Part 8

345 12 0
                                    

Joseon tahu ada yang salah sama keduanya, pertama Tifanny tidak mungkin meninggalkan Celine seharian penuh karena dia tahu bagaimana Tifanny yang butuh sentuhan Celine dan diamnya Celine apalagi tidak tahu Tifanny pergi sudah membuktikan kalau mereka ada masalah.

"Kalian berantem?" tanya Joseon yang tepat sasaran.

"Kemarin aku membentak dan marah sama Kak Tif, maaf Kak," balas Celine menunduk.

Joseon memeluk Celine, dia tahu Adiknya ini kesal dan belum menerima kenyataan yang ada, dia tidak bisa marah atas perbuatan Celine kemarin. Dia tahu kalau Tifanny tidak akan memasukkan perkataan Celine dalam hati, mungkin Tifanny butuh waktu untuk sendiri.

"Kakak tidak marah dan kamu tidak perlu minta maaf, nanti bicara baik-baik sama Tifanny ya," kata Joseon lembut diangguki Celine.

"Kak, apa yang Kakak bahas semalam sama Kak Tif?" tanya Celine setelah melepaskan pelukan.

"Kamu nguping?" tanya Joseon balik.

"Tidak," dusta Celine tentu saja Joseon tahu itu.

Walau Celine tidur semalam, dia tidak sengaja terbangun dan mendengar Tifanny sedang menelepon makanya dia pura-pura tidur untuk mendengar pembicaraan tersebut.

"Dasar, baiklah Kakak akan jelaskan dan ingat hanya sekali," balas Joseon lembut.

Tanpa sadar Celine mengangguk, Joseon menjelaskan semua dari percakapan dia dengan Tifanny di telepon sampai dia mencari tahu informasi yang Tifanny katakan semalam.

Semua bukti sudah Joseon dapatkan pagi tadi, faktanya memang benar seperti yang Tifanny katakan. Dia tidak keberatan kalau Celine percaya atau tidak dengan penjelasannya, karena itu haknya.

"Kakak harap kamu tidak membenci Kakak terutama Tifanny, Garey sudah menerima semua ini, Kakak harap kamu juga menerimanya juga," tutup Joseon membuat Celine terdiam.

Joseon tidak masalah jika Celine diam saja, dia tahu semua yang Celine dengar secara tiba-tiba membuat dia paham. Namun, dia tidak mau Adik kecilnya ini menyalahkan apalagi membenci Tifanny, walau tindakan mereka salah dengan melakukan hal ini.

Joseon melihat jam, dia pamit sebentar sama Celine karena dia mau bermain dengan Garey. Celine tahu maksud dia yang bilang bermain, jadi Celine mengizinkan saja karena Celine tidak bisa melarang sang Kakak.

Sejujurnya Celine tidak masalah dengan orientasi kedua Kakaknya itu, hanya saja kenapa mereka berbohong sejak awal. Apalagi pernikahan yang sakral, ngomong-ngomong tentang pernikahan, apa cincin nikah dia juga bohongan?

"Kak, sebelum Kakak pergi aku mau tanya. Cincin sama buku nikah aku atas nama siapa?" tanya Celine membuat Joseon tersenyum.

Joseon tidak menyangka kalau Celine akan bertanya hal ini, memang dia sudah menjelaskan rencana ini namun dia tidak pernah memberitahu soal cincin apalagi buku nikah kecuali Celine atau Garey yang bertanya.

Joseon menjelaskan semuanya seperti kata Tifanny waktu itu, Celine tidak menyangka kalau cincin nikah dia ada nama Tifanny dan dia benar-benar menikah secara tidak langsung sama Tifanny bukan Garey.

Bodohnya Celine, dia tidak melihat cincin nikahnya sebelum dia memakainya. Sudah berlalu juga, mau diulang pun tidak bisa. Tidak ada hal yang mau dibahas lagi, Joseon kembali ke kamarnya meninggalkan Celine sendiri di sini.

Sesuai janji Joseon ke Tifanny, dia benar-benar menjaga Adiknya dengan baik. Bahkan dia menyiapkan makan malam untuk Celine, dia yakin kalau Tifanny akan makan malam di luar. Setelah masak, barulah dia kembali ke lantai 2 untuk makan malam bersama Garey.

Walau Garey pasangan Joseon, Joseon tidak pernah mengizinkan Garey makan bersama Celine begitu juga sebaliknya. Hanya sang Kakak saja yang diperbolehkan, sesuai kesepakatan yaitu makan siang.

Walau Garey sama Celine sudah mengenal lama, kedua Kakaknya tidak akan mengizinkan apalagi menerima kalau Garey dan Celine yang naked saling tatap-tatapan, bagi Kakak-Kakaknya, tubuh naked pasangan hanya untuk mereka saja.

Makan malam, Celine makan sendiri. Sungguh dia kuatir sama Tifanny, apalagi dia merasa Tifanny pergi juga gara-gara dia. Bahkan makanan yang Joseon buat untuknya tidak dia sentuh, hanya mengaduk-aduk saja.

"Jangan melamun Cel, makanan kamu dingin nanti," kata Tifanny mengagetkan Celine.

Jujur, Celine tidak sadar kalau Tifanny sudah pulang dan berdiri di depannya. Tifanny biasa saja, dia tahu kalau reaksi Celine akan kaget apalagi dia melihat dengan jelas kalau Celine asik melamun.

"Kamu mau makan sama Joseon? Kalau gitu Kakak panggil dulu," lanjut Tifanny yang melangkah pergi namun Celine menahan lengannya.

"Tidak Kak,"tolak Celine.

"Makan lah nanti kamu sakit," bujuk Tifanny.

"Aku akan makan kalau Kakak kasih tahu aku ke mana Kakak seharian ini dan alasan Kakak melakukan rencana tersebut," kata Celine menuntut penjelasan.

"Cinta, apa ini sudah cukup?" tanya Tifanny singkat tanpa memberitahu ke mana dia seharian ini.

"Tidak, Kakak masih sembunyikan sesuatu," tolak Celine.

Tifanny menghela nafas, dia menuju kamarnya meninggalkan Celine yang masih diam di ruang makan. Tidak butuh waktu lama, Tifanny datang dengan satu map dan dia berikan ke Celine.

Tifanny malas menjelaskan panjang lebar, mending dia memberikan bukti ke Celine supaya Celine paham sendiri. Celine mengambil map dan membukanya, betapa kagetnya dia saat membaca, melihat foto-foto dan mendengar bukti rekaman di map ini.

Celine tidak mengerti, kenapa dia seolah dijual sama orang tuanya sendiri? Apa salah dia? Padahal dia selalu nurut. Sekarang apa yang harus Celine lakukan? Memberontak dengan Tifanny dan kembali ke orang tuanya, tidak peduli dengan rekaman one night stand mereka.

Atau Celine nurut dengan semua perintah yang Tifanny dan Joseon katakan demi kebaikan dia walau dia harus malu setiap harinya tapi mereka memberikan kasih sayang dan cinta yang tulus.

"Makan gih, jangan pikirin apa pun, habis itu langsung istirahat," perintah Tifanny mutlak.

Tifanny menuju ruang kerjanya, dia pergi seharian dan tugas kantor dia sangat banyak. Walau dia tidak selalu ke kantor, bukan berarti dia tidak kerja. Kerjaan selalu dikirim sekretarisnya melalui email, tidak heran kalau dia semalam ketiduran.

Di ruang makan, Celine masih diam. Dia tidak bisa tidak memikirkan semua ini, di satu sisi Tifanny menyelamatkan hidupnya, jika Tifanny tidak melakukan rencana gila ini sudah pasti pernikahan dia akan sengsara karena dia mempunyai suami playboy dan suka seks di bar.

Namun di sisi lain, Celine merasa hubungan dia dengan Tifanny salah. Walau Tifanny sayang dan cinta padanya serta mengambil mahkota yang dia jaga selama ini, tetap saja ini salah dan dia juga salah karena menerima semua sentuhan Tifanny.

Sekarang apa yang harus Celine putuskan? Sedangkan sisi berbeda Joseon percaya dan mendukung rencana Tifanny, bahkan Joseon juga meminta dia untuk nurut dan tidak membenci mereka.

TBC

33. KesepakatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang