Jeno pergi ke minimarket sore ini untuk menemui Mark. Saat ia tiba, ia melihat Mark sedang sibuk menyusun barang-barang di rak minimarket. Jeno merasa berdebar dan berharap Mark akan menjelaskan semuanya padanya. Ia berniat untuk mendekat dan menyapa Mark.
Namun, tiba-tiba Jeno terkejut ketika melihatseorang pria memeluk Mark dari belakang. Reflexnya, Jeno memalingkanpandangannya ke arah lain. "Lebih baik aku tanyakan lain kali saja," gumamnyasambil beranjak pergi dari minimarket, perasaan campur aduk menghantuinya.
.
.
.
Mark sibuk menyusun barang-barang di rak minimarket, memperhatikan setiap produk dengan seksama. Dia merasa bosan dengan pekerjaannya yang bukan impiannya, tetapi dia berusaha sebaik mungkin untuk menghidupi diri sendiri. Suara mesin pendingin berderu lembut di latar belakang, menemani gerakan tangannya yang cekatan.
Tanpa disadari, seorang pria mendekatinya. Dalam fokusnya pada tumpukan barang, Mark tidak menyadari bahwa orang itu mengamati setiap gerakannya.
"Hai, Sayang!" suara Yuta terdengar ceria saat dia memeluk Mark dari belakang.
Mark terkejut dan berusaha melepaskan pelukan itu. "Maaf, bisakah kamu melepaskan tangannya dariku? Ini tidak sopan!"
"Kenapa? Tidak ada orang di sini..." Yuta mulai meraba punggung Mark dengan sensual. "... Lagi pula, kamu tidak punya pacar, kan? Sudah sangat lama aku memperhatikanmu. Kamu selalu pulang sendirian..." Tangannya mulai merambat ke bagian bawah, "... Pria secantik kamu pasti banyak yang mengganggu, itu sangat berbahaya." Dia meremas bokong Mark.
"Berengsek!" Mark mendorong tubuh Yuta dengan sangat kuat, hingga pelukan itu terlepas.
Brugh! Brak!
"Justru kamu yang mengganggu saya! Pergilah! Saya sedang bekerja!" Mark berkata dengan emosi yang membara.
Yuta bangkit berdiri, tampak marah. "Berani sekali kamu mendorongku. Kamu tidak tahu siapa aku? Bahkan aku bisa membeli harga dirimu," dia menarik kerah kemeja Mark dengan agresif.
"Kamu tahu, wajahmu dan bajumu saja yang bagus, tapi hatimu busuk," sahut Mark, tak gentar.
"Kamu?!" Yuta mengangkat tangannya, ingin menampar Mark.
"Ada apa ini?!" teriak Manager Kim, muncul dari belakang. "Mark, kamu selalu saja mencari keributan!"
Manager Kim menghampiri Yuta. "Tuan, apa Anda baik-baik saja?!"
"Tolong ajari pekerja Anda sopan santun! Aku hanya tidak sengaja menyenggolnya, dan dia menyangka aku menggodanya, lalu mendorongku sampai terjatuh," sahut Yuta, dengan nada meracau.
"Tidak, aku..." Mark terkejut, berusaha membela diri.
Manager Kim langsung menoleh ke Mark. "Cepat minta maaf, Mark!"
Mark mengepalkan tangannya, frustasi. 'Sial!' Dia memilih untuk pergi begitu saja.
"Mark!" teriak Manager Kim, lalu beralih menoleh ke Yuta. "Aduh, Tuan, maaf ya. Dia memang agak ceroboh dan bodoh, jadi maklumi saja."
"Baiklah, untuk kali ini saya maafkan. Tapi kalau sampai ini terulang lagi, aku akan melaporkannya sebagai tindak kekerasan," sahut Yuta dengan tegas.
Manager Kim membungkukkan badan, "Ba-baik Tuan, kami tidak akan mengulanginya lagi."
Yuta beranjak pergi, meninggalkan minimarket sambil berpikir, 'Aku akan mendapatkanmu!'
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Painful First Love
Hayran KurguMark adalah cinta pertama untuk Jeno, sekaligus orang yang menghancurkannya dan Ayahnya. Saat mereka bertemu kembali, akankah Jeno membalaskan rasa sakit hati dan dendam pada Mark? [BXB] Note : Semua watak, karakter, maupun sifat semua tokoh dalam c...