Chapter 35 (Kebencian yang tiada tara)
"Anna, apa kau baik-baik saja?" Yeri bertanya sekal lagi, meneliti wajah Anna yang terlihat sangat pucat. Kemarin saat pertama kali melihat Anna, perempuan itu punya bibir merah alami yang semakin mempercantik wajahnya tapi hari ini? Bibir Anna tidak semerah kemarin (warnanya lebih ke arah merah muda) dan tanpa harus dibawa diperiksa oleh dokterpun, Yeri pikir dia bisa tahu kalau Anna sedang tidak sehat hari ini. "Memangnya semalam kau selesai jam berapa?"
Anna menatap balik Yeri, tersenyum sebelum menjawab, "Aku baik-baik saja!"
"Ck!" Sepasang mata Yeri mengerling kemudian dia yang sedang berdiri disamping tempat duduknya Anna itu merundukan sedikit kepalanya, memincingkan tatapannya yang dekat dengan wajah Anna itu. "Kalau kau merasa sakit, tidak perlu bekerja! Kenapa harus memaksakan diri sih?" Setelahnya, Yeri kembali berdiri dengan benar.
Anna tersenyum, entah kenapa merasa senang mendapati sedikit perhatian dari Yeri. Dia berdiri bangun dari kursinya, ingin mengatakan sesuatu tapi kemudian harus menutup mulutnya rapat-rapat saat Jane yang entah datang dari mana berjalan melewati mereka sambil berkata, "Jam berapa kau selesai menikmati kesenanganmu semalam, Anna?"
Kepala Anna otomatis mengarah pada Jane, ekspresinya seolah kaget dalam beberapa detik sebelum dengan cepat Anna mengaturnya. Sedang Jane, dia tersenyum dengan pandangan meremehkan dan melajutkan. "Sebenarnya aku tidak suka ikut campur dengan urusan orang lain. Apa yang kau ingin lakukan, itu sama sekali bukan urusanku." Seharusnya Jane melanjutkan langkahnya karena meja kerjanya ada di pojok sana tapi dia justru melangkah mendekati Anna. Jane tersenyum lagi pada Anna sebelum kepalanya bergerak mendekati telinga kanan Anna dan berbisik, "Tapi kasusmu itu kasus yang paling aku benci. Bemain-main dengan milik orang lain adalah hal yang paling aku benci. Jadi saranku, jangan pernah tunjukan kebusukanmu itu di area kantor lagi kalau kau tidak ingin ada orang lain yang mengetahuinya selain aku!"
Dengan gerakan paling santainya, Jane menjauhi Anna yang kini terdiam kaku. Kakinya melangkah ringan menjauhi Anna tanpa peduli pada tatapan Yeri yang menatapnya seolah ingin mencakar wajahnya itu. Samar-sama Yeri bahkan bisa mendengar senandung Jane yang semakin membuatnya kesal saja.
Yeri menarik lengan atas kiri Anna, membuat tubuh Anna yang masih kaku itu menghadap padanya kini. "Apa yang dia bisikan? Apa yang Jane katakan padamu?"
Sepasang mata bulat Anna berkedip ragu menatap Yeri. Lehernya seolah tercekik hingga nafasnya terasa sulit. Apa Jane melihat Anna dengan Jun semalam? Lalu, apa Anna akan berhenti bekerja dari perusahaan ini padahal dia baru merasakan dunia kerja yang dia inginkan selama dua hari ini?
Tatapan Yeri yang sebelumnya menatap Jane kesal kini mulai penuh dengan binaran khawatir memandangi Anna yang seperti ingin menangis dengan wajah pucatnya itu. "Anna, apa kau yakin kau baik-baik saja saat ini?"
Apa Anna pernah baik-baik saja setelah orang tuanya meninggal, setelah paman dan bibinya membuat kehidupannya justru semakin terbebani alih-alih merasa dibantu karena hutang-hutang sialannya itu? Dan apa Yeri akan baik-baik saja, masih tetap baik pada Anna kalau tahu Anna bersama dengan Jun semalam?
Anna tersenyum, menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan suara lembutnya. "Aku rasa perutku sedikit mual. Tapi aku akan baik-baik saja dan semakin baik nantinya."
***
Jun benci hari kemarin dan lebih benci lagi pada hari ini. Jelas sekali dia punya banyak pekerjaan hari ini dan itu cukup menguras tenaganya. Lalu siang ini, seolah Tuhan ingin memberinya sedikit peringatan atas semua dosa yang dia lakukan pada Anna semalam, calon tunangannya yang tidak berarti sama sekali baginya itu datang, memaksanya untuk ikut acara makan malam keluarga yang pastinya sangat membosankan bagi Jun.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Worst Contract
RomanceKontrak dan isi perjanjiannya, semuanya berubah mengikuti aturan si gila itu! Isinya sebenarnya tidak ada yang menguntungkan bagi Anna, semuanya bahkan terdengar merugikan baginya. Salah satu point yang paling diingat dan membekas pada ingatan Anna...