" Tuh kan benar dihukum lagi huhhh " desah ku dalam hati. " kira - kira dapat hukuman apa ya ? " tanya ku masih di dalam hati. " sebenar nya ini salah siapa sih ? Atau ada kong kaling kong ya antara kak Billy dengan kak Rian ( sebagai ketua PASKIBRA ) entah lah " tanya ku juga masih dalam hati. " hai ayo cepat baris, kalian tau gak kesalahan kalian itu apa ? " tanya kak Rian " siap kak, kami terlambat datang ke lapangan " jawab Hendra, selaku ketua gugus. " bagus ! Kalau kalian tau kesalahan kalian. Nah, untuk itu kalian harus terima hukuman agar tidak mengulangi kesalahan lagi, mengerti ? " tanya kak Rian lagi. "Siap ! Kami mengerti kak ! " jawab kami. " kurang kompak ! Yang kompak dong ! " seru nya. " siap ! Kami mengerti kak ! " teriak kami " kalian jalan bebek ya dari lapangan menuju kelas kalian ! Paham ? Jangan ada yang berjalan biasa nanti hukuman nya lebih berat, yuk mulai ! " perintah nya. " tapi kak ! " protes ku. " tapi apa ? Kamu keberatan ? Maka nya jangan terlambat datang, masih untung kalian saya hukum jalan bebek. Kamu mau nya hukuman apa ? " tanya kak Rian dengan penuh nada jengkel.
Kalau dipandang ini orang cakep juga, postur tubuh nya tinggi sekitar 165 cm, kulit nya sawo matang, rambut belah dua, kalau senyum ada senyum pipit nya, mata nya agak sipit alamakkk ga tahan hehehe namun sayang superrrrr galak nya bukan main.
" Kami telat karena kak Billy baru memberitau bahwa kami disuruh kumpul kak, kita ga salah dong kak ! " protes ku. " oh, jadi lo nyalahin Billy ? Iya ? Dan lo protes ? Biar gugus lo ga dihukum ? Begitu ? " tanya kak Rian bertubi - tubi dengan wajah nya yang sangar. Aku hanya bisa menghela napas percuma juga gue protes lah wong dia ga terima. " Bill, sini.
Ada pahlawan kesiangan dan dia salahin kamu " panggil kak Rian. Yang empu nya nama pun menoleh ke sumber suara. " siapa yang salahin saya ? " kak Billy balik tanya. " nih orang nya bocah tengil ! " tunjuk kak Rian ke arah ku. " waduh ! Bisa panjang nih urusan nya " desis ku dalam hati. " oh jadi ini si bocah tengil itu ? Mau protes ? Salahin saya ? Salah saya apa ? Apa ??? " bentak kak Rian melotot kepada ku. " jawab !!! " kenapa diam saja ?? Ayo ! Ngomong ! " desak nya ekspresi muka nya sungguh menakutkan. " begini, kak. Tadi kan kakak nyuruh kami kumpul ke lapangan basket kenapa kakak baru memberitau kami ? Harus nya kakak beritau kami setelah bapak Tukijan keluar terus kakak memberikan intruksi agar kami menuju ke sini, ini seperti nya disengaja ya agar kami dihukum ? Kakak puas melihat kami menderita dengan penyiksaan atas nama telat ? maaf kak, kami keberatan " ucap ku seraya memberi penjelasan kepada mereka. " apa yang dikatakan Hellen itu benar kak dan kami tidak mau dihukum " ujar Hendra membela ku. " wah ! Wah ! Hebat juga pengaruh lo bocah tengil ! Jadi, mau kalian apa ? Tetap kalian harus kami hukum. Alasan kalian tidak dapat kami terima. Ayo cepat baris ! Jalan gaya bebek ! Cepat ! Dan lo Hellen, gue da perhitungan sama lo. Gue ga terima ! Awas lo ! " bisik kak Billy dengan nada ancaman.
Uughh serba salah sih ! Di satu sisi emang kita ga salah tapi di sisi lain kok yang bersangkutan jadi naik pitam sih ? Gak terima kalau kita protes ! Enak juga ya jadi kakak kelas, ngatur sak karep mu ( terserah kamu lah ) ya sudah lah jalani saja hukuman nya, yang penting sudah buka suara minimal menyalurkan rasa kecewa kita atas tindakan sewenang - wenang kakak kelas.
"Huh dasar " umpat ku. " Menyebal kan ! " sungut ku. Capek juga ya ternyata jalan bebek masih mending sit up kek atau nyanyi kek atau push up kek. Kita disuruh setengah jongkok sambil jalan, tangan diangkat diletakkan di belakang kepala.Lumayan cukup jauh juga sih jarak dari lapangan bola basket menuju kelas kami. Baris satu persatu memanjang ke belakang, badan setengah jongkok sambil berjalan dan kami disuruh teriak " kami cinta tanah air, Indonesia ! Selalu kalimat itu yang kami ulang. Sementara itu, di lapangan masih diadakan latihan baris - berbaris yang dipimpin oleh kak Rian, sedangkan kami yang dihukum diserahkan kepada kak Wahyu. " sudah cukup, yuk kembali ke lapangan lagi kita belajar baris - berbaris " kata kak Wahyu. " alhamdulillah ! Makasih kak ! " seru kami. " Wahyu, kamu pimpin gugus bocah tengil ya ajari bagaimana cara berbaris yang rapi " ujar kak Rian. " siap laksanakan ! " teriak nya.
Arloji di tangan ku menunjukan pukul 9.30 WIB arti nya masih ada sisa waktu 30 menit lagi. Udara pagi jelang siang ini lumayan cukup membakar kulit kami, tampak muka kami kemerahan dan baju seragam putih kami dipenuhi keringat, kami benar - benar mandi keringat. Ku sempat melirik kak Billy yang duduk di samping lapangan, depan laboratorium fisika.
Dia mengawasi gerak - gerik kami. Sambil mengobrol dengan kak Lina, ku dengar mereka sangat dekat ya boleh dibilang mereka sedang kasmaran, nama nya juga cinta monyet pasti hubungan nya tidak berlangsung lama. Ya desas - desus, kabar burung mengatakan demikian, boleh dibilang pasangan serasi lah ya yang satu nya cantik, yang satu nya lumayan ganteng juga tapi sayang galak nya itu loh yang ga aku suka. Ku lihat mereka tampak sangat menikmati nya, sesekali tampak senyum sumringah dari balik wajah kak Lina yang tampak malu - malu. Mungkin kak Billy tengah merayu nya, dan ku lihat juga kak Billy cengengesan. Dasar buaya darat ( bersambung )
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Izin kan Aku Bahagia Ongoing
General FictionPerjalanan hidup seorang perempuan berjuang membesarkan anak semata wayang nya. Tak semudah membalikkan telapak tangan, ujian demi ujian silih berganti.Mampu kah ia ?