" Hai, Hellen ! Dapat salam loh dari seseorang, dia tetangga ku " bisik Devi yang menggelitik kuping ku. Tentu saja aku kaget dan geli " oh ya, siapa dia ? Ah ! Lo bikin gue GR aja deh " sahut ku merajuk. " Serius ! " ujar nya. " Dari siapa ? Tumben ada yang kirim salam buat gue " tanya ku cuek karena aku sedang mengerjakan tugas bahasa Inggris. " Mau tau atau mau tau banget lo ? " tanya dia seraya menggoda ku. " Mau tau lah gue penasaran " jawab ku singkat. " Cieeeee, penasaran nih yeeeee ! " goda si Devi. " Nama nya Roy, dia tetangga ku tapi rumah kita agak jauh. Kita beda blok " jelas Devi " dia juga sekolah di sini ? Kelas berapa ? " tanya ku diliputi rasa penasaran. " ya, dia sekolah di sini juga, kelas nya aku gak tau. Yang jelas ia kakak kelas kita " jawab Devi. " hhhmmmm " hela napas ku begitu dalam. " kenapa lo ? " tanya Devi sambil menatap wajah ku. " gue ga papa. Keep calm ya ! " jelas ku. " yuk, kita lanjut kerja kan tugas bahasa Inggris, kalau tidak kerja kan nanti dihukum " ajak ku kepada Devi. Aku sengaja mengalihkan pembicaraan, karena banyak tugas dari bu Atiek yang harus kami kerja kan. " okay " ucap nya singkat.
Suasana kelas begitu hening, bak mengheningkan cipta ketika upacara bendera. Bu Atiek tidak bisa mengajar di kelas kami karena ada keperluan, sehingga kami disuruh untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh beliau. Setiap siswa & siswi diwajibkan agar kerja kan tugas, kalau tidak mengerjakan konsekuensi nya adalah tidak diabsen
Semenjak peristiwa titip salam, aku jadi penasaran. " Siapa kah dia ? Seperti apa kah wajah nya ? Tampan kah ? Atau biasa aja ? Kelas berapa ? Kok bisa - bisa nya dia titip salam buat ku ? Dari mana & bagaimana ia bisa tahu tentang aku ? " jerit ku di dalam hati. " aaahhhh diam - diam ada yang suka memperhatikan ku, berarti gue punya fans dong. Fans rahasia lebih tepat nya seperti itu.
" Dev ! Boleh ga gue main ke rumah lo ? " tanya gue. " wahhh, tentu boleh ! Dengan senang hati kawan ! Kau boleh ke rumah ku kapan pun kau mau ! " jawab nya. Kebetulan hari ini sekolah kami kegiatan belajar mengajar di rumahkan, karena pada jam ke tiga seluruh guru ada rapat penting.
Tanpa diberi komando, kami bergegas menuju ke rumah Devi. Setengah jam kami menunggu angkot, alhamdulillah angkot pun segera menghampiri kami dan kami naik ke dalam nya. " alhamdulillah ya hari ini kita bisa pulang cepat ! " ujar ku mengawali percakapan. " iya, jarang ya kita pulang cepat. Yang sering aja rapat, biar kita bisa pulang cepat ! " seloroh Devi. ( hahahaha ! Tawa kami pun meledak ! )
Sampai lah aku di rumah Devi, rumah yang cukup besar. Depan rumah nya ditumbuhi sebatang pohon mangga sehingga membuat suasana sangat rindang. Aku sering main ke rumah Devi karena adem, tenang, jauh dari keramaian.
Bukan karena aku penasaran dengan sosok yang bernama Roy, dari mana dia bisa kenal aku ? Segudang pertanyaan mengganggu pikiran ku, ahh sudah lah ! Aku tak mau ambil pusing lagi.
" Ehhh ! Ada tamu rupanya " sambut ibu nya Devi, ketika beliau masuk ruang tamu. Kebetulan tadi beliau baru saja pulang dari pasar. " iya, mi. Tamu tak diundang " guyon ku. Segera aku beranjak dari tempat duduk dan berdiri serta ku cium telapak tangan kanan sebagai penghormatan kepada yang lebih tua.
" pantesan ada Hellen, rameee ! " seloroh nya. " ayo, dilanjut ngobrol nya ! Mimi mau ke belakang dulu " pamit nya. " iya mi, monggo ! " ujar ku ramah. Kebetulan Kakak nya Devi juga teman sekelas ku juga.
Banyak hal yang kita bahas mulai dari ekskul PMR karena kita satu team, yaitu PMR. Kakak kelas yang menjabat sebagai wakil ketua PMR yaitu kak Helmi menjalin cinta dengan sekretaris nya yaitu kak Fatma, lebih lengkap nya kak Fatmawati.
Tanpa kita sadari jam dinding menunjukkan angka 16.00 wib, itu arti nya aku undur diri dari rumah Devi. Diantar oleh Devi menuju jalan raya. Tak disangka ini pertemuan yang pertama kali bertemu dengan sosok yang bernama Roy. " itu dia, kak Roy " bisik Devi lembut ke telinga ku. Kita berpapasan di jalan, kak Roy menuju rumah nya sedangkan aku menuju ke jalan raya hendak menunggu angkot. Ku lihat kak Roy masih memakai baju seragam Pramuka lengkap dengan atribut Pramuka. " Hai ! Kamu Hellen kan " sapa nya ramah ketika kami mulai berdekatan. " hai, juga kak ! " balik sapa ku. Belum sempat aku jawab pertanyaan nya, tiba - tiba dia menggenggam tangan ku. Jujur aku kaget, sekaligus risih karena kita baru kenal kok se agresif ini. Lalu, ku lepas kan genggaman tangan nya.
" iya, kak. Nama ku Hellen " jawab ku grogi. " senang berkenalan dengan kakak ! Mohon maaf sudah sore, aku harus pulang ! " ujar ku kikuk karena tak henti - henti nya kak Roy memandang wajah ku.
" oh ya, ati - ati ya. Mau kakak antar sampai ke depan " ujar nya menawarkan diri. " tidak usah kak terima kasih ! Biar Devi saja yang mengantar ku. Lagi pula kakak capek habis latihan Pramuka " tolak ku halus agar ia tidak tersinggung dengan perkataan ku.
" okay, gak kok ga merepotkan ! Malah seneng bisa bertemu dan mengantar mu pulang ! " ujar nya setengah memaksa. " tidak kak, terima kasih ! " ucap ku tegas. Lalu, kita melanjutkan perjalanan menuju jalan raya, " ciiiieeeee yang lagi happy ketemu dengan kak Roy, akhir nya gak penasaran lagi kan ? " ledek Devi. Aku cuma senyum simpul, dan ku cubit lengan tangan nya.
( bersambung )
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Izin kan Aku Bahagia Ongoing
General FictionPerjalanan hidup seorang perempuan berjuang membesarkan anak semata wayang nya. Tak semudah membalikkan telapak tangan, ujian demi ujian silih berganti.Mampu kah ia ?