Part 2

682 19 0
                                    

Soal kerja, Tifanny dan Joseon sudah memberitahu orang tua masing-masing kalau Celine kerja sama Tifanny sebagai asisten dan Garey bekerja sama Jodeon sebagai asisten juga.

Makanya orang tua mereka tidak akan curigai mereka, sangat sempurna rencana yang mereka buat ini. Selain rencana, Tifanny dan Joseon memiliki kesepakatan lain. Intinya kesepakatan ini membuat mereka diuntungkan, terdengar jahat namun mereka tidak peduli.

Jadi mereka bebas ngapain pasangan gelap mereka yaitu Celine atau Garey, asal mereka tidak memperlakukan dengan kasar kecuali Celine atau Garey berbuat salah barulah mereka dibebaskan berbuat kasar.

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, acara pernikahan yang mewah berlangsung dan mereka sangat cantik dan ganteng. Setelah acara pernikahan mereka berakhir, mereka makan bersama dulu sebelum mereka pulang.

Sehabis makan, mereka  kecuali orang tua mereka langsung ke apartemen Joseon karena Joseon sama Tifanny tidak mau tinggal di hotel. Orang tua mereka setuju saja, orang tua mereka berpikir kalau mereka tidak suka diganggu saat malam pertama makanya orang tua mereka mengizinkan saja.

Mereka ke apartemen Joseon diantar sana Joseon sebagai supir dan di belakang ada kedua Adik mereka, setibanya di apartemen, mereka masuk dan naik lift ke lantai 20. Tentu saja apartemen ini sangat mewah dan luas, hanya orang kaya saja yang bisa membeli unit apartemen ini.

Ceklek!

Joseon mengajak mereka masuk, apartemen ini sangat terawat, tidak ada debu sedikit pun karena Joseon sudah meminta petugas untuk membersihkan apartemen dia sebelum mereka ke sini untuk tinggal selamanya di sini.

"Cel, kamu ke lantai 3 dulu sama Tifanny," perintah Joseon.

"Baik Kak," balas Celine.

Tifanny mengajak Celine naik lift menuju lantai 3, Joseon tidak masalah kalau mereka langsung ke lantai 3. Di lantai 1 tinggal Joseon dan Garey, Garey masih diam saja menunggu kata Joseon.

"Rey, kamu ke lantai 2. Ikut gue," tegas Joseon membuat Garey heran.

Garey tentu saja heran, Celine istrinya tinggal di lantai 3. Kenapa dia di lantai 2? Bukankah sepasang suami istri harus tinggal sekamar? Kenapa mereka harus terpisah?

"Rey tidak tidur bareng Celine?" tanya Garey daripada dia bingung sendiri.

"Tidak, jangan banyak protes," tegas Joseon lagi membuat Garey terdiam.

Joseon masuk ke lift disusul Garey, mereka ke lantai 2. Di lantai 2 hanya ada 1 kamar dan 1 kasur king size, mau tidak mau Garey harus tidur seranjang dengan Joseon.

Apartemen Joseon ada tiga lantai, lantai 3 digunakan Tifanny bersama Celine, lantai 2 untuk Joseon dan Garey, sedangkan lantai 1 untuk tamu saja. Masing-masing lantai ada dapur sendiri, paling penting ada lift yang memudahkan mereka.

Untuk lift hanya bisa diakses sama Joseon dan Tifanny saja, supaya Adik mereka tidak bisa kabur. Walau ada tangga selain lift, tetap saja sebelum ke tangga harus melalui pintu dan pintu hanya bisa diakses Joseon dan Tifanny saja.

Kalau mereka naik lift, tinggal jalan sedikit sudah masuk ke kamar jadi lebih cepat pakai lift. Sedangkan di kamar lantai 3, Tifanny mandi lebih dulu barulah Celine. Sehabis mandi, Tifanny keluar hanya memakai handuk kimono.

"Mandi dulu Cel dan pakai handuk saja, habis itu susul Kakak ke dapur dulu. Ingat ya hanya pakai handuk atau kamu Kakak bilang ke Joseon kalau tidak nurut," tegas Tifanny membuat Celine pasrah.

"Iya Kak," balas Celine lalu dia masuk ke kamar mandi.

Tok, tok, tok!

Ceklek!

Tifanny membuka pintu, Joseon tiba-tiba sudah berada di depan kamarnya membuat dia heran. Saat Tifanny mempersilakan Joseon masuk, dia malah menolak, jadi mereka bicara di depan.

"Kalau mau main di ruangan itu saja, ruangan itu hanya lu saja yang bisa buka. Celine tidak akan bisa kabur, begitu juga di lantai 2," jelas Joseon menunjuk sebuah ruangan membuat Tifanny senang.

Tifanny senang karena Joseon sudah menyiapkan ruang khusus untuk mereka melakukan seks, dia kira dia akan melakukan seks di kamar ternyata pikiran dia salah.

"Kasih ini buat Celine minum," kata Joseon memberikan segelas anggur.

"Apa ada obatnya?" tanya Tifanny penasaran.

"Tentu, have fun. Gue duluan," balas Joseon santai lalu pergi.

Tifanny heran dengan Joseon, dia tidak menyiapkan ini malah Joseon sudah menyiapkan yang mereka butuhkan dan mereka harus mendapatkan harta pasangan mereka.

Tidak peduli seberapa dosanya mereka, mereka tidak mau kehilangan orang yang mereka cintai. Tifanny ke dapur dan menunggu Celine, tidak butuh waktu lama, Celine datang sesuai permintaan Tifanny tadi, dia hanya memakai handuk kimono.

"Minum Cel," suruh Tifanny memberikan gelas yang Joseon berikan.

"Anggur Kak?" tanya Celine diangguki Tifanny.

Celine ragu, jujur dia tidak pernah minum anggur. Mau tidak mau dia minum sampai habis, setelah itu Tifanny mengajak Celine ke ruangan yang Joseon katakan tadi. Masuk ke sini menggunakan sidik jari, entah dari mana Joseon dapat sidik jarinya, dia tidak peduli.

Di ruangan, Celine merasakan hal aneh dalam dirinya. Dia merasa kepanasan, sayangnya dia tidak mau bilang ke Tifanny. Tifanny tahu kalau efek obat itu sudah bekerja, dia menyuruh Celine tiduran di kasur single yang pinggirnya ada borgol.

Sejujurnya Celine ragu, apalagi ruangan ini sangat remang-remang. Karena Celine diam saja, Tifanny langsung mendorong Celine ke kasur dan memborgol kedua tangan Celine begitu juga kakinya diborgol bedanya kaki menekuk dan posisi mengangkang.

"Kak, lepas," kata Celine berontak.

"Diam dan nikmati saja," balas Tifanny.

Tifanny melepaskan tali handuk yang Celine gunakan, tubuh putih mulus Celine membuat dia nafsu apalagi Celine tidak memakai dalaman membuat dia sangat leluasa kalau begini. Celine sangat malu dilihat Tifanny, walau mereka sesama gadis.

"Kak, Kakak mau ngapain. Lepas Kak," kata Celine yang masih berontak.

Tifanny memasukkan satu jarinya ke vagina Celine, tubuh Celine yang teransang obat tentu saja dia menerima sentuhan dari Tifanny. Hanya saja, dia sadar kalau dia tidak bisa menerima sentuhan Tifanny karena dia sudah menikah dengan Garey.

"Lleeppaass Kkaakk,"

"Ssttoopp aaaahhhh Kkaakkk,"

"Kamu menikmati sentuhan Kakak, baby," kata Tifanny menyeringai.

Tifanny tidak melepaskan Celine begitu saja, dia masih memainkan jarinya di vagina Celine sampai akhirnya Celine orgasme yang pertama. Tifanny senang karena Celine sudah teransang dengan baik, lalu dia melepaskan handuk kimono dia dan naik ke atas Celine.

Tifanny mencium dan melumat bibir manis Celine, Celine diam saja karena dia selalu menolak walau tubuhnya selalu menerima sentuhan dari Tifanny. Tifanny tidak masalah kalau ciuman dia tidak dibalas, terpenting bukan ciuman tapi inti dari permainan ini.

"euummm,"

TBC

33. KesepakatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang