Part 14

346 13 0
                                    

Intinya mereka akan sama-sama mencari kalau semisalnya Celine atau Garey kabur, kenapa mereka tidak membebaskan Celine dan Garey saat di apartemen? Jawabannya mudah, seperti yang mereka sudah katakan.

Mereka tidak mau Celine maupun Garey sama-sama melihat tubuh naked masing-masing, karena tubuh mereka hanya milik Tifanny begitu juga sebaliknya.

Walau Tifanny atau Joseon bisa melihat tubuh naked Adiknya, itu tidak masalah karena mereka mempunyai hubungan darah. Sedangkan Garey dan Celine, mereka tidak ada hubungan darah dan tidak memiliki hubungan apa pun.

Setelah Tifanny beritahu Joseon, dia kembali ke kamarnya namun Joseon menahannya lalu Joseon bilang kalau Celine mulai mencintai Tifanny, tentu saja Tifanny sangat senang mendengarnya.

Tidak lupa Tifanny memberitahu kalau Garey belum tahu perasaannya, namun dia meminta Joseon untuk terus meyakinkan Garey supaya Garey menyadari perasaannya, Joseon mengangguk.

Keesokan harinya, Tifanny dan Celine benar-benar pergi sehabis mereka sarapan. Apa yang Celine gunakan? Tifanny memberikan pakaian lengkap beserta dalamannya untuk hari ini, tenang yang digunakan Celine semuanya baru.

Beberapa jam di perjalanan akhirnya mereka sampai di mal, Tifanny sejak masuk sudah merangkul Celine karena dia lebih tinggi juga dari Celine, Celine diam saja karena menolak pun akan sia-sia.

Sejujurnya Celine heran saat mereka tiba di mal, namun mal sangat sepi tidak ada pengunjung sama sekali. Walau dia tahu ini masih pagi, tetap saja ada beberapa orang yang pastinya sudah berlalu lalang bukan pegawai tokonya saja.

Untuk mal, sudah Tifanny suruh anak buahnya mengosongkan supaya mereka bisa menikmati jalan-jalan santai berdua saja. Ke mana pun Celine mau, Tifanny akan menuruti. Anggap saja sebagai hadiah buat Celine, karena dia selalu menurut dan selalu memuaskan Tifanny.

"Kita mau ke mana?" tanya Tifanny.

"Main dulu ya Kak, baru nanti makan siang habis itu nonton dan terakhir belanja," balas Celine menyebutkan rencananya.

"Baiklah," kata Tifanny menyetujui.

Mereka menuju tempat bermain, di sana hanya Celine saja yang bermain sedangkan Tifanny hanya melihat dia yang asik bermain. Tifanny tidak masalah membuang sebanyak apa pun uang, asal Tifanny bisa melihat dia senang sudah cukup.

Celine menikmati waktu bermainnya, bahkan dia tidak lupa memaikan mesin pencapit boneka. Cukup sulit baginya, apalagi dia selalu gagal. Mau meninggalkan, namun dia menginginkan boneka itu. Walau dia tahu Tifanny bisa membelikan dia boneka itu, rasanya pasti beda.

Tifanny yang melihat Celine kesulitannya, dia segera menghampiri dan mulai bermain. Sebelum itu, dia bertanya dulu boneka apa yang Celine mau dan Celine menunjuk boneka tersebut.

Tifanny mengangguk, lalu dia konsentrasi untuk mengambil boneka tersebut. Percobaan pertama gagal, percobaan kedua juga gagal dan percobaan ketiga dia berhasil membuat Celine mengambil boneka itu dengan senang.

Tifanny tersenyum kecil, dia segera mengajak Celine untuk makan siang. Celine mengangguk lalu mereka makan di restoran langganan mereka, mereka memesan makanan seperti biasa dan tidak butuh waktu lama mereka makan dengan tenang.

Sehabis makan, mereka nonton ke bioskop dan film yang mereka tonton bergenre action, mereka tidak suka genre romantis. Untuk bioskop tentu saja mereka hanya nonton berdua, dalam bioskopnya bukan nonton dengan kursi melainkan mereka nonton sambil tiduran karena ada kasur.

Posisi mereka saat ini, Celine tiduran dengan tangan kiri Tifanny sebagai bantalnya lalu tangan kiri dia memeluk Celine dan mereka menikmati acara nonton mereka. Selama dua jam, mereka hanya menonton tanpa ngemil pop corn atau minum apa pun karena mereka masih kenyang.

Sehabis nonton, mereka keluar bioskop dan berbelanja. Tifanny tidak melarang apa pun yang ingin Celine beli, namun dia menegaskan kalau Celine membeli pakaian hanya bisa Celine gunakan kalau dia mengizinkan.

Artinya, sia-sia saja kalau Celine membeli banyak pakaian walau Tifanny tidak masalah dan tetap membayar. Celine akhirnya hanya membeli buku dan boneka, selebihnya dia tidak inginkan.

Sehabis itu mereka ke restoran lagi untuk makan malam, supaya mereka tiba di apartemen tinggal mandi dan tidur saja. Percuma mereka makan di rumah, mereka sudah kelelahan seharian ini di luar.

Setelah makan barulah mereka kembali ke apartemen, jujur hari ini Celine sangat bahagia apalagi dia dapat membeli buku dan boneka serta dapat boneka dari mesin capit. Walau Joseon juga bisa memberikannya, namun sekali lagi rasanya sangat beda.

Di apartemen, semua belanjaan Celine dibawa Tifanny ke kamar mereka. Dia tidak masalah dengan boneka atau buku, dia tahu Celine pasti bosan kalau dia tidak seharian di sini. Saat menata barang, Tifanny sudah melihat Celine naked, dia tersenyum kecil.

Celine tidak akan disuruh dua kali, dia cukup sadar diri. Lagipula dia senang boneka dan bukunya diizinkan taruh di kamar, setidaknya itu sudah cukup untuknya.

Mereka mandi dulu, sehabis itu Tifanny mengeringkan tubuh mereka dan dia mencari piyama untuknya setelah itu dia menghampiri Celine yang sudah terbaring di kasur lebih dulu.

"Tidurlah, hari ini melelahkan. Besok pagi tetap layani Kakak, Kalau butuh sesuatu Kakak ada di ruang kerja," jelas Tifanny.

"Kakak tidak istirahat?" tanya Celine heran.

"Tidak, kerjaan Kakak numpuk," balas Tifanny jujur.

"Kakak juga kelelahan, tidur ya Kak," bujuk Celine.

"Baiklah," balas Tifanny pasrah.

Tifanny naik ke kasur dan tidur di sebelah Celine seperti biasanya, lalu Celine menghadap dia jadi posisi mereka tatap-tatapan. Untuk apa posisi tidur Celine menghadap Tifanny? Setiap malam, kalau Tifanny tidur dengannya tanpa seks dulu pasti Tifanny menyusu sampai pagi.

Hal ini sudah rutinitas mereka selama 3 minggu, jadi Celine tidak akan disuruh dulu baru lakukan. Tifanny memeluk tubuh naked Celine lalu membuka mulutnya dan menghisap puting susu Celine, tentu saja Celine mendesah.

Dengan posisi begini, Celine tidak bisa ke mana-mana. Dia hanya bisa parah dan mencoba tidur, walau sesekali dia mendesah kenikmatan bahkan orgasme. Namun, Tifanny tidak peduli juga. Mau sebanyak apa pun Celine orgasme, Tifanny tetap nyusu walau tidak merasakan asi dari Celine.

Sedangkan Celine, dia harus berusaha tidur dalam kondisi seperti ini. Bagaimana pun Tifanny tidak akan melepaskan dia untuk esok pagi, jadi dia istirahat atau tidak tetap saja Tifanny menggempur dia.

Walau 3 minggu mereka melakukan seks, Celine cukup terbiasa bukan berarti dia sudah bisa menyeimbangkan nafsu Tifanny.

Bedanya, dia melakukan hubungan ini dengan senang karena dia sudah mencintai Tifanny dan semua miliknya hanya milik Tifanny seorang.

Jika dulu Celine menolak, sekarang dia ikhlas melayani Tifanny. Walau dia tahu ini salah, namun siapa yang bisa tahu untuk siapa cinta ini berlabu.

TBC

33. KesepakatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang