Your Denial

296 64 5
                                    

Chapter 3 (Penyangkalan!)

Sepasang mata bulat Anna bergetar. Bukan! Bukan hanya sepasang matanya tapi juga bibir serta kedua tangannya. Jika saja Anna mau mengakuinya, maka dia harus memaksakan dirinya untuk berkata kalau hatinya juga bergetar. Hatinya bergetar setiap kali mengingat malam itu. Malam kegilaan! Malam paling gilanya! Malam pertamanya! Malam dimana dari ribuan malam yang pernah dia lewati selama hidupnya adalah malam paling bermakna. Sangat gila bukan?

Tujuan Anna malam itu adalah menipu, mengambil, merampas semua yang Jun miliki malam itu sebanyak yang dia bisa.

Uang, perhiasan, apapun barang berharga yang Jun bawa saat itu. Bahkan raga dari lelaki itu juga hati dan perasaan yang Anna tidak sadari telah dia renggut dan dia bawa pada malam itu.

"Park Anna, tujuh tahun yang lalu dimalam itu! Semua yang kau lakukan padaku itu! Jadi semuanya benar-benar palsu?" Sepasang mata tajam Jun kembali menatap Anna, menunggu bibir yang punya warna merah alami itu bergerak dan memberi sebuah jawaban untuknya.

Anna berkedip. Sepasang bola matanya masih terlihat meragu kemudian bibirnya bergerak untuk berkata. "Memangnya apalagi?"

Jawaban yang bukan Jun inginkan itu membuatnya harus mengernyitkan dahinya, menahan kesal. "Aku butuh jawaban, bukan pertanyaan!"

"Memangnya apalagi yang harus aku jawab?" Jun memerhatikan bibir yang baru saja bergerak untuk kembali lagi bertanya. Dia ingat, masih sangat ingat kalau bibir itu sangatlah manis dan memabukan. Bibir itu bibir yang sering dia mimpikan tujuh tahun ini. Tapi kenapa bibir itu sekarang terlihat sangat menyebalkan baginya?

Jun tersenyum, lebih kearah meringis menakutkan. Tangan kanannya seketika bergerak cepat untuk meraih satu gelas yang sebelumnya sudah Anna isi dengan minuman. Jun meminum minuman itu. Tidak menghabiskannya, dia hanya menyecap sedikit rasanya lalu kembali meletakan gelas itu didekat Anna. Mata tajamnya memandang Anna sinis. "Jadi dari awal kau memang sudah merencanakannya, begitu? Kau sengaja mendekatiku lalu kemudian menipuku. Astaga...! Bagaimana bisa dulu aku begitu mudah tertipu olehmu? Ha...!"

"Maaf!" Mulut Anna mengatakan kata maaf tapi wajahnya berpaling dari pandangan Jun. Anna lebih memilih untuk meraih botol minuman mahal dihadapannya kemudian mengisi gelas Jun yang sebenarnya terlihat masih sama isinya seolah Jun tidak meminumnya barusan. Sungguh, Jun bahkan harus kembali meringis (tersenyum terpaksa yang terlihat menakutkan walau wajahnya tampan bukan main).

"Apa kau pikir kau bisa bermain-main denganku?"

Anna menarik nafasnya lebih kuat dari biasanya hingga Jun yang memerhatikannya bisa melihat yang Anna lakukan itu, seolah Anna tengah berusaha sabar berhadapan dengan Jun saat ini. Dan memikirkan itu membuat Jun semakin dibuat kesal saja rasanya.

Bukankah orang yang seharusnya bersabar adalah Jun dan bukankah Jun sudah cukup bersabar selama tujuh tahun ini karena dia tidak mencari Anna dan berusaha menuntutnya selama itu?

Tapi kenapa disini Anna yang terlihat seolah-olah adalah korban dari Jun?

"Apa kau pikir kau bisa kembali menipuku?"

Anna menolehkan kepalanya pada Jun, ingin mengatakan sesuatu kemudian Jun lebih dulu meraih pergelangan tangan kanan Anna, memeganginya dengan cukup kuat.

"Apa kau masih saja berpikir aku bodoh dan kau akan bisa kembali kabur dariku?" Pegangan tangan Jun pada pergelangan tangan kanan Anna semakin kuat. Jun bahkan sedikit menyentakan pergelangan tangan Anna hingga Anna harus sedikit bergerak maju ke depan, hampir jatuh dihadapan Jun.

"Park Anna dengarkan aku!"

Sepasang mata bulat Anna membelalak, sedikit terkejut dan semakin terkejut saat Jun sekali lagi menyentak kuat pergelangan tangannya hingga tubuh kurus Anna harus jatuh dan menabrak dada bidang Jun kemudian Jun memegangi kedua bahu Anna. Kedua telapak tangan Jun yang besar itu terasa dingin dikulit bahu Anna yang tidak tertutupi itu.

The Worst ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang