11

237 42 5
                                    

Chapter 11 (Apa yang kau inginkan dariku?)

"Apa kau yakin kau akan pergi ke sana?"

Jun melirik sinis ibunya. Benar, ibunya dan bukanlah orang lain tapi ibunya sendiri yang telah melahirkan dirinya itu kemudian dengan gerakan paling malasnya dia meraih table napkin yang tersedia untuk sejenak menyeka mulutnya. "Berhentilah bersikap berlebihan, bu! Aku bukanlah anak usia dua belas tahun tapi tiga puluh dua tahun. Ah salah! Setelah hari ini, usiaku bahkan tiga puluh tiga, jadi berhentilah ikut campur terhadap hidupku, bu!"

Ibunya Kim Jun ikut meraih table napkin didekatnya, memeriksa keadaan selembar bahan berserat lembut itu baru kemudian dia menyeka mulutnya dan berkata. "Walau usiamu lima puluh tahun pun dan jika ibu masih hidup sampai saat itu maka ibu akan terus mengawasimu. Bagi ibu, kau tetaplah anak kecil yang harus terus ibu pedulikan."

"Yang benar saja!"

Ibunya Jun atau kita sebut saja dengan Rina itu memerhatikan gerakan putranya yang seolah sudah siap-siap ingin bergerak bangun dari kursinya dan pergi meninggalkannya. Jadi sebelum putra kesayangannya yang jarang sekali pulang untuk mengunjunginya itu pergi, dia kembali membuka suaranya. "Apa kau sengaja pergi membawanya untuk merayakan ulang tahunmu?"

Sebenarnya Jun memang sudah ingin bergerak bangun dan pergi tapi pertanyaan ibunya yang barusan ini lumayan berhasil membuat bokongnya mau tidak mau sedikit lebih lama menempel dikursinya itu. "Apa maksud ibu dengannya?"

Sebelah alis Rina terangkat, cukup membuat wajahnya yang masih terlihat cantik diusianya yang sudah tua itu terlihat sinis. "Ayolah Kim Jun! Kita sama-sama tahu apa yang sedang ibu coba bahas di sini. Jadi, kau ingin merayakan ulang tahunmu itu bersama dengannya bukan?"

Jun tersenyum, tipikal senyuman meremehkan andalannya dan dia tidak peduli kalau saat ini dia menunjukannya pada ibunya sendiri. "Kalau ibu sudah tahu aku akan pergi bersama dengannya, kenapa ibu harus bertanya lagi?"

"Apa dia akan mengembalikan uangmu? Atau...?" Rina sengaja menggantung kalimatnya, ekspresinya terlihat menjengkelkan dimata putranya kemudian dia menambahkan. "Atau kau memang sudah memaafkan kesalahannya yang dulu itu? Tapi ibu rasa kau bukan tipikal lelaki yang mudah memaafkan, Jun! Jadi sebenarnya ibu tidak perlu terlalu khawatir padamu soal perempuan itu."

Jun kembali tersenyum. "Sekali lagi! Kalau memang ibu sudah tahu semuanya, kenapa ibu harus membahasnya? Menyebalkan sekali!" Jun bangun, menggeser kursinya dan mencoba pergi. Tapi ibunya yang masih ingin melihat putranya itu kembali membuka mulutnya untuk berkomentar.

"Kau boleh bermain-main dengan perempuan manapun, termasuk Park Anna yang sudah menipu dan membuat dirimu  kacau tujuh tahun yang lalu itu. Tapi kau juga harus ingat, Jun! Pada akhirnya, kau harus tetap menikah dengan Nara atau setidaknya, perempuan baik-baik yang bukanlah seorang penipu!"

Jun menarik nafasnya, menghempaskannya perlahan lalu menolehkan kepalanya, menatap balik ibunya dengan pandangan datarnya (sedatar-datarnya pandangan Jun tetap saja terlihat agak tajam, percayalah!). "Bukankah ibu yang paling merasa tahu soal diriku? Jadi menurut ibu, yang sekarang aku lakukan dan  yang nanti aku lakukan, ibu sudah pasti mengetahui arahnya bukan?" Setelahnya, Jun melangkah pergi begitu saja. Langkah kakinya bahkan terlihat seolah dia buru-buru saat ini.

Sedang ibunya, dia masih duduk didepan meja makan yang diatasnya masih tersedia banyak sekali makanan lezat. Rina menatapi satu-persatu makanan yang belum sempat disentuh oleh Jun kemudian dia tersenyum, miris. "Kau bahkan hanya memakan satu sendok supnya." Sekali lagi Rina tersenyum miris kemudian dia menggerakan kedua tangannya untuk mengiris sepotong daging steak yang masih utuh dipiringnya. "Kau harus berhati-hati dari perempuan itu, putraku! Dan, selamat ulang tahun! "

The Worst ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang