EPISODE 2: BOILING POINT

11 1 0
                                    

"Kristine! Sadarlah!"

"Aku sudah bangun, Lea!"

Tidak, bukan begitu. Kristine tidak tidur. Lea juga tidak tidur. Mereka jelas-jelas tidak sedang berbagi bunga tidur.

"Enggak, Kristine. Ini sudah lewat tengah hari."

"Sialan. Aku melakukannya lagi, ya?"

Kristine Langdam dan Lea Langdam lahir dan besar di dunia bawah Mariposa Crypt. Seharusnya, mereka menapaki langkah sulung Langdam dan menjadi anak Bulan Suci. Namun, sejak kemàtian ayahnya, sang ibu gagal menyediakan roti di meja makanㅡmembuat Kristine dan Lea pontang-panting melayani keluarga Bellarue demi bertahan hidup.

"Aku sangat menyesal. Lain kali, aku akan benar-benar melawan," seloroh Lea. Kemoceng di tangannya bergerak lesu.

"Dan ... maksudmu?" Kristine cukup paham isu yang diangkat, tapi tak merasa itu berkaitan dengan gejala narkolepsi yang dideritanya.

"Halusinasimu memburuk sejak Nyonya Bellarue menghantamku ke dinding," desis Lea, hampir tak terdengar jika saja mereka tak bersisian.

Hanya ada mereka berdua sore ini. Semua keluarga Bellarue harus menghadiri pesta bangsawan di jantung Mariposa Crypt. Jika semua berjalan lancar, mereka baru akan pulang mendekati tengah malam.

"Sayang ... aku hanya sedikit lelah," bantah Kristine, membuat Lea justru lebih nelangsa. "Kita harus berlibur ke dunia tengah akhir minggu ini!" usulnya, demi mencairkan suasana.

"Tentu." Lea sepakat. Mereka memang butuh rehat. Rutinitas bisa sangat menghancurkan.

Namun, sebelum akhir minggu sampai, listrik di rumah megah keluarga Bellarue mendadak padam.

Tak banyak dari warga dunia bawah yang mendapat kemewahan listrik, maka tak banyak pula yang lihai mereparasi kerusakan seperti ini.

Lea panik setengah mati. Hampir 40% pekerjaan mereka belum selesai. Menurutnya, Tuan Mamoto di dekat villa Bulan Suci tak memperbaiki setrika dengan benar. Kerusakan pada kabelnya mungkin memicu kerusakan lain dan mematikan aliran listrik di sepenjuru rumah besar keluraga Bellarue.

"Tenang, mereka tak akan pulang lebih awal."

"Haruskah aku ... tapi ...." Kristine dapat mendengar gigi-gigi Lea gemeletuk ketakutan. "Bagaimana kalau hukumannya lebih buruk? Bagaimana ini, Sayang?"

"Tidak. Itu tak akan terjadi. Kita akan selesaikan pekerjaan tepat waktu dan memperbaiki situasi ini. Bagaimanapun caranya." Adalah usul Kristine.

Jangan salahkan ia, mereka hanya tahu mengabdi sejak berusia kurang dari 13 tahun. Apakah mereka dapat berpikir panjang? Tentu tidak.

Kristine dan Lea melanjutkan pekerjaannya. Debu-debu dibersihkan dan tungku dinyalakan. Mereka bahkan melakukan tes sarung tangan putih seperti yang dilakukan Nyonya Bellarue tempo hari. Pekerjaan mereka sempurna kecuali satu hal: menyetrika pakaian-pakaian bangsawan Bellarue dan menyalakan listrik.

Pergantian waktu di Mariposa Crypt berjalan sedikit berbeda. Masyarakat dunia bawah tak pernah melihat matahari secara langsung. Cuaca, rotasi waktu, dan suasana dirancang oleh para elementalis semirip mungkin dengan dunia luar.

Tepat saat malam menyeruak, Kristine dan Lea merasa jantungnya direnggut Bulan Suci. Mereka kaget bukan main. Di depan pintu, tak lain lagi, berdiri angkuh dan jelas-jelas kesal-terhina: Nyonya Bellarue dan putrinya, Ross.

Lea gugup sampai ke tulang belakangnya dan Kristine sangat sadar akan itu. Sebagai yang lebih tua, ia merasa lebih bertanggungjawabㅡia menghampiri majikan mereka.

"Kristine, jujurlah meski hanya kali ini, apa saja yang kalian lakukan seharian?" Jambakan mengarah ke sanggul malas Kristine. "Yang benar saja. Aku bahkan tak bisa meninggalkan kalian selama satu hari sebelum kalian mengacau. Dan, bau gosong apa ini?" Nyonya Bellarue jelas murka. 

Gadis itu mendengak, untuk pertama kalinya ia menatap sepasang iris hijau sepekat alga danau. Napas Kristine tersengal dan hangat oleh amarah. Tatapannya tak kalah bengis dari Nyonya Bellarue. Tangannya meraih objek terdekat dan menyasar tulang pipi tinggi di hadapannya.

Begitu saja, lalu matanya mengerjap dan Kristine melihat pelangi serta pot emas di seberang sanaㅡia melihat harapan. Kristine berteriak, "Lea! Kita habisi jalang ini!"


to be continued.

MARIPOSA CRIPT: HOW TO DISMANTLE A BODY AND HAVE SEX PER SETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang