Chapter 17 (Mainan, selamanya!)
Tujuh tahun lalu, ketika Anna merasa kalau mungkin saja hari itu adalah hari paling buruknya dimana seseorang akan mencelakainya, melecehkannya atau bahkan melakukan hal yang lebih dari pada itu membuat seluruh tenaganya yang sudah dia keluarkan untuk terus melawan seolah hilang dalam sekejap. Dirinya sudah terpojok saat itu, tidak bisa lari kemanapun dan meminta pertolongan dari siapapun.
Lalu bagaikan mimpi setiap perempuan dimana seorang lelaki tampan seketika datang menyelamatkanmu disaat kau membutuhkannya. Kala itu, Jun datang dengan segala pesonanya. Bukan karena ketampanan atau tubuh tegapnya yang atletis dan segala kekayaan yang nantinya baru Anna ketahui. Tapi uluran tangan lelaki itu padanya. Uluran tangan serta tatapan tajam yang menatapnya penuh kekhawatiran saat itu.
Jun datang menghampiri Anna, mengulurkan tangannya dihadapan Anna yang tengah kesulitan. Benar-benar seperti sebuah mimpi yang paling indah!
Kehidupan baru Anna setelah kematian orang tuanya yang semakin lama semakin terasa menyulitkan membuat Anna menjadi sedikit berharap kalau suatu hari Jun adalah lelaki impiannya yang benar-benar datang untuk memberinya kehidupan paling sempurna untuk dirinya ketika itu. Tidak perlu orang lain yang menilai soal kesempurnaan itu, cukup Anna saja yang merasakannya dan mengakui kalau kehidupannya akan menjadi sempurna nantinya.
Tapi seperti kesempurnaan memang bukan untuk Anna. Semuanya menjadi terlalu semu. Kenyataan yang dia hadapi nyatanya tidaklah seindah mimpi-mimpi juga harapannya. Apalagi saat Anna melihat bibinya yang menyebalkan itu beberapa kali bertemu dengan Jun, meminta uang pada Jun tanpa tahu malunya. Dan terus berlanjut begitu hingga mengancam Anna, terus memojokan Anna soal kesalahan dirinya yang telah membuat pamannya itu masuk ke dalam penjara dan Anna jugalah yang harus membebaskan pamannya itu.
Hari-hari yang dilewati Anna terasa semakin berat. Anna yang sudah tidak bisa membayar uang kuliah lagi dan lagi. Adiknya yang masih kecil masih membutuhkan banyak keperluan apalagi pendidikan juga para penagih hutang bibi dan pamannya yang tidak pernah ada habisnya terus saja mendatanginya. Dan terakhir, perlakuan Jun padanya yang membuat Anna merasa semakin tidak enak pada lelaki itu.
Anna memang sempat berpikir Jun adalah pangeran yang dia impikan selama ini yang mungkin saja datang untuk menyelamatkan dirinya (Siapapun pasti akan berpikir begitu). Tapi memangnya siapa diri Park Anna ini? Dia bukanlah seorang tuan putri juga bukan terlahir dari keluarga bangsawan asli seperti kisah Cinderella. Jika disaksikan oleh sudut pandang yang lain, Park Anna mungkin saja menjadi karakter penyihir yang membuat kehidupan pangeran seperti Jun pada akhirnya terluka alih-alih menjadi pasangan dari pangeran itu pada dunia nyata yang sangat brengsek ini.
Karena mimpi, hanyalah sebatas mimpi! Seindah apapun mimpi yang kau miliki, semuanya hanyalah bayangan semu, bukan kenyataan yang harus dihadapi dengan terus berdiri kokoh diatas kedua kaki kalian sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Jadi bangunlah, bangun walau kehidupan yang sekarang dijalani terasa sangatlah menyebalkan.
Anna membuka sepasang matanya, merasa bingung kemudian dia kedipkan dengan gerakan cepat mata bulatnya itu. Tubuhnya yang masih berbaring ini terasa nyaman diatas empuknya ranjang yang sudah lama sekali tidak pernah Anna rasakan. Secercah cahaya seperti mencoba menerobos masuk lewat setiap celah-celah dikamar yang kini tengah Anna tempati. Jadi, Anna sudah bangun dari mimpinya ataukah sebaliknya? Kini dia justru masuk ke dalam mimpi terburuk yang tidak ada akhirnya, lagi?
Kedua tangan besar terasa melingkari perut Anna dari belakang saat ini. Kemudian suara berat Jun semakin menyadarkan Anna kalau dia memang sudah kembali pada mimpi buruknya ini.
"Apa kau merasa sangat nyaman berada di sini makanya kau terus saja tidur seperti kukang?" Tangan-tangan Jun merayap lebih ke atas, menyentuh payudara Anna, mencengkeram bagian tubuh Anna yang bulat kenyal dan lembut itu. Kepala Jun mendekati leher Anna, mengendus diceruknya sambil melanjutkan. "Bukankah selama dua hari disini, hidupmu terasa benar-benar lebih baik?"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Worst Contract
RomanceKontrak dan isi perjanjiannya, semuanya berubah mengikuti aturan si gila itu! Isinya sebenarnya tidak ada yang menguntungkan bagi Anna, semuanya bahkan terdengar merugikan baginya. Salah satu point yang paling diingat dan membekas pada ingatan Anna...