Part 7

368 16 0
                                    

Tifanny membuka tirai sedikit dan melihat bintang di langit malam, dia tahu cepat atau lambat pasti Joseon akan bertanya. Apalagi dia sudah memperawani Celine, terlebih Joseon setuju juga karena dia tahu ada alasan penting yang belum Joseon ketahui.

"Sejujurnya rencana gue memang ada alasannya, selain cinta. Lu tahu orang tua kita sudah mempunyai calon untuk kedua adik kesayangan kita itu?"

"Gue tidak tahu, kenapa orang tua kita mencari jodoh buat Celine sama Garey?"

Sejujurnya Tifanny malas menjelaskan, namun Joseon wajib tahu jadi dia menjelaskan semuanya. Alasan orang tua mereka mencari jodoh, untuk sebuah proyek besar.

Tifanny sudah mencari tahu siapa calon untuk Garey dan Celine dan hasilnya sangat mengejutkan. Calon Celine, playboy yang suka mabuk-mabukan dan menyewa bitch di club milik Joseon, sedangkan calon Garey, gadis yang gila harta dan haus kekuasaan.

"Lu bisa tahu lah gimana jadinya adik kesayangan kita, jika mereka gue biarkan begitu saja,"

"Gue lebih ikhlas Celine sama lu, walau gue tahu lu gadis setengah pria daripada adik gue dijadikan pelampiasan saja sama pria br*ngs*k itu,"

"Begitu juga gue, gue lebih baik menitipkan Garey sama lu,"

"Apa adik kita tahu hal ini?"

"Tidak, rencananya setelah kita menikah baru orang tua kita beritahu. Kalau lu kurang yakin dengan penjelasan gue, lu bisa cari tahu sendiri,"

Bagaimana Tifanny bisa tahu rencana orang tua mereka? Sangat sederhana, hanya ada 2. Dia menyuruh orang suruhannya atau dia secara tidak sengaja menguping, untuk kasus ini dia tidak sengaja menguping dan dia malas menjelaskan kapan hal itu dia dengar.

Intinya setelah Tifanny mendengar hal ini, dia langsung menyuruh anak buahnya mengumpulkan bukti, apakah orang tuanya benar-benar melakukan hal ini atau bukan.

"Baiklah, nanti gue cari tahu. Lebih baik lu tidur, sudah malam besok kita kerja,"

Tidak ada salahnya juga kalau Joseon cari tahu sendiri, malah bagus untuknya karena dia bisa sangat percaya dengan kata Tifanny jika bukti tersebut sesuai perkataannya.

Bukannya Joseon tidak yakin, dia melakukan ini supaya keluarganya yang tidak percaya jadi percaya karena dia pun mengumpulkan bukti juga yang membuat semuanya kuat.

Setelah menelepon, Tifanny melihat Celine yang masih terlelap dalam mimpi. Dia tersenyum kecil, dia tidak tahu apakah dia masih bisa melihat Celine seperti ini nantinya. Belum lagi masalah orang tua mereka yang suatu saat nanti akan tahu, dia menghela nafas.

Jika orang yang patut di salahkan, sudah jelas Tifanny. Dia yang merencanakan ini, jadi dia juga yang akan bertanggung jawab penuh. Dia tidak tidur, dia memilih mengerjakan tugas kantor dia di ruang kerja.

Mana bisa Tifanny tidur di saat dirinya memikirkan sesuatu, lebih baik dia alihkan ke hal lain yang siapa tahu dia bisa tidur. Di ruang kerja, dia mengerjakan tugas kantor dan sesekali memeriksa laporan.

Saat pagi hari, Celine terbangun dan dia tidak melihat Tifanny berada di kamar. Dia cuci muka dan gosok gigi, mau mandi juga dia tidak bisa. Kalau dia mandi, bagaimana mengeringkan tubuhnya?

Apalagi Celine tidak melihat Tifanny, sehabis cuci muka dan gosok gigi barulah dia mencari keberadaan Tifanny. Di dapur dan ruang makan tidak ada apa-apa, dia mencari di setiap ruangan yang bisa dia buka.

Tiba-tiba dia melihat Tifanny masih tertidur dengan tangan di atas meja sebagai tumpuan untuk kepalanya tidur dalam posisi duduk, dia menepuk pelan Tifanny apalagi dia tahu kalau posisi tidur Tifanny tidak nyaman.

Tidak butuh waktu lama, Tifanny terbangun. Dia tidak sadar kalau dia kerja sampai ketiduran begini, dia melihat Celine yang ada di depannya. Dia tersenyum kecil, dia merenggangkan tubuhnya yang pegal.

"Udah pagi aja, Kakak buat sarapan dulu ya," kata Tifanny langsung menuju dapur.

Celine terdiam saat dia melihat Tifanny yang pergi begitu saja, dia jadi ingat kata-kata Joseon kalau dia harus nurut sama Tifanny. Tidak seharusnya dia marah apalagi membentak Tifanny kemarin, seharusnya dia mengerti walau ini sulit untuk diterima.

Di dapur, Tifanny mencuci mukanya dulu barulah dia memasak. Sehabis masak, dia kembali ke kamar untuk gosok gigi dan mandi bisa urusan nanti, terpenting urusan perut dulu karena dia tidak mau Celine sakit nantinya.

Di ruang makan, Tifanny melihat Celine sudah duduk anteng. Dia pun duduk bersebrangan dan mulai sarapan mereka dengan tenang, tidak ada dari mereka yang makan sambil mengobrol apalagi mereka selalu begitu sejak kecil.

Sehabis makan, Tifanny mencuci piring kotor mereka. Di sini Celine tidak ngapa-ngapain kecuali melayani dia dalam urusan ranjang, dia sangat tahu kalau melayani dia saja sudah lelah jadi pekerjaan lain akan dia urus sendiri, hal ini juga Joseon lakukan.

Setelah cuci piring, Tifanny kembali duduk berhadapan dengan Celine, hal ini biasa dilakukan jika mereka ingin membahas sesuatu dulu sebelum melakukan aktivitas lain.

"Kak, aku minta maaf," kata Celine tulus.

"Tidak perlu minta maaf, kamu tidak salah," balas Tifanny seadanya.

Sehabis makan, Tifanny mengajak Celine mandi bersama. Hanya mandi tidak lebih, Tifanny lagi malas berhubungan dengan Celine. Sehabis mandi dan mengeringkan tubuh keduanya, Tifanny memakai pakaian santai dan keluar dari kamar meninggalkan Celine sendiri di kamar.

Di luar, Tifanny menelepon Joseon karena dia ada perlu dan penting, kalau tidak perlu mana mau dia telepon karena dia bisa langsung ke bawah menemui Joseon tanpa perantara ponsel.

"Jo, gue se-"

"Tumben lu telepon gue,"

"Dengerin dulu Jo! Intinya gue seharian di luar. Gue titip Celine sama lu, gue mau urus sesuatu dulu,"

"Lu tidak lagi ngehindari sesuatu kan,"

"Tidak, gue pergi dulu,"

Setelah itu Tifanny memutuskan panggilannya membuat Joseon kesal, Joseon tidak percaya kalau Tifanny baik-baik saja, apalagi nada bicara yang aneh membuat dia semakin yakin kalau Tifanny sama Celine ada masalah dan Tifanny memilih menghindar.

Joseon langsung pamit ke Garey karena dia harus melihat Celine yang sendirian dan dia berpesan supaya Garey tidak melakukan apa pun yang aneh-aneh selama dia pergi ke atas, Garey yang memang penurut hanya mengangguk.

Di lantai 3, Joseon melihat Celine duduk diam. Pintu terbuka membuat Celine menoleh, dia cukup heran melihat Joseon di sini apalagi Joseon akan menemui dia saat makan siang saja.

"Kenapa Kakak di sini?" tanya Celine.

"Jadi tidak boleh?" tanya Joseon balik.

"Bukan gitu, hanya saja Kakak bilang akan datang pas jam makan siang," balas Celine benar adanya.

"Tif lagi pergi, apa dia tidak bilang ke kamu?" tanya Joseon, Celine hanya diam.

TBC

33. KesepakatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang