Chapter 26 (Sebuah ketulusan?!)
"Kau bisa bekerja di perusahaanku mulai senin besok!" Jun kembali mengusap lembut mulai dari bahu kiri Anna hingga bahu kanan perempuan itu perlahan dengan sabun cair yang katanya baru dia beli itu (aroma yang baru) ditelapak tangannya (tanpa sponge karena lebih suka menyentuh kulit Anna secara langsung) kemudian perlahan Jun mengambil air ditangan kanannya, memercik dan membasuh bahu Anna sambil melanjutkan, "Jangan berharap aku memberimu posisi yang bagus karena itu tidak akan mungkin! Aku masih punya sedikit kewarasan untuk urusan pekerjaan."
Posisi mereka berdua sekarang tengah berendam didalam satu bathup yang sama, sama-sama berbaring setelah lelah bercinta dibawah pancuran air beberapa menit yang lalu. Jun bersandar pada pinggiran bathup sedang tubuh Anna bersandar pada dada bidang Jun (Anna berada didepannya Jun). Anna menolehkan sedikit kepalanya ke belakang, melirik Jun sebelum kembali meluruskan kepalanya. "Aku bisa mencari pekerjaan untuk diriku sendiri."
"Benarkah? Pekerjaan apa? Pekerjaan kasar? Pekerjaan tolol lainnya atua pekerjaan paling sialan yang membuatku rasanya ingin marah setiap kali membayangkanmu bertemu dan menemani banyak lelaki brengsek?"
Jun masih terus membasuh bahu Anna dengan air ditangannya (seperti tengah bermain-main dan memang menyukai permainan itu) dan tidak menyadari dengan apa yang sudah dia katakan barusan itu. Sedang Anna, dia harus terpaksa tersenyum. Tersenyum untuk menahan rasa kesalnya setiap kali Jun seolah meremehkan dirinya yang memang tidak akan pernah bisa sehebat Jun dalam hal pekerjaan serta karir. Anna juga tidak bisa mengartikan setiap kata yang Jun tidak sadari itu (sebenarnyakan penuh makna, tapi kedua orang itu sama-sama bodoh).
Kepala Anna sedikit menoleh ke samping, tidak sampai melihat dengan jelas wajah Jun dan hanya tahu kalau Jun masih saja terus mengelus bahunya atau punggungnya atau sesekali membasuh tubuh Anna (bahu maksudnya karena hampir seluruh tubuh Anna sudah terendam air dalam bath up sebenarnya) dengan konyolnya (Menurut Anna itu konyol). "Aku tidak lulus kuliah dan tidak punya pengalaman yang terbilang hebat dalam satu bidang pekerjaan kecuali pekerjaan kasar, pekerjaan tolol juga pekerjaan sialan yang sering kau sebutkan itu. Jadi, kenapa bisa aku bekerja di perusahaanmu?"
"Karena aku, si pemilik perusahaan itu mau kau bekerja disana. Jadi apa masalahnya?"
Lagi, Anna harus tersenyum menahan kesal sebelum dia menolehkan kepalanya sepenuhnya ke belakang untuk menatap Jun. "Apa karena sepanjang hidupmu belum pernah menemukan kesulitan dalam hal keuangan makanya kau selalu bisa berpikir dengan mudahnya?"
Benar-benar sangat diluar dugaan Anna ketika Jun justru tersenyum, memandangnya dengan tatapan yang masih belum juga Anna sadari maknanya (Anna benar-benar bodoh sepertinya). Tangan kanan Jun yang sebelumnya sibuk menyentuh tubuh Anna kini terangkat hanya untuk membelai perlahan setengah wajah Anna mulai dari dahi hingga dagu kemudian tangan kanan itu berhanti didagu Anna, memeganginya begitu saja. "Aku rasa tanpa perlu memamerkan seberapa kayanya diriku, kau sudah pasti mengetahui jawaban dari pertanyaanmu itukan?"
Lagi, Jun tersenyum yang justru membuat bulu kuduk Anna merinding kemudian Anna memalingkan wajahnya, membuat tangan Jun yang memegangi ujung dagunya itu terlepas lalu Anna kembali meluruskan kepalanya ke depan. Menurut Anna, membahas sesuatu dengan Jun itu tidak akan pernah bisa membuatmu mendapatkan solusi karena pada akhirnya Jun akan memaksakan kehendak atas pemikirannya yang selalu memudahkan segala sesuatunya. Dengan kata lain, sia-sia saja! Jun selalu akan menang atas dasar kepalanya yang keras itu.
"Sepanjang hidupku, aku memang belum pernah merasa kesulitan soal keuangan. Semuanya sudah ku miliki sedari lahir. Uang dan benda berharga lainnya, aku memiliki semuanya hingga orang yang melihat pasti akan mengira kalau kehidupan yang aku jalani ini sangatlah mudah. seperti yang selalu kau pikirankan juga selama ini, benarkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Worst Contract
RomanceKontrak dan isi perjanjiannya, semuanya berubah mengikuti aturan si gila itu! Isinya sebenarnya tidak ada yang menguntungkan bagi Anna, semuanya bahkan terdengar merugikan baginya. Salah satu point yang paling diingat dan membekas pada ingatan Anna...