Tak terasa hari sudah siang, waktu menunjukkan pukul 12.00 wib. Itu menandakan kami harus kembali ke sekolah. " yuk guys kita berangkat jangan sampe kita telat loh ya " ajak si empu nya rumah. Ku lirik jam tangan " yuk ! " sahut ku. Ku ambil tas yang ada di kamar Tuti. Kamar yang rapi, tak seperti kamar ku. Rumah yang sangat asri. Tuti adalah anak tunggal jadi wajar saja dia kesepian di rumah karena kedua orang tua nya sibuk mencari nafkah.
Sebelum kami berangkat kembali ke sekolah aku meminta ijin untuk menunaikan kewajiban ku sebagai umat muslim yakni sholat dzuhur. " bentar dong, gue sholat dulu yak ! Tut pinjam mukenah, gue dah wudu nih ! " perintah ku kepada Tuti. " nih, mukenah nya. Buruan jangan lama ya gue juga mau sholat " sahut si Tuti seraya menyodorkan mukenah nya pada ku. " siap komandan ! " seru ku.
Setelah semua teman - teman ku selesai tunaikan sholat, maka kami bergegas menuju ke sekolah. Rupa nya kegiatan belajar mengajar
belum dimulai. " alhamdulillah, sudah sampai di sekolah " bisik ku dalam hati. " makasih ya tut, sudah mengundang kami main ke rumah mu. Next time boleh main lagi kan ? " tanya Ika dengan semangat. " so, pasti dong. Kalian kan bestie gue " jawab Tuti tak mau kalah.
Kami memasuki pintu gerbang dan melangkahkan kaki menuju ke kelas. Aku melihat ada sepasang mata yang sedang memperhatikan ku dari kejauhan. Ketika ku pergoki, dia membuang muka seolah - olah dia salah tingkah. Sepasang mata itu milik kakak kelas, entah siapa nama nya aku juga tidak tahu. " aneh deh, dari tadi tuh orang merhatiin gue mulu. Salting nih yeeee ! " jerit ku dalam hati. Aku pun tersenyum sinis kepada nya, karena aku jengkel kenapa dia buang muka setelah mencuri pandang dengan ku, lalu ku percepat derap langkah ku menuju kelas. " Woy Len ! Lo kenapa sih jalan nya cepat amat. Seperti orang mau nagih hutang " protes Tuti yang tergopoh - gopoh mengikuti ku. " ya, biar cepat sampai lah di kelas " jawab ku santai tanpa peduli kan Tuti yang kecapean mengejar ku. Koridor yang kami lalui sangat ramai dengan hiruk pikuk anak - anak kelas 8, ada juga yang menyapaku ketika aku melewati kelas mereka. " Hai Hellen " seru Cintya, siswi berambut panjang lurus dan berponi rata. " Hai juga, Tya. Piket lo ? " tanya ku basa - basi pada nya. " ya " jawab nya pendek. Ku lambaikan tangan mungil ku kepada teman - teman yang ada di dalam kelas, kebetulan kelas nya setengah terbuka karena di samping kelas bukan lah tembok tetapi setengah tembok yang setengah nya ada jendela terbuka lebar jadi kami leluasa melihat keadaan kelas teman - teman ku. Ku langkah kan kaki ku, menuju kelas 2 F. Bel menjerit 2 x itu tanda nya kami harus siap belajar. " alhamdulillah " ujar ku dalam hati. Guru Biologi, bu Nunung nama nya. Beliau terkenal cerewet. " Selamat siang anak - anak, sudah siap untuk belajar ? Baik lah KM sila kan pimpin doa sebelum mulai pembelajaran ! " perintah beliau tanpa memberikan kesempatan untuk kami menjawab pertanyaan nya. " Sebelum belajar mari kita membaca doa di dalam hati, berdoa mulai ! " perintah Roman, sebagai ketua kelas kami. " Berdoa, selesai " sambung nya. " Ada PR minggu kemarin kan ? Menggambar Rantai Makanan kan ayo sekarang siapa yang sudah ? Boleh kumpul kan di meja guru ! Setelah ibu selesai menjelaskan materi, ibu akan menilai hasil pekerjaan rumah kalian ! " instruksi nya. Tak lama kemudian kami mengumpulkan hasil kerjaan kami. Bu Nunung menjelaskan materi tentang hubungan simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme dan sebagai nya. Selama dua jam kami belajar tentang biologi. " huh ! Menyebalkan ! " jerit ku dalam hati. Aku ga ngerti tentang nama - nama latin yang ada di dalam mata pelajaran biologi. " Kenapa lo ? Muka lo ditekuk aja ? Jelek tau " tanya Tuti penasaran, dia teman sebangku dengan ku. " ga papa, lagi males aja ! Udah ah gue pusing ! " jawab ku singkat agar ia berhenti bertanya. Akhir nya jam istirahat datang juga, kami berhamburan menuju ke kantin. Di sana banyak aneka jajanan tersedia ada bakso, nasi lengko, gorengan bakwan, es teh, dan lain sebagai nya. Seperti biasa genk kami jajan di tempat favorit, tempat yang paling ujung, karena tempat ini asyik untuk nongkrong. " mbak es teh dong ! " seru ku kepada mbak Uun. Dengan senyum ramah mbak Uun telah menyambut kedatangan kami. " mbak bakso 1 mangkok ya ! Jangan dikasih saos, sambal ny yang banyak ya ! " teriak Tuti kebetulan kedai bakso beriringan dengan kedai nya mbak Uun. " siap juragan ! " kata mamang penjual bakso, sambil ngekek karena dengan cuek nya Tuti sudah biasa bertingkah seperti itu. Aku mengambil beberapa gorengan kemudian aku potong - potong setelah itu aku guyur dengan sambal kacang campur saos. " beuhhh nikmat nya ! " seru ku dalam hati. Selesai jajan kami bergegas menuju musholah untuk tunaikan sholat ashar berjamaah. Setelah itu, kami melanjutkan kegiatan belajar kembali. Tak lama kemudian bel menjerit 3 x menandakan kami harus meninggalkan gedung sekolah menuju rumah masing - masing, aku sengaja pulang bareng Ika, Yayang, Devi karena satu arah. Senda gurau mengiringi derap langkah kami yang tanpa lelah.
( bersambung )
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Izin kan Aku Bahagia Ongoing
General FictionPerjalanan hidup seorang perempuan berjuang membesarkan anak semata wayang nya. Tak semudah membalikkan telapak tangan, ujian demi ujian silih berganti.Mampu kah ia ?