Chapter 15 (It's Our Day)
Sekali lagi, hanyalah mainan!
Memangnya siapa dari kalian yang akan merasa senang atau bangga jika ada seorang lelaki mengatakan kalau kalian hanyalah mainannya saja didepan perempuan lain?
Hanyalah mainannya saja, bukan orang asing, bukan kenalan, bukan teman, bukan pacar, apalagi orang yang paling dicintai oleh lelaki itu melainkan mainan yang bisa dimainkan kapapun dia mau, dimanapun lalu dibuang setelah bosan atau ditinggalkan ketika rusak.
Jun menutup pintu kabin (kamar yang sama yang sebelumnya dengan kamar dimana Anna menunggu kedatangan Jun tadi) kemudian Jun sedikit mendorong Anna agar duduk diatas salah satu sofa yang ada disana. Ekspresinya seperti marah saat Jun berdiri didepan Anna dan berkata. "Dengar, kau tidak boleh keluar dari kamar ini tanpa seizinku! Dan jika kau bertemu dengan Nara, jangan pernah mau diajak bicara dengannya dan jang-"
"Aku juga tidak ada niatan untuk bicara dengannya! Bukankah tadi kau sengaja menahanku lebih dulu?" Anna rasa dia tidak mabuk tapi dia merasa berani saat ini. Dan karena dia sedang merasa berani dan tidak mau kehilangan keberaniannya itu, maka Anna melanjutkan. "Kau yang ingin aku bicara dengannya, menjawab pertanyaannya dengan jawaban seperti : Aku disini hanya untuk menebus kesalahanku, melakukan apapun yang Jun inginkan dariku, termasuk seks! Jadi intinya, aku hanyalah pelayan nafsumu saja saat ini makanya aku bisa disini. Begitukan?"
Jun tidak mengerti kenapa mulutnya itu seperti terkunci dan membuatnya diam saja.
Anna tersenyum kini, masih berani menatap Jun yang untungnya diam saja jadi dia menambahkan. "Bukankah dari awal kau ingin mempermalukanku di depan Nara? Kau ingin Nara menertawakanku. Ah, kau juga ingin semua orang menertawakanku bukan? Kau ingin semua orang tahu akan kesalahanku padamu dulu. Kau ingin semua orang tahu kalau aku hanyalah penipu yang sudah mengambil uang 50 juta dollar darimu. Dan sekarang, setelah tujuh tahun berlalu, kau ingin orang-orang tahu kalau aku masih bersalah dan karenanya aku harus menebusnya sekarang. Begitukan?"
Anna rasa air matanya akan keluar sebentar lagi padahal dia tidak ingin menangis saat ini apalagi dihadapan Jun. Jadi dia alihkan tatapannya dari Jun, menarik nafasnya kemudian tiba-tiba saja Jun bergerak dengan cepat mendekatinya, mendorong tubuhnya hingga jatuh merebah diatas sofa kemudian Jun menindihnya. Kedua tangan Anna diangkat ke atas, dipegangi disetiap sisi kepalanya hingga Anna tidak bisa bangun dan leluasa begerak.
Jarak bibir Jun sangat dekat dari bibir Anna hingga gerakan dari mulut Jun setiap kali bicara membuat bibir Anna terasa geli karena selalu saja bersentuhan. "Apa hanya ada semua pemikiran itu yang ada didalam kepalamu?"
Anna menggelengkan kepalanya, "Lepaskan aku!"
"Apa kau akan lari jika aku melepaskanmu?"
Memangnya Anna bisa lari kemana jika saat ini mereka dikelilingi oleh lautan? Kepala Anna sengaja dia tolehkan ke kanan, agar setidaknya bibirnya berhenti bersentuhan dengan bibir Jun. Tapi kemudian kepala Jun ikut menoleh ke arah yang sama dengan yang Anna lakukan sebelumnya. Jun juga masih tetap menjaga jarak dekat yang sama dengan yang sebelumnya. "Kau punya hobi yang cukup aneh! Melarikan diri juga tidak mau menjawab setiap pertanyaan yang orang lain tanyakan untukmu."
Karena hanya akan membuat kepala Anna pegal, jadi Anna kembali meluruskan kembali kepalanya dan benar saja! Jun kembali mengikutinya jadi lain kali Anna tidak perlu melakukan apapun lagi karena percuma saja bukan? Anna sempat melirik satu-satunya jam dinding yang ada di kabin itu. "Sudah hampir pagi! Apa kau benar-benar tidak akan beristirahat?"
Jun tersenyum, merasa lucu karena kesalnya yang sudah teramat dan jika Jun boleh jujur maka dia juga harus mengakui kalau dia sangatlah lelah sekarang ini. Bukan karena lelah bercinta dengan Anna (Jun tidak mau mengatakan seks dengan Anna karena dia pikir kata bercinta lebih punya makna yang berarti) tapi karena pekerjaannya seharian tadi. Pekerjaan yang tidak ada habisnya baginya apalagi ditambah keberadaan Nara yang ternyata ikut berlayar diatas kapalnya ini. Sungguh, Nara itu lebih menyusahkan dari pada apapun menurut Jun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Worst Contract
RomansaKontrak dan isi perjanjiannya, semuanya berubah mengikuti aturan si gila itu! Isinya sebenarnya tidak ada yang menguntungkan bagi Anna, semuanya bahkan terdengar merugikan baginya. Salah satu point yang paling diingat dan membekas pada ingatan Anna...