Please vote before you enjoy this chapter.
.
.Gejolak. Memang siapa pun tak akan bisa jika harus memaksakan untuk menahan segala rasa emosional di dalam tubuh, termasuk, bagi seorang lelaki yang baru saja beranjak setelah memainkan pianonya.
Di dalam kastil luas dan agung itu, terdapat suatu ruangan yang tak kalah megah, di mana menjadi ruangan khusus tempat beristirahat petinggi dari pemiliknya. Di dalamnya, suguhan pertama yang terdapat adalah peralatan musik yang ditempatkan begitu rapi di setiap sudut ruangan, lalu, terdapat sebuah pembatas yang menghubungkan menuju di mana ruang tidur berada.
Dan di sana, sosok Chanyeol Park Larsson terlihat baru saja menyelesaikan waktu tangisnya, dengan memainkan sebuah irama piano di siang ini.
Sret.
Chanyeol beranjak dari duduknya di hadapan piano, lalu berjalan menuju ruang tidurnya, tanpa ekspresi yang terlihat seperti biasa. Namun, dalam wajahnya itu terdapat banyak aliran air mata, yang mulai dihempas oleh tangan beruratnya.
Lelaki itu seolah tak mengalami kejadian sebelumnya, di mana dirinya menangis begitu sesak. Chanyeol terlihat menghapus jejak air matanya dengan malas, dan kembali menjadi jati dirinya.
Bagaimana bisa lelaki itu mengubah keadaan hati, semudah membalikkan telapak tangan?
Lalu, tujuannya sekarang adalah berolahraga.
Di dalam walk in closet, Chanyeol sedang mengganti pakaiannya, sembari melakukan panggilan bersama asisten pribadinya, Johnny.
"Di ruang kolam renang saja," ujarnya.
"Baik, Lord," yang dijawab Johnny di seberang sana, "Ada lagi yang anda butuhkan?"
Oh, Tuhan.
Tubuh sempurna milik seorang Larsson itu terpampang jelas di cermin besar, yang menyuguhkan seisi ruangannya. Cermin itu sengaja dibuat setinggi bangunannya, dengan lebar sebesar lemari yang berada di sana.
Lihatlah bagaimana otot tangannya yang mengeras, saat Chanyeol mulai memakai kaos olahraganya, dan menyempitkan bagian dada begitu seksi.
Astaga, siapa pun yang melihatnya, sudah pasti akan dibuat kesulitan untuk berpaling.
Dalam pijaknya, Chanyeol terlihat memperhatikan dirinya di pantulan cermin, saat memikirkan pertanyaan Johnny tadi. Benaknya tiba-tiba teringat akan wanita simpanan- tidak, wanita tawanan yang berada di kastil.
Tadi malam, saat makan bersama Rosé, Chanyeol sudah memberitahunya bahwa wanita itu akan mulai melakukan terapi rutin, pengobatan cederanya, juga akan mulai berlatih bersama timnya, untuk mengasah kemampuan bela diri.
Dan sekarang, karena dirinya akan berolahraga sebelum kembali bekerja, apakah ia harus mengajaknya?
"Johnny."