SMA nih yeee

7 0 0
                                    

          Jelang Ebtanas, aku harus lebih rajin lagi belajar nya agar bisa membuat orang tua ku bangga. Seperti biasa nya, aku tidak boleh keluar rumah oleh bapak ku. Stay di dalam kamar. Tidak boleh melakukan apa pun selain belajar.

         " Hellen, sini bapak sita dulu radio nya. Kamu harus fokus belajar karena minggu depan Ebtanas " ujar bapak ku.
      
         " Tapi pak, Hellen juga butuh hiburan. Pengen dengerin musik biar ga jenuh " protes ku.
    
     " Iya, nanti bapak kembalikan lagi radio mu setelah selesai Ebtanas  takut nya kamu tidak konsentrasi malah mendengarkan musik. Apa lagi lagu favorit mu yang diputar " bujuk bapak ku pantang menyerah.
  
    " Baik lah pak. Ini radio Hellen, nanti kembalikan lagi ya pak ! " pinta ku mengiba.
  
   " Iya, nak ! " sahut nya pendek.

   Jujur, radio itu milik ku. Pemberian kado ulang tahun ku dari mimi. Maka nya aku sangat menjaga radio ku.

  Aku suka mendengarkan musik melalui radio. Sebelum aku memiliki radio, kakak ku lebih dulu punya. Kami sering mendengarkan siaran berita, agar mengetahui perkembangan, fenomena yang terjadi di sekitar kita. Akan tetapi mbak yu ku yang nomor 5 pelit nya minta ampun, ia tidak mau meminjamkan radio nya padahal aku juga ingin mendengarkan musik .

   " mbak, ganti dong frekuensi nya  acara nya ga asik ah " bujuk ku. Seketika ku raih radio milik nya.

" Enak aja lo ! Maen comot aja. Ini punya gue. Sana keluar ! Kalau ga suka ya udah ga usah dengerin. Berisik aja nih anak ! " bentak nya.

" yeyyyy gitu aja sewot !! Dasar, nenek sihir ! " sungut ku tak mau kalah.

" Ada apa ini, ribut melulu. Bisa ga sih kalian akur, kalian ini kakak ber adik loh. Jangan seperti tikus dan kucing " nasihat mbak yu ku yang ke 3. Tiba - tiba membuka pintu kamar dan ikut nimbrung. Dia pun ikut duduk di bibir kasur.

" Ini nih mbak, si Hellen main comot radio aja. Ini kan punya ku. Suka - suka aku dong mo dengerin apa " jelas mbak yu ku nomor 5. Merasa di atas angin berharap kakak ku mau memarahi ku.

" Cari bantuan nih yeeee !! Huhhh dasar nenek sihir. Tukang ngadu ! " cibir ku tak mau kalah.

" sudah...sudah..astagfirullah kenapa sih kalian susah banget diomongin..hufff ( sambil menghela napas dan menepuk jidat nya )
Hellen, sana kamu keluar ! Salah satu harus ada yang mengalah ! " perintah mbak yu ku nomor 1. ( sambil melirik tajam ke arah ku ). " iyaaaaa mbakkk siap laksanakan, iya aku juga mau keluar nih. Mo main..sumpek di dalam kamar ketemu ma nenek sihir yang galak nya tiada tanding " cerocos ku memonyongkan bibir ku. Aku pun beranjak dari tempat tidur, lalu berdiri. Bergegas menuju pintu dan membuka nya.

" Mau kemana lo ? " tanya mbak Mia, kakak pertama ku.

" Ada, deh ! Mau tau aja urusan orang. Ahahaha ! " ledek ku dengan sengaja.

" Awas ya, sini lo ! Berani lo ya ma kakak pertama " geram kakak ke - 5. Hampir aja dia mau menjambak rambut ku.

" wekkk !! Ga kena !! " ledek ku,ku julurkan lidah ku lantas ku ambil langkah seribu....ngacirrrr hihihihi.
 

" Astagfirullah, kamu sebagai kakak harus bisa membimbing adek mu, bukan nya malah menjadi musuh mu " kata kakak ku sambil menasihati kakak ke 5..

" iya, kak ! Maaf. " ucap nya singkat.

" Ya, sudah lah jangan diulangi. Kasian adek mu, dia masih butuh bimbingan para kakak nya. Ok ! Mbak mau ke kamar mimi dulu. Mau menemani mimi mungkin mimi butuh teman untuk mengobrol " ujar nya.

" iya, mbak. Makasih " ucap kakak ke - 5 pendek.

Kakak pertama membuka pintu kamar kakak ke -5. Lalu berjalan menuju kamar mimi ku yang tak jauh dari kamar kakak ke - 5. Sebuah kamar yang memiliki taman kecil, dua kolam ikan dan di samping kolam ditanam lah bunga - bunga favorit mimi, mawar salah satu nya.

Kakak pertama menghampiri mimi yang tengah asik memandangi bunga mawar, sambil mendengarkan suara emas nya Ruth Sahanaya. Penyanyi favorit nya.            

    Alunan musik yang lembut dipadupadankan suara yang merdu sungguh sedap untuk didengar. Ditambah cuaca di luar sangat panas, sepeeti nya raja siang sangat semangat untuk menunjukkan eksistensi nya di muka bumi.

     Rupa nya mimi tidak mengetahui kehadiran kakak pertama, saking asik nya menikmati alunan musik yang syahdu.

" Mi ! " sapa kakak pertama ku ketika memasuki kamar mimi ku sambil memeluk tubuh nya yang termakan usia.

" Astagfirullah...Mia, kamu bikin mimi kaget saja ! " ujar nya sambil menoleh ke wajah kakak ku.

" Maaf mi, Mia sudah membuat mimi kaget " ucap kak Mia dengan santun nya.

" Ada apa ? Seperti nya serius sekali " tanya mimi lalu mematikan tape recorder nya.
 

Bersambung
   

          

Tuhan, Izin kan Aku Bahagia Ongoing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang