EPISODE 23: INTO ONE

2 1 0
                                    

Benar saja, satu minggu berlalu dan Seungwoo tak menunjukkan ketertarikan lagi.

Diane menggerutu. Di kantor, pujaan hatinya itu tampak tak terganggu. Padahal, lebih dari 70 jam sejak Seungwoo berbincang dengannyaㅡdalam samaran suara Yui. Diane risau, jangan-jangan teorinya soal obsesi Seungwoo pada Yui adalah kesalahan.

Gadis itu tak sepenuhnya salah. Seungwoo benar-benar tergila-gila pada Yui. Meski begitu, lelaki itu dibuat pening tak karuan saat tahu betapa menyenangkannya berbincang dengan sosok Yui.

Yui baru saja menempati posisi baru di hati Seungwoo. Semula, Yui hanya sebatas idola dan Seungwoo cukup tahu diri untuk tak meminta lebih dari apa yang Yui tawarkan. Akan tetapi, selama satu minggu terakhir, Seungwoo mulai menginginkan Yui seutuhnyaㅡsebagai pasangannya.

Seungwoo tahu keinginannya adalah malapetaka. Sebagian dari dirinya yakin kalau mendambakan seseorang berarti kiamat.

"Sialan! Apa yang salah denganmu? Kenapa Seungwoo belum menghubungiku lagi?" geram Diane. Mayat Yui masih terkulai di kursi yang sama dengan eskpresi yang sama.

"Celaka. Kalau sampai minggu depan Seungwoo belum menelepon lagi, aku akan rindu! Bukankah kau paham itu, Yui?" Jemari-jemari panjang-kurus Diane menyergap leher Yui. Sebagian dirinya berharap Yui masih memiliki denyut nadiㅡseminimal mungkin bisa merasakan sesak napas karena perlakuannya.

"Jalang kecil! Apa yang kau punya dan aku tidak sampai ia lebih memilihmu, sih?" erang Diane. Rasa frustasi merongronginya hingga sesak. Semakin erat cekikannya ke leher Yui, justru semakin penat dadanya sendiri.

Saat bulir air mata mendadak memenuhi kelopak matanya, Diane teringat upacara khusus yang diajarkan leluhurnya. Sebagai seorang shapeshifter setengah matang, Diane tak pernah mencoba ritual iniㅡrisiko kegagalan berat adalah momok yang mengerikan.

Walau begitu, Seungwoo adalah segalanya bagi Diane. Ia bersumpah kalau menyerah bukanlah jalan terbaikㅡhanya menegaskan betapa pengecut dan payah dirinya.

Peraturan pertama, setiap anggota gerak harus dilucuti. Ini memungkinkan korban tak melarikan diri hingga ke ruhnya.

Diane melukai dirinya dengan kuku tajam Yui, lalu menuliskan bahasa Gael Kuno ke karpet dengan darahnya. Kemudian, gadis itu bergegas membaringkan Yui melintangi tulisan tersebut.

Peraturan kedua, saat melucuti, seorang shapeshifter dilarang menggunakan alat otomatis yang menghalangi terjalinnya koneksi natural antara korban dan pelaku. Dengan kata lain, Diane harus melakukannya tanpa alat bantu elektrik, api, atau sihir, tetapi alat kasar yang masih melibatkan tangannya dapat ditoleransi.

Gadis itu mencari pisau, gergaji, palu, atau perkakas lain yang dapat membantunya dan mulai bekerja. Engsel pundak dan paha Yui dicabut paksa. Diane sama sekali tak peduli akan gaun birunya yang berubah ungu.

Setelah siap, Diane harus mempersembahkan kelingkingnya pada korban. Maka, ia meremukkan miliknya, menaburkan serpihan tulang dan otot itu ke atas racikannya, dan merapal mantera.

Peraturan ketiga dan terakhir, seorang shapeshifter harus bersatu secara fisik dan metafisik dengan korbannya.

Diane selalu suka sup rumput laut dari Korea Selatan atau sup miso dari Jepang. Ia cukup beruntung karena Yui memiliki dapur dengan stok makanan lengkap.

Maka, Diane mendidihkan cukup air dan berkreasi untuk makan malam hari ini. Bahan dasarnya? Tentu saja adalah sang korban.

to be continued.

MARIPOSA CRIPT: HOW TO DISMANTLE A BODY AND HAVE SEX PER SETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang