rendah.

BOOMERANG [Chanrosé]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang