Part 3

621 20 0
                                    

Desahan keluar dari mulut Celine, Tifanny terus melumat bibir Celine sampai dia merasa Celine hampir kehabisan nafas, barulah dia berhenti sebentar. Celine menghirup udara karena dia hampir mati kehabisan nafas gara-gara Tifanny.

Tifanny tidak mau menunggu lama, dia kembali melumat bibir Celine. Puas di bibir, perlahan dia turun ke leher Celine dan memberikan banyak tanda di tubuhnya.

"Aahh ssttoopp Kkaakk,"

Bukannya berhenti Tifanny terus melakukan aksinya apalagi desahan dan mohon dari Celine sangatlah merdu baginya. Sedangkan tangannya tidak tinggal diam, dia meremas pelan payuradara Celine yang menganggur.

Puas memberi tanda kepemilikan, Tifanny tidak berhenti gitu saja. Dia turun dan menghisap puting susu Celine sedangkan tangannya sudah berpindah ke vagina Celine yang sudah sangat basah sebelum mulai adegan panas ini.

"Aaahhh Kkaakk,"

Sadar atau tidak, lama kelamaan Celine terbuai dengan sentuhan Tifanny yang membuat Tifanny senang karena dia mulai menikmati permainan mereka.

Setelah puas menyusu, Tifanny mengarahkan juniornya ke vagina Celine yang tentu saja masih sempit, apalagi ini pertama kalinya bagi Celine. Namun Tifanny sudah yakin kalau vagina Celine cukup licin untuk memasukkan juniornya, supaya Celine tidak terlalu sakit.

Celine yang merasa ada sesuatu menerobos ingin masuk ke vaginanya merasa kesakitan, dia ingin mencengkram sesuatu tapi dia sadar kalau tangan dia diborgol sangat kuat.

"Aarrgghh ssaakkiitt Kkaakk hiks,"

"Pplleeaassee Ssttoopp,"

"Tahan sebentar ya baby, Kakak akan gerak pelan-pelan,"

Setelah mengatakan hal itu Tifanny benar-benar bergerak pelan supaya juniornya masuk sampai ke dalam vagina Celine tanpa membuat Celine lebih kesakitan.

Lalu Tifanny mencium bibir Celine untuk mengurangi rasa sakitnya juga sambil mendorong juniornya masuk, Celine menangis saat junior Tifanny menerobos untuk masuk lebih dalam dan dia merasakan sakit yang luar biasa.

"Aarrgghh ssaakkiitt hiks,"

Jleb!

Darah keluar dari vagina Celine, Tifanny sangat senang mendapatkan mahkota Celine. Dia membiarkan juniornya diam di dalam sebentar, supaya vagina Celine terbiasa dan menerima junior dia.

Setelah cukup, Tifanny kembali bergerak dengan memaju mundurkan juniornya. Celine meringis kesakitan namun kenikmatan di saat yang bersamaan.

Lama-kelamaan vagina Celine mulai menerima junior Tifanny yang masih berada di dalam, hingga dia merasakan kenikmatan membuat Tifanny bertambah senang.

"Aahh Kkaakk,"

"Lleebbiihh cceeppaatt aahh,"

Tanpa banyak bicara dan membuang waktu, Tifanny mempercepat gerakkannya seperti permintaan Celine. Hingga Celine merasa ada sesuatu yang ingin keluar lagi.

"Aahh, aakkuu mmaauu aahh kkeelluuaarr,"

"Sebentar, Cel,"

Tifanny belum mencapai puncak, dia menyuruh Celine menahan orgasmenya karena dia mau bersama keluarnya. Dia menggerakkan tubuhnya lebih cepat dari tadi, sampai akhirnya dia merasa akan orgasme.

"Aakkuu ttiiddaakk ttahhaann aahh llaaggii,"

"Bersama, Cel,"

Akhirnya mereka orgasme, pelepasan yang membuat keduanya lega. Tentu saja Tifanny orgasme di dalam vagina Celine hingga Celine bisa merasakan hangat dalam vaginanya ketika mereka sama-sama orgasme di dalam.

Apalagi Celine milik Tifanny, selamanya begitu. Tidak akan Tifanny biarkan Celine disentuh orang lain dan dia bisa pastikan kalau Celine saja yang akan menjadi Mama dari anaknya kelak.

Apa Tifanny diam saja setelah ini? Tidak, dia terus melanjutkan adegan ini sampai pagi karena dia belum puas bersetubuh dengan Celine yang membuatnya terus nafsu, Celine hanya bisa pasrah. Tenaga Celine tidak cukup kuat untuk menolak, apalagi dia masih diborgol.

Sedangkan di lantai 2, hal yang sama terjadi. Joseon sudah melakukan aksinya dan mereka sudah berada di ruangan khusus melakukan seks. Seperti Celine, Garey pun diborgol supaya dia tidak bisa ke mana-mana.

Joseon mencium dan melumat bibir Garey, Garey menolak namun obat perangsang yang dia minum membuat dia malah mendesah kenikmatan di bawah sana bahkan juniornya sudah berdiri tegak sedari tadi.

Joseon tersenyum miring melihat itu, setelah puas di bibir. Joseon mengocok junior Garey yang bisa dikatakan lebih kecil daripada miliknya, Garey menikmati bahkan mendesah.

"Aaahhh Jjoo,"

Tidak butuh waktu lama, Garey orgasme. Joseon mengambil pelumas dan dia masukkan ke hole Garey, setelah cukup dia mengarahkan juniornya untuk menerobos masuk ke hole Garey.

"Ssaakkiitt Jjoo, lleeppaass,"

Joseon tidak mendengarkan teriakan Garey, dia terus menerobos masuk. Garey kesakitan dan dia yakin hole nya sudah berdarah, apalagi junior Joseon sangatlah besar.

Sampai ujung, Joseon perlahan mulai mengerakkan tubuhnya maju dan mundur membuat Gaey merasakan dua sensasi. Sakit dan nikmat di saat bersamaan, Joseon tidak peduli hal itu karena dia suka, dia orang pertama yang membobol Garey.

Mereka sama juga melakukan seks sampai pagi, Garey yang tidak kuat tentu saja dia sudah pingsan duluan. Sedangkan di lantai 3 tidak jauh beda, Celine juga pingsan duluan dan Tifanny sangat menikmati.

Tifanny melepaskan borgol di tangan dan kaki Celine dan membersihkan selangkangan Celine, setelah bersih barulah dia melepaskan handuk yang masih di tubuh Celine dan membaringkan Celine di sofa dulu.

Tifanny menganti seprei dengan seprei baru, setelah itu dia kembali membaringkan Celine ke kasur dan memborgol tangannya lagi sedangkan kakinya dibiarkan saja supaya Celine bisa tidur dengan nyaman.

Sehabis itu Tifanny mengambil handuk kimono dia dan kembali ke kamar untuk mandi, tidak peduli ini masih pagi buta karena dia tidak nyaman jika tidur seperti ini. Setelah mandi, barulah dia tidur di kamar.

Hal yang sama Joseon lakukan, Joseon juga tidur di kamarnya meninggalkan Garey yang pingsan di ruangan tadi. Terlebih Garey pun tidak akan bisa bebas dari situ, dia sangat menikmati permainan ini dan tidak sabar melakukan lagi saat mereka terbangun.

Keesokan harinya, tentu saja mereka bangun kesiangan. Untung saja Joseon pas bangun sudah pesan makanan untuk mereka, setelah itu dia mengirim pesan ke Tifanny untuk ke lantai 1 buat ambil sarapan untuk Tifanny dan Celine.

Tifanny yang baru bangun, dia segera cuci muka dan gosok gigi dulu barulah dia mengambil ponsel untuk mengecek siapa saja yang menghubungi dia, setelah tahu Joseon mengirim dia pesan, dia segera turun.

Di lantai 1 sudah ada Joseon yang duduk anteng dan makanan sudah ada di meja, lalu Tifanny menghampiri Joseon dan duduk di sebelahnya. Joseon mengambil sarapan untuk dia dan Tifanny dulu, apalagi mereka akan mengurus pasangan masing-masing.

Mereka makan dengan tenang, sehabis makan mereka membuang bungkus makanan mereka dulu dan tetap duduk di sofa. Kali ini mereka akan membahas adegan panas mereka semalaman, tanpa mereka bertanya dulu.

"Gila Tif, sukses banget gue pejakain Rey," kata Joseon senang.

"Gue juga Jo, gue pertama yang perawanin Celine," balas Tifanny tak kalah senang.

"Selanjutnya gimana?" tanya Joseon heran.

"Ikutin rencana aja," balas Tifanny santai.

TBC

33. KesepakatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang