Aku sangat suka permainan basket, apa lagi tiap tahun ada pertandingan olah raga antar kelas ( porak ). Ada pun yang dipertandingkan adalah bola volly putera - puteri, bola basket putera - puteri. Hanya ada dua pertandingan yang dipertandingkan dan itu pun merupakan olah raga favorit pelajar di sekolah kami. Biasa nya porak dilaksanakan satu minggu jelang ujian kenaikan kelas. Seperti hari ini sekolah kami mengadakan porak. Kelas kami pun tak mau ketinggalan ikut ajang bergengsi menang kalah belakangan yang penting ikut berpartisipasi meramaikan acara porak.
Itu lah pesan yang disampaikan oleh bu Winnie sebagai wali kelas ku, ya syukur - syukur menang dan dapat hadiah berupa uang tunai sebesar Rp. 500.000.00 jumlah yang lumayan besar ya bagi anak seusia kami. Kelas kami mengirim dua team putera dan puteri untuk pertandingan bola basket dan dua team putera - puteri untuk pertandingan bola volly.
Tak ketinggalan aku pun ikut team basket puteri. Team kami diperkuat oleh Nani, Susi, Titi, Ika dan aku sebagai pemain inti, sedang kan pemain cadangan ada Dinda, Yanti, Mayang, Ayu, Vitta, Rey, dan Liana. Posisi ku sebagai penembak / shooting. Babak penyisihan pun di mulai, team kami kelas 7 H berhadapan dengan kelas 7 C. Team kami tidak mengalami kesulitan untuk memenangkan permainan, kami melaju babak berikut nya. Babak perempat final, team kami berhadapan dengan kelas 7 G. Team kami hampir saja kewalahan menghadapi team lawan, jatuh bangun kami berusaha cetak skor lewat tembakan jitu ku.Alhamdulillah kita berhasil melaju pada babak semi final. Babak semi final pun telah tiba, team kita melawan kelas 7 B. Mereka menguasai bola dengan baik, skor demi skor mereka cetak. Team kita mengalami kesulitan untuk mencetak skor, karena aku dijegal dan mendapatkan pengawalan khusus dari team lawan.
Permainan mereka sedikit kasar, seperti yang aku rasakan tubuh ku disenggol, aku hilang keseimbangan, lalu tak sadar aku terjatuh. " aduh ! " jerit ku. Aku keluar dari lapangan, kemudian aku duduk. Lutut ku berdarah lalu PMR sebagai team medis menghampiri ku dan mengobati luka ku. " kamu ga papa kan ? " tanya Susi, yang meraih tangan ku untuk melanjutkan pertandingan yang sempat tertunda karena insiden kecil. " Ga papa, tenang saja. Terima kasih " jawab ku sambil berlari kecil menuju lapangan. " Awas ya, kamu sudah melukai aku. Akan ku balas kau " kata ku dalam hati.
Pertandingan semakin panas, masing - masing team unjuk gigi dan kami menginginkan masuk final dan jadi juara. Skor demi skor saling berkejaran sehingga membuat jantung kami berdebar - debar. " Nan, lempar bola nya ! Ayo ! " teriak ku, " Hellen, tangkap " jerit Nani. Hup ! Bola berpindah tangan, aku segera mencetak point lagi. " Yeahhhh " lagi dan lagi aku berteriak..Alhamdulillah team kami berhasil melaju ke babak final. " Good job anak - anak ! Besok final, menang kalah itu urusan belakangan. Yang penting kalian berusaha tampil lebih maksimal, Hellen, kamu masih bisa berlari kan ? Luka mu bagaimana nak ? Kaki mu kan sempat terkilir. Ibu sampai khawatir ! " tanya ibu Winnie bijak tentu saja sebagai wali kelas, beliau sangat khawatir terhadap kondisi kaki ku. " alhamdulillah kondisi ku baik - baik saja bu ! Insya Allah kita berikan permainan yang terbaik buat ibu & kelas 7 H. Terima kasih, ibu sudah mengkhawatirkan ku " ujar ku.
Hari yang mendebarkan akhir nya datang juga, aku tak bisa tidur memikirkan bagaimana cara nya agar kami menang dan mendapat juara pertama pada ajang bergengsi di sekolah kami.
" Selamat pagi anak - anak, hari ini adalah puncak dari pertandingan antar kelas bola basket putera dan puteri jadi pesan bapak kalian harus bisa bermain sportif, tidak boleh ada kecurangan, jujur dalam bertanding. Kalian paham ? " tanya pak Rinto memberikan pengarahan kepada kami yang melaju ke babak final " paham pak ! " jawab kami serentak. " Baiklah kita mulai saja pertandingan bola basket puteri antara kelas 7 H versus 7 A " lanjut beliau. PRITTTTT !!! Peluit wasit ditiup menandakan pertandingan dimulai. " wasit melempar bola di tengah regu agar kami berebut bola. " ayooooo 7 H jangan mau kalah !!!, ayooo 7 H kita pasti juara ! " ku dengar teriakan - teriakan dari teman - teman sekelas ku yang memberikan dukungan sehingga kami memiliki kekuatan melawan musuh. Permainan lawan begitu keras jatuh bangun sudah biasa, pelanggaran - pelanggaran sering kami lakukan, senggolan fisik pun tak terhindarkan yang sempat memicu emosi kami. Ku lihat bu Winnie memberikan semangat kepada anak buah nya. Acungan jempol dari beliau sangat berarti bagi ku, setiap aku menembak bola menghasikan skor beliau selalu tersenyum dan acung kan jempol. Itu bentuk apresiasi wali kelas terhadap anak buah nya.
Tanpa ku sadari, tubuh ku telah bertabrakkan dengan Anita. " lo sengaja ya, cari ribut ya ! " kata nya marah - marah kepada ku. " enak aja lo bilang, bukan nya lo sendiri yang nabrak gue. Malah lo nyalahin gue " gumam ku membela diri.
Wasit pun menghampiri kami yang tengah ribut " sudah jangan bertengkar, ayo lanjut kan permainan ! kalau masih ribut pertandingan ini bapak bubar kan tidak ada yang jadi juara " kata pak Udin selaku guru olah raga yang menjadi wasit. Huhhhh tanpa diberi komando penonton mulai rame. Kami pun melanjutkan pertandingan, dan menerima kekalahan sebagai juara ke dua. Juara pertama kelas 7 A dengan mendapat hadiah Rp. 500.000,00. Juara ke dua kelas 7 H mendapat hadiah Rp. 250.000,00 dan juara ke tiga 7 B dengan mendapat hadiah Rp 100.000, 00.
" Selamat ya ! Kalian pantas jadi juara meski posisi ke dua. Kalian sudah berusaha semaksimal mungkin. Uang nya untuk kalian sila kan kalian gunakan untuk apa saja. " ujar bu Winnie dengan bijak. " horeeee !!! Teriak kami kompak
( bersambung )
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuhan, Izin kan Aku Bahagia Ongoing
General FictionPerjalanan hidup seorang perempuan berjuang membesarkan anak semata wayang nya. Tak semudah membalikkan telapak tangan, ujian demi ujian silih berganti.Mampu kah ia ?