Part 10

379 15 0
                                    

Joseon mulai masak, apalagi dia selalu bisa diandalkan dan masakan dia sangat enak. Sedangkan Celine, dia tidak bisa masak, kalau dia masak bisa-bisa rasanya aneh.

Tidak butuh waktu lama sarapan jadi, Joseon membawa sarapan ke ruang makan. Tugas Joseon hanya membuat sarapan, urusan siapa yang menyuapini Tifanny nanti itu bukan urusannya.

"Sarapan dulu, Cel," perintah Joseon.

"Makasih, Kak," balas Celine tersenyum.

Celine makan dengan tenang, dia makan dengan tenang dan menghabiskan sarapan dia tanpa tersisa sedikit pun. Sehabis dia makan, Joseon mencuci piringnya dan kembali duduk berhadapan dengan dia.

"Kak, apa aku akan naked terus?" tanya Celine malu-malu.

"Iya Cel, Garey juga begitu. Kakak lihat, kamu sendiri mulai terbiasa," balas Joseon santai membuat Celine merona.

"Sudah ya, Kakak balik itu, jangan lupa sarapan buat Tifanny," kata Joseon sekaligus berpesan barulah dia pergi.

Celine terdiam di ruang makan, perkataan Joseon ada benarnya. Kenapa dia yang dulu malu saat naked, sekarang malah begini? Apa dia mulai terbiasa? Atau dia memang terpaksa karena dia tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima keadaan.

Daripada pusing, Celine kembali ke kamar dulu untuk mengecek apakah Tifanny sudah bangun atau belum. Jika sudah, dia akan membawa sarapan ke kamar dan menyuapini Tifanny karena dia tidak tega menyuruh Tifanny ke ruang makan dengan kondisi begitu.

Jika belum, Celine akan menunggu Tifanny dengan duduk di sofa sampai Tifanny sadar. Terlebih dia juga penasaran dengan alasan lain Tifanny melakukan ini semua, walau sebagian sudah Joseon jelaskan padanya.

Saat Celine masuk ke kamar, dia melihat Tifanny sudah bangun. Dia merasa lega, namun bolehkah dia bertanya sekarang? Tifanny yang melihat dia masuk, Tifanny menyuruh dia menghampirinya, dia menghampiri Tifanny dan berdiri di pinggir kasur.

"Kamu mau tanya apa?" tanya Tifanny yang tahu Celine ingin bertanya.

Tifanny kenal Celine bukan satu atau dua hari, jadi dia sudah tahu gimana Celine kalau lagi memikirkan sesuatu atau mau bertanya namun Celine tidak tahu gimana cara bertanyanya.

"Kak Jo sudah jelasin sebagian kenapa Kakak begini, aku mau Kakak jelasin juga," balas Celine jujur.

"Kakak akan jelasin semuanya, kalau kamu mau vagina kamu dijilat Kakak," kata Tifanny membuat Celine kaget.

"Kak, jangan aneh-aneh. Kakak terluka," balas Celine cepat.

"Tidak akan kena, lagipula vagina kamu di mulut Kakak bukan di badan," kata Tifanny santai.

Tifanny tidak akan memaksa Celine untuk melakukan keinginan dia, jika Celine mau maka dia jelaskan, jika Celine menolak maka dia tidak jelaskan. Bukankah sama-sama diuntungkan?

Celine hanya pasrah, dia setuju dengan syarat hanya sekali dia orgasme sehabis itu Tifanny harus menjelaskan. Tifanny tidak masalah, dia setuju saja asal Celine melakukan yang dia perintahkan.

Celine naik ke kasur dan jongkok tepat di atas bibir Tifanny membuat vaginanya bisa diakses lidah Tifanny, ah Tifanny tidak sabar untuk memakan milik Celine yang menggoda itu.

Setelah posisinya pas, Tifanny langsung menjilati vagina Celine membuat Celine menggeliat dibuat melayang sama Tifanny yang berada di bawahnya.

"Aahh Kkaakkk,"

"Yyaa oouucchh eennaakk aahh,"

Tifanny menjilat lebih cepat, sesekali lidahnya masuk dan menelusuri bagian dalam vagina Celine bahkan sesekali juga Tifanny menghisap membuat Celine bertambah melayang.

"Aahh, aakkuu mmaauu aahh kkeelluuaarr,"

Sayangnya Tifanny lagi mode jahil, dia menghentikan aktivitasnya membuat Celine yang berada di puncak kenikmatan, gagal mengeluarkan orgasmenya membuat Celine kesal.

"Kak," kesal Celine membuat Tifanny tersenyum.

Celine janji akan melayani Tifanny saat dia orgasme pertama, namun Celine tidak bilang kalau dia tidak boleh mempermainkan Celine. Jadi dia tidak salah kan? Sebelum Celine bertambah protes, dia meneruskan aktivitasnya membuat Celine mendesah kenikmatan lagi.

Namun Tifanny tetaplah Tifanny yang iseng. Saat Celine mau orgasme, dia selalu gagalin dan ini berlangsung selama 5 kali. Selanjutnya dia membiarkan Celine orgasme, dia kasihan melihat Celine yang menahan hasratnya untuk keluar namun gagal terus.

Setelah orgasme Celine keluar, Tifanny menghisap sampai habis dan menjilati sisa-sisanya yang berada di vagina Celine. Setelah bersih, barulah Celine turun dari kasur dengan muka kesalnya, Tifanny tersenyum melihat wajah imut Celine.

"Kalau Kakak tidak sakit, sudah Kakak terkam kamu. Lucu banget sih," kata Tifanny jujur, Celine membuang muka ke samping.

Tifanny terkekeh melihat wajah lucu Celine, setelah itu dia menjelaskan semua dari awal sampai dia mendapat luka tembak, Celine yang awalnya kesal berubah jadi kuatir. Apalagi dia melakukan semua ini demi Celine, Celine merasa bersalah.

"Jangan sedih gitu, Kakak tidak suka lihatnya dan jangan minta maaf ini bukan salahmu," tegas Tifanny diangguki Celine pelan.

"Kamu sudah sarapan?" tanya Tifanny lembut.

"Sudah Kak," balas Celine membuat Tifanny lega.

"Istirahat gih, kamu sudah lelah melayani Kakak," suruh Tifanny dibalas gelengan.

"Kakak belum sarapan, aku ambil makanannya dulu," balas Celine lalu dia segera pergi daripada berdebat dengan Tifanny berlama-lama.

Tifanny geleng-geleng kepala saja, sejujurnya dia senang karena Celine mulai menerima keadaan dia begitu juga Garey yang sejauh ini terus melayani Joseon saat Joseon menginginkannya.

Tidak butuh waktu lama, Celine kembali dengan membawa makanan. Saat Tifanny ingin duduk, Celine melarangnya karena dia tahu Tifanny masih sakit.

Celine menyuapi Tifanny pelan-pelan sampai habis setelah habis, dia kembali ke dapur dan mencuci piring kotor barulah dia balik ke kamar.

"Cel, Kakak mau nyusu dong," pinta Tifanny.

"Kak, badan Kakak sakit," tolak Celine halus.

"Tidak akan kena," tegas Tifanny.

Lagi-lagi Celine hanya bisa pasrah, dia mengangguk lalu membantu Tifanny mengambil posisi yang nyaman dan tidak mengenai lukanya, bisa bahaya kalau lukanya terbuka lagi.

Setelah itu Celine tiduran di samping Tifanny dan memasukkan puting susu ke mulut Tifanny, Tifanny menghisap dengan kuat dan tangannya dia gunakan untuk memainkan payudara Celine yang menganggur.

"Ppeellaann aahh Kkaakkk,"

Tifanny tidak mendengarkan, dia terus menghisap puting susu Celine dengan rakus walau payudara Celine tidak mengeluarkan susu. Celine hanya diam dan mendesah kenikmatan, dia membiarkan Tifanny menyusu karena dia tidak kuat menolak.

Tifanny menyusu sampai dia pulas tertidur, Celine sesekali orgasme saking nikmatnya. Saat Tifanny terlelap, Celine bernafas lega walau dia tidak bisa pergi karena puting dia masih di dalam mulut Tifanny.

Mau tidak mau Celine kembali tidur dengan posisi begini, terlebih dia sudah lelah melayani Tifanny pagi ini. Tidak masalah lah dia tidur lagi di pagi hari, bergerak sedikit bisa-bisa dia membangunkan Tifanny dan dia tahu Tifanny sama lelahnya dengannya.

TBC

33. KesepakatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang