Part 12

314 9 0
                                    

Tifanny tidak masalah kalau Celine marah padanya, semua memang salahnya dan dia pantas disalahkan. Bahkan dia tidak memasukkan alasan dia berbohong demi dirinya, dia sudah jahat dan dia tidak mau bertambah jahat.

"Kakak akan jelasin semuanya dengan satu syarat, benci Kakak semaumu asal jangan membenci Joseon," kata Tifanny penuh penegasan.

Celine yang tidak tahu apa yang terjadi hanya mengangguk saja, setelah itu Tifanny menjelaskan semua yang telah terjadi beberapa menit yang lalu. Kaget? Jelas, Celine sangat-sangat kaget dan sedih.

Tifanny yang melihat raut wajah Celine, tanpa dibilang pun dia sudah tahu perubahan itu. Sehabis menjelaskan, dia mengusap kepala Celine.

Tifanny akan meminta Joseon untuk menenangkan Celine, jika Celine membenci dia maka dia akan pergi namun dia tetap bertanggung jawab semisalnya Celine hamil anaknya.

"Mau ke mana, Kak?" tanya Celine saat Tifanny mau pergi.

"Kakak tahu kamu pasti benci Kakak, Kakak akan minta Jo ke sini," balas Tifanny jujur.

"Aku tidak izinkan Kakak pergi karena aku harus hukum Kakak," kata Celine penuh penegasan.

Tifanny sejujurnya bingung, kenapa Celine tidak marah atau membencinya? Apa dia boleh berharap kalau Celine benar-benar mencintai dia balik? Jika pun Celine tidak bisa mencintainya, dia tidak masalah. Dia salah sejak pertama, dia memaksa Celine.

Celine mendekati Tifannya dan melepaskan pakaian Tifanny hingga naked, Tifanny tidak masalah karena mereka sering naked, hanya saja Tifanny tidak tahu apa yang mau dia lakukan apalagi ini pertama kalinya dia melepaskan pakaian dia hingga naked.

Walau sebelumnya, Tifanny sering minta Celine melayani dia. Dia selalu melepaskan pakaian sendiri, karena dia tahu Celine masih malu-malu dengannya apalagi mereka baru 3 minggu seperti ini.

Setelah Tifanny naked, Celine benar-benar menghukum dia dengan seks. Tifanny kira dia akan dihukum apa, kalau begini mau dihukum berapa kali pun dia sangat mau. Lagipula sama-sama dipuaskan, Celine muaskan Tifanny begitu juga sebalinya.

Entah angin apa yang membuat Celine tiba-tiba seliar ini, namun Tifanny sangat senang daripada Celine malu-malu dengannya. Tidak tahu sudah berapa kali dia orgasme di dalam vagina Celine, dia sangat menikmatinya, begitu juga Celine.

Beberapa jam kemudian, mereka terutama Celine sudah kelelahan. Jadi posisi mereka saat ini tiduran di kasur dengan posisi Celine berada di atas Tifanny dan junior Tifanny masih di dalam vagina Celine, kenapa Tifanny tidak gunakan ruangan saat dia mengambil mahkota Celine?

Sungguh Tifanny malas saja, lagipula dia akan gunakan ruangan itu untuk menghukum atau mengajari Celine supaya nurut kata-katanya. Sejauh ini Celine selalu menurut, jadi gunanya ruangan itu untuk apa lagi? Kalau kamar dia kotor juga, dia bisa bersihkan nanti.

"Service yang baik Cel, makasih," kata Tifanny membuat Celine malu.

"Besok mau jalan-jalan?" tanya Tifannya mencium bibir Celine sekilas.

Sudah 3 minggu ini baik Celine maupun Garey tidak pernah keluar bahkan ke lantai 1 saja mereka baru sekali, tentu saja selama ini mereka selalu terkurung di lantai tempat mereka tidur.

"Kakak tidak takut aku kabur?" tanya Celine balik daripada menjawab.

"Tidak, sejauh apa pun kamu pergi, Kakak bisa menemukan kamu dengan mudah," balas Tifanny santai.

Celine melupakan satu hal, kekuasaan dan kekayaan Tifanny dan Joseon tidak ada bandingannya. Tidak salah juga kalau Tifanny bisa sesantai ini, sejauh apa pun dia bahkan ke pedalaman sekali pun pasti dia bisa ditemukan.

"Kita akan ke mana?" tanya Celine.

"Ke mal, jalan-jalan dan nonton bioskop," balas Tifanny seadanya.

"Baiklah," kata Celine menyetujui.

Sedangkan di lantai 2 saat Joseon kembali, Garey menatapnya karena dia tahu ada sesuatu yang terjadi jika Joseon tidak tinggal di sini dan memilih keluar.

"Jo, apa yang terjadi?" tanya Garey penasaran.

"Kakak mu itu benar-benar nekat, dia jujur ke orang tua," bala Joseon membuat Garey kuatir.

"Kakak tidak apa-apa kan?" tanya Garey memastikan.

"Hanya tamparan, lagipula Kakak mu kuat. Nungging Rey, kita morning sex," balas Joseon santai.

Garey percaya kalau Tifanny memang kuat, untung saja Tifanny hanya ditampar bukan dipukul. Dia yang mendengar permintaan Joseon, dia segera menungging dan membuka kakinya lebar-lebar tanpa disuruh dua kali.

Joseon senang melihat Garey yang semakin hari, semakin menurut. Dia segera melepaskan pakaiannya, setelah naked barulah dia memasukkan dua jarinya ke hole Garey untuk pemasan.

"Aahh oouucchh tteerruuss,"

Sentuhan Joseon benar-benar membuat Garey nikmat, tidak lama Garey orgasme. Joseon mengambil pelumas dan mengoleskan ke hole Garey lalu dia memasukkan juniornya, berhubungan badan setiap hari selama berkali-kali tentu saja hole Garey tidak sesempit dulu.

Jadi Joseon bisa memasukkan juniornya dengan sangat mudah, apalagi bantuan pelumas tadi. Setelah masuk dan mentok ke ujung, dia mengerakkan tubuhnya maju dan mundur membuat keduanya terancang.

"Lleebbiihh cceeppaatt Jjoo,"

Joseon yang mendengar hal itu, dia mengerakkan tubuhnya dengan cepat. Garey menutup matanya saking nikmatnya, bahkan junior Garey sudah tegang sedari tadi tinggal menunggu pelepasan saja.

Sedangkan Joseon, dia belum merasakan akan orgasme. Jadi dia terus bergerak cepat. Semakin cepat, semakin Garey ingin keluar lebih dulu.

"Jjoo, aahh aakkuu mmaauu kkeelluuaarr,"

Joseon tidak membalas apa-apa, dia terus menggenjot Garey. Tidak peduli seberapa banyak Garey akan orgasme nantinya, terpenting dia bisa pelepasan juga.

Beberapa menit, Garey benar-benar orgasme. Orgasme yang banyak dan berceceran di lantai, namun dia tidak diizinkan istirahat seperti biasa karena dia harus membuat Joseon orgasme dulu barulah dia diizinkan istirahat.

Jika Garey tidak bisa memuaskan Joseon, sampai dia pingsan pun Joseon tetap menggenjot dia hingga benar-benar orgasme dulu. Terlebih nafsu Joseon yang kadang besar, membuat dia tidak bisa menyeimbangkan.

"Jjoo, mmaauu kkeelluuaarr aahh llaaggii,"

"Oouucchh, bersama Rey,"

Mereka orgasme sama-sama, bedanya orgasme Garey tetap berceceran di lantai sedangkan orgasme Joseon masuk ke hole Garey bahkan keluar ke selangkangan Garey saking banyaknya.

Joseon mengeluarkan juniornya, lalu dia menyuruh Garey untuk berdiri. Garey yang sudah lemas langsung berdiri, Joseon yang melihat itu hanya tersenyum.

Setelah Garey berdiri, Joseon tidak membiarkan Garey bernafas lega. Joseon mengocok junior Garey dengan sangat cepat, awalnya junior Garey loyo jadi tegang lagi.

"Aahh,"

Garey merasa terbang lagi, padahal dia sudah lelah sekarang namun Joseon tidak memberikan dia istirahat, dia tahu nafsu Joseon lagi besar membuat dia pasrah saja bagaimana pun dia tidak pernah bisa jadi dominan. Saat Garey akan orgasme, Joseon dengan jahil menghentikan membuat dia frustasi.

TBC

33. KesepakatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang