EPISODE 11: A LITTLE DEATH

4 1 0
                                    

Jantung Mariposa Crypt menampung ragam jenis otak kriminal. Jujur saja, komedi, laga, persaingan, olahraga, dan banyak lagi hal-hal menyenangkan dekat sekali dengan kejahatan. Contoh kecilnya adalah judi. Contoh besarnya adalah Jeon Ma.

Jeon Ma memiliki segudang harta hasil jerih payahnya di lapisan atas Mariposa Crypt. Setelah bergelut dengan bidang penelitian dan penjualan selama puluhan tahun dengan getol, lelaki asal Korea itu mendadak menjual segalanya demi sebuah van dan kehidupan glamor di jantung Mariposa Crypt.

Saat ini, Jeon Ma hidup di pinggir jalan metropolitan jantung Mariposa Crypt dengan mobil van-nya. Kehidupannya berjalan naik-turun dan menggairahkan. Namun, Jeon Ma tak pernah puas. Bahkan malam ini, ia berharap sesuatu atau seseorang akan memantik api dalam hatinya agar kembali membara.

Tentu saja, Bulan Suci sangat baik. Malam ini, ia menganugerahkan Sawaki Onā untuk Jeon Ma.

Van milik Jeon Ma dilapisi sihir dan peralatan khusus guna meredam gemerlap malam di jantung Mariposa Crypt. Interiornya ramai oleh perabotan antik yang mengingatkan pada rumah-rumah di area dingin dataran Eropa. Selain itu, alat-alat khusus yang dibuat sendiri membuat suhu dalam van naik-turun mengikuti nuansa hati Jeon Ma.

Lelaki gempal berkulit langsat itu tengah menikmati moleknya Sawaki Onā. Matanya jelalatan ke dada dan pinggul yang berbalut gaun satin. Lengannya kemudian menari-nari di tungkai Onā yang terkulai lemas di kursi.

Kedua pergelangan tangan gadis itu dikekang ke lengan kursi listrik. Di kepalanya, sebuah pelindung berbentuk sangkar bundar terpasang. Jika Sawaki Onā mencoba kabur, ia akan terpanggang seketika.

Sedikit ke bawah sana, melilit dua pergelangan kakinya, rantai yang dihubungkan ke bola besi kecil. Meski tak seberat pendulum atau jangkar, aksesoris itu pasti memperlambat pergerakan Sawaki Onā.

"Bangun, bangun, bangun, Gadis Kecil," desis Jeon Ma yang ambruk ke lantai dan merebahkan kepalanya ke pangkuan Onā.

Gadis itu masih diam tepekur dan Jeon Ma merutuki diri sendiri. "Seharusnya aku mengurangi dosis obatnya. Sekarang, lihat dirimu, tertidur pulas bagai beruang di musim dingin," sambung Jeon Ma, mengerang manja ke arah korbannya.

Oh, Bulan Suci memang baik. Namun, nasib baik tak selalu menyertai Onā.

Gadis berperawakan jangkung dan kurus itu perlahan membuka mata. Pandangannya kabur sesaat, lalu temaram. Setelah beberapa kali mengerjap-erjapkan mata, ia melihat helai rambut legam di pangkuannya. Kemudian, lembab di area selangkannya. Setelahnya, hangat suhu tubuh seseorang.

Onā sama sekali tak mengenal Jeon Ma. Naas, ia hanya bisa menjeritㅡatau begitulah usahanya. Suara Onā terhalang bola besi dan tali kulit yang mengekang mulutnya, mencegah rahangnya mengatup sempurna.

Liurnya menetes terus menerus sementara Onā meraung, mengekspresikan kepanikan dan ketakutannya. Sepasang iris cokelat terang itu melayang ke interior van Jeon Ma.

Lelaki di pangkuannya hanya mendengus, menertawai kepanikan gadis itu.

"Hey, hey, hey, Sayang. Tenanglah. Kamu tidak perlu khawatir lagi," ucap Jeon Ma sambil menengadahkan kepala. Bibir tipisnya melebarkan senyum, tetapi bukan rasa aman dan hangat yang sampai ke benak Onā.

"Si-siapa kamu?" ucap Onā susah payah di antara pengekang mulut.

"Aku? Aku suamimu, Jeon Ma. Kita menikah beberapa menit yang lalu."

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Sawaki Onā mengencingi celana dalamnya sendiri.

to be continued.

MARIPOSA CRIPT: HOW TO DISMANTLE A BODY AND HAVE SEX PER SETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang