Part 6

416 14 0
                                    

Joseon melepaskan pelukan dan menghapus air mata Celine, dia begitu sayang sama Celine. Dia tidak mau memberikan Adik kesayangannya ke orang lain, makanya dia percaya Tifanny mampu menjaga dan menyayangi Celine sebagaimana dia melakukannya dulu.

"Ingat pesan Kakak ya, Kakak balik dulu," kata Joseon lalu dia pergi.

Sedangkan di lantai 2, Tifanny masuk ke kamar Joseon dan dia melihat Garey sedang duduk diam dalam keadaan naked. Apa dia merasa bersalah? Tidak, dia akan merasa bersalah jika dia memberikan Adiknya ke pasangan yang salah.

"Rey," panggil Tifanny membuat Garey menoleh.

"Makan dulu yuk, bicara nanti," lanjut Tifanny saat Garey ingin bertanya sesuatu.

Tifanny keluar dari kamar disusul Garey, mereka berada di ruang makan dan makan dengan tenang. Sehabis makan, Tifanny yang mencuci piring kotornya barulah dia duduk berhadapan lagi dengan Garey.

"Apa yang Kakak dan Jo rencanakan? Kakak pasti tahu 'kan, masa depanku hilang Kak," tanya Garey to the point.

"Maaf, semua salah Kakak. Kalau kamu mau benci Kakak silakan," balas Tifanny jujur.

Garey tidak akan benci atau marah sama tindakan Tifanny, karena dia tahu gimana Tifanny yang sebenarnya. Apalagi mereka sejak kecil selalu bersama, sejak kecil juga Tifanny selalu memprioritaskan dirinya.

Garey hanya mau tahu alasan Tifanny atau Joseon melakukan ini padanya, dia tidak masalah harus menahan malu dan melayani Joseon setiap harinya. Asal dia diberi alasan yang jelas, sejak pagi tadi Joseon pun bungkam.

Sayangnya Tifanny tidak mau menjelaskan, bagi dia belum saatnya Garey tahu. Jika saat itu tiba, Garey akan diberitahu Joseon. Pentingnya lagi, Tifanny hanya kasih tahu kalau Celine pun diperlakukan sama seperti Garey, hal ini membuat Garey menghela nafas saja.

Garey bisa apa? Dia saja tidak bisa kabur dari sini, dia tidak sebodoh itu yang tidak paham kalau apartemen ini sudah terancang dengan baik. Sampai-sampai Joseon berani meninggalkan dia beberapa menit untuk bertemu Celine, sudah jelas kalau dia tidak bisa kabur tanpa Tifanny atau Joseon.

"Kakak balik ya Rey, turuti kata Jo karena dia cinta kamu," kata Tifanny lalu pergi.

Waktu 2 jam sudah berlalu, Joseon dan Tifanny ketemu di lift. Joseon mau keluar dan Tifanny mau masuk ke lift, mereka tidak saling sapa karena mereka tahu tanpa harus diberitahu tugas mereka yaitu menjaga dan menyayangi pasangan gelap masing-masing, paling penting lagi membuat pasangan gelap mereka saling jatuh cinta.

Lalu gimana dengan Joseon dan Garey yang mungkin saya tidak bisa memiliki anak? Tenang, jaman sudah canggih. Mereka akan melakukan program dan meminjam rahim orang lain supaya mereka dapat keturunan dari keduanya, pastinya anak mereka nanti akan mirip mereka.

Saat Tifanny balik, dia merasa heran karena Celine diam dan melamun bahkan dia balik saja Celine tidak menoleh membuat dia menghampiri dan mencium bibir Celine membuat Celine kaget.

Chup!

"Jangan melamun baby," kata Tifanny lembut.

"Kenapa Kakak tega rencanain ini semua?" tanya Celine kesal.

Tifanny paham arah pembicaraan Celine, dia yakin kalau Joseon sudah memberitahu Celine rencana mereka hanya saja dia tidak bisa bilang apa alasan di balik semua ini.

"Kakak tidak akan jawab, istirahat gih sebelum malam kamu layani Kakak lagi," balas Tifanny mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa Kakak tega sama aku dan Garey!" bentak Celine, Tifanny diam saja.

Celine kira hanya dia korbannya, ternyata dia salah Garey juga terjerat. Kenapa mereka harus menjadi korban Kakak masing-masing?

Walau Celine pasrah dengan keadaan, dia pun ingin tahu alasan di balik ini semua. Bohong jika Tifanny tidak punya alasan tapi berani memperawani dia, bahkan Joseon pun mengizinkan hal itu.

Celine sangat mengenal Joseon, Joseon tidak akan memberikan Celine ke Tifanny jika Joseon tidak percaya dengannya walau Tifanny sahabatnya sekali pun, apalagi sampai memperawani Celine.

"Mau Kakak jelaskan semuanya, kamu tidak akan pernah paham, benci Kakak semau kamu, namun takdir kamu tetap begini," tegas Tifanny yang tetap bungkam.

Tifanny memilih tiduran di sofa sungguh dia lelah, jika dia tidur di kasur, dia yakin Celine tidak akan tidur di sana mengingat Celine marah padanya tapi menjelaskan juga belum saatnya dan dia yakin Celine tidak akan percaya, bisa saja Celine berpikir ini semua rekayasa dia walau itu lah faktanya.

Celine yang melihat Tifanny tertidur, dia menghela nafas. Dia tidak memaksa Tifanny lagi, apalagi dia tahu Tifanny tidak akan menjawab walau dia memaksa sekali pun dan dia harap dia mengetahui hal ini cepat atau lambat.

Celine memilih tidur di kasur dan menyelimuti tubuh nakednya, mau ambil baju juga percuma semua pakai sidik jari dan dia tidak memiliki aksesnya.

Beberapa jam kemudian, Tifanny bangun lebih dulu. Dia melihat Celine masih terlelap, dia tersenyum melihat wajah damai Celine. Dia tidak menyesal berhubungan badan dengan Celine, apalagi Celine tipenya dan orang yang dia sayang.

Tifanny mencuci muka dan ke dapur untuk membuat makan malam, dia juga tidak akan makan malam di apartemen. Dia memilih keluar untuk mengambil bukti dari anak buahnya, terlebih dia tidak membawa bukti apa pun setelah dia menikah dan tinggal di sini.

Sehabis memasak, Tifanny pergi dengan mobil miliknya. Untuk mobil tentu saja ada 2 yang sudah orang tua mereka kirimkan ke sini, satu miliki dia dan satu lagi milik Joseon supaya mereka mudah ke mana-mana juga.

Beberapa menit setelah Tifanny pergi, Celine terbangun. Dia melihat kamar hanya ada dirinya saja, dia segera mencuci muka dan mencari keberadaan Tifanny. Berkeliling di lantai 3, dia tidak menemukan tanda-tanda Tifanny berada.

Malahan Celine melihat ada seporsi makanan yang dia yakini itu untuknya, dia menghela nafas lelah. Dia segera makan apalagi dia juga sangat lapar, sehabis makan barulah dia mencuci piring dan kembali ke kamar untuk menunggu Tifanny pulang.

Berjam-jam menunggu, sekarang sudah jam 10 malam. Tanpa sadar Celine sudah terlelap, Tifanny yang melihat itu hanya tersenyum kecil. Dia menyelimuti tubuh Celine supaya Celine tidak kedinginan.

Setelah memastikan Celine tidur dengan nyaman, tiba-tiba ponsel Tifanny berbunyi mau tidak mau dia mengangkat telepon dari Joseon dan sedikit menjauh. Dia tidak tahu apa yang membuat Joseon meneleponnya semalam ini, padahal Joseon bisa naik ke atas.

"Kenapa Jo?"

"Lu ke mana tadi? Gue sempat lihat lu keluar tadi,"

"Ada urusan di luar,"

"Apa Celine marah pada lu tadi siang?"

"Itu hal wajar Jo,"

"Tif, apa alasan lu yang sebenarnya? Gue bukan orang bodoh yang tidak tahu kalau ada sesuatu yang lu sembunyikan,"

TBC

33. KesepakatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang