ᵐᵃᵐᵃ ᴴᵃᵒ ⁱᵗᵘ ᵏᵘᵃᵗ

2.3K 240 21
                                    

Mereka bertujuh kini sedang berada di taman bermain.

Yujin dan Ollie sedang bermain ayunan. Sedangkan yang lain bermain petak umpet. Apesnya Gyuvin tertangkap duluan oleh Seungeon yang sedang berjaga.

"Hahaha hyung.. akhirnya aku dapat mengalahkan mu di permainan ini." ucap Seungeon bangga.

Mereka tadi telah main banyak permainan tapi selalu Gyuvin yang menang. Makanya saat ini Seungeon bangga karena telah mengalahkan hyung-nya itu.

"Iya dah iya, sana - sana cari yang lain." kesal Gyuvin.

"Selamat menunggu hyung, aku lama - lamain biar bosen ahahaha" Seungeon pergi.

"Selamat menunggu hyung, aku lama - lamain biar bosen ahahaha" Seungeon pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biadab" Gyuvin pun duduk di salah satu bangku panjang yang ada disana.

Ia memilih yang paling ujung sebelah kanan karena di ujung sebelah kiri ada 2 orang wanita yang dari tadi menatapnya asam.

Gyuvin menghiraukannya, namun telinga tajamnya menangkap sesuatu.

"Shtt.. itukan anak Zhang Hao. Aku dengar orang itu punya banyak anak, dia salah satunya. Kalau dipikir-pikir kemana ya suaminya, pasti sengaja dipakai berkali - kali biar rusak tubuhnya terus ditinggalin deh" bisik salah seorang wanita bertubuh gemuk disana dengan senyum jahat.

Yang dibisiki melirik sekilas ke kanan "iya Nyonya Geum saya juga penasaran. Ingin bertanya tapi takut tak sopan karena saya tidak dekat dengannya. Tapi yang pasti aku rasa si Zhang itu bukan orang polos baik - baik seperti kelihatannya."

"Sudah pasti, kata orang - orang anak-anaknya nakal. Hih.. aku curiga mereka itu berasal dari bangsa jin. Kelakuan mereka sangat menyebalkan." bisik Nyonya Geum lagi.

"Aku heran kenapa Zhang Hao bisa bertahan sama mereka. Walaupun ia masih lebih tinggi dari mereka. Tubuhnya kan kecil nan kurus, aku takut ia sering dilukai secara fisik oleh anak-anaknya. Kalau terjadi apa-apa padanya bisa langsung metong." Nyonya Do tertawa.

Gyuvin yang mendengar semua itu merasa marah, tangannya terkepal kuat.

"Aahhahaha.. benar itu Nyonya Do. Sudah pasti mereka sering melukai Zhang itu, makanya jalang itu tak berani pada mereka bertujuh dan mereka tetap bisa tinggal dengan gratis dirumah itu." tambah Nyonya Geum.

Gyuvin sudah tahan lagi dengan semua tuduhan tak mendasar itu. Ia mengambil sebuah batu dan dilemparnya kearah 2 wanita tadi.

"AAAA... Apa apaan ini?!! Heh kau, kau berani sekali melempar ku. Lihat gaunku jadi kotor sial." marah Nyonya Geum.

"Kau duluan yang memancing amarahku, Nyonya. Kau tak sopan membicarakan seseorang. Kau menuduh orangtuaku yang bukan - bukan sialan." balas Gyuvin.

"Hyungg.." teriak Yunseo. Mereka berenam langsung datang kearah sumber keributan. Padahal permainan masih belum selesai.

Dua wanita tadi langsung segera pergi dengan terburu-buru saat melihat mereka bertujuh sudah berkumpul.

"Ada apa Hyung, kenapa Hyung marah pada mereka?" tanya Yujin.

"Mereka menghina mama." Gyuvin lalu menceritakan semuanya tadi pada mereka. Kentara sekali ia masih terlihat murka.

"Makhluk tak beradab, harusnya kau melempar batu yang lebih besar padanya" ucap Brian.

"Benar, tapi pasti kita akan kena masalah." ucap Yunseo.

"Ya sudahlah, jangan bikin masalah lagi, kita pulang saja. Sudah sore juga." ajak Ricky dan disetujui semuanya.
___________________________________________

"MAKANYA KALAU PUNYA BANYAK ANAK ITU DIJAGA SIALAN, JANGAN DIBIARIN KELAYAPAN. MEREKA SANGAT MENGGANGGU SAYA. DASAR IBLIS - IBLIS BIADAP." maki seorang wanita tua kepada Hao.

Hao yang mendengar makian tak mengenakkan kepada dirinya dan anak-anaknya tersebut hanya menunduk sembari mengucap kata maaf berkali-kali dalam hati.

Ia tak bisa membalas karena memang kelakuan anak-anaknya yang sangat luar biasa.

"KALAU TIDAK BISA MENGURUS ANAK SEBANYAK ITU KENAPA BUAT BANYAK SEKALI. Dimana suamimu? Apa dia sudah tidak peduli padamu dan mencampakkan mu setelah cukup menikmati tubuhmu? Atau jangan - jangan kau seorang jalang yang memberikan tubuhmu kepada pria-pria lapar diluar sana? Heh.. sangat luar biasa sekali kelakuanmu." sembari tertawa sarkas.

"NYONYA.. Jangan asal bicara dan menyimpulkan seperti itu, aku tidak pernah berbuat hal sepert... AGHH.. SAKITT" teriak Hao.

Wanita itu naik pitam hanya karena Hao yang meneriaki namanya, ia langsung menarik rambut halus itu kencang.

"HEHH JALANG, BISA-BISANYA KAU BERTERIAK PADAKU. LAGIPULA APA YANG AKU UCAPKAN ITU BENAR KAN, TIDAK USAH MALU UNTUK MENGAKUINYA SIALAN. KAU ITU SELAYAKNYA..." belum selesai wanita itu berucap anak - anaknya datang.

"HEII WANITA TUA.. APA YANG KAU LAKUKAN PADA MAMAKU" teriak Ollie.

Yujin langsung menggigit tangan kiri wanita itu kencang.

"Nak.. jangan.." Hao ingin menahan anak bungsunya itu tapi tak bisa.

"AGHH DASAR IBLIS, SAKIT SEKALI TANGANKU. AGHH KELUARGA KALIAN MEMANG ANEH. Dan apa tadi? Mama? Kau pria atau wanita hey.. Kau mengajari anakmu itu untuk memanggil dirimu dengan sebutan Mama yang jelas-jelas itu diperuntukkan untuk seorang wanita. " wanita itu kembali tertawa sarkas.

"Anda jangan menghina orang tua saya, anda tidak tahu apa - apa tentang dirinya dan kami. Jadi jangan menyimpulkan sembarangan dengan mulut kotor itu. Pergi sekarang juga atau kami akan melakukan hal diluar batas." Bisik Gyuvin diakhir sembari menodongkan tatapan tajam dan mematikan untuk wanita itu.

Suasana seketika mencekam, itulah yang dirasakan wanita itu. Ia merasakan aura gelap dan tak enak yang didominasi oleh anak-anak yang ia sebut iblis itu. Mereka bertujuh menatap wanita itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Wanita itu pun pergi dengan badan gemetar sembari berlari.

Entahlah, Hao juga merasakan hal yang sama. Sadar akan hal itu ia pun berusaha meredakan suasana itu. "Hei.." sendunya lembut.

Keempat belas mata itu pun melihat kearahnya. Mata yang menyorot tajam penuh amarah tadi pun berubah menjadi anak kucing.

"Maafkan kami" sesal Gyuvin.

"Itu wanita tadi." bisik Ollie pada yang lain.

Hao tersenyum, mengelus surai mereka dan bertanya "Kalian berbuat apa? Kenapa wanita tadi marah sekali?"

Gyuvin pun menceritakan lagi hal yang terjadi di taman bermain tadi. Tak ada cerita yang ia tutupi. Semua ia ceritakan, tak ada yang dilebihkan & tak ada yang dikurangi.

Hao sontak kaget, memang sudah biasa ia melihat beberapa orang sering menatapnya jijik. Tapi ia tak pernah tahu, orang orang justru membicarakannya terlalu dalam dan jahat. Ia bukan jalang. Anak - anaknya bukan iblis ataupun anak jin.

"Hmm begitu ya" Hao tersenyum tipis meskipun hatinya kini menahan sakit. Matanya semakin sendu.

Mereka bertujuh tahu, sangat - sangat tahu jika sekarang Hao sedang bersedih. Matanya menjelaskan semua.

Tiba - tiba sebuah pelukan erat Hao dapatkan dari Ollie disusul saudaranya yang lain.

"Mama jangan sedih, mama punya kami. Kami sayang sama mama." ucap Ollie sembari mendongak kearah Hao.

"Hum hum." angguk mereka.

"Apa kita pindah aja, ma? Biar mama tidak dengar lagi gosip miring itu." ucap Brian.

"Mama tidak punya uang sebanyak itu, sayang." Tatapan sendu tadi kini berubah jadi cerah.

"Tak apa, selagi mama masih punya kalian. Mama tidak akan sedih, mama tidak akan kenapa-napa. Kalian harapan mama. Jadi tetap bersama mama, hmm?" Hao memeluk mereka erat.

"TENTU SAJAA. Kami akan selalu menjadi anak - anak Hao." jawab mereka serentak.

TBC

MAMA HAO | BOYS PLANET or ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang